Saturday, March 31, 2012

Beberapa Kaedah Dariku

oleh Hasan Al-Jaizy

Beberapa kaedah dariku:

[1] Mencegah perbuatan yang dianggap keji tidak dengan cara yang keji; terlebih yang dicegah adalah pemimpin.

[2] Menolong saudara agar tidak berbuat zalim tidak dengan cara yang zalim; terlebih yang ditolong adalah pemimpin.

[3] Posisi atas dan bawah itu berbeda, sebagaimana posisi ayah dan anak jua.

[4] Junjungan kita Nabi Muhammad tidak meminta siapapun untuk berteriak di depan pemimpin jika terdapat kesalahan padanya.

[5] Meralat kezaliman dengan kezaliman adalah kezaliman. Menumpas kemunkaran dengan kema'rufan adalah kema'rufan.


Risalah dari 'Mereka'

oleh Hasan Al-Jaizy

Jikalau kami dahulukan perasaan dan emosi di depan akal fikiran dan pemahaman Sunnah Ilahiyyah, tentu kami akan berteriak menentang harga dan mengaibi apa yang kami yakini itu kezaliman.

Pasalnya, hidup kami juga penuh cobaan finansial. Kami sekeluarga juga sedang dalam goncangan. Dan itu juga kami yakini terjadi pada banyak orang. Sementara kami ingin sekolah, kuliah, belajar dan menjadi 'orang'. Bahkan ketika pergi ke sekolah dan kampus pun kami membawa uang pas-pasan. 

Ketika kami membuka usaha berdagang di pasar, menjual sesuatu yang baru, maka datanglah satu per satu orang lain meniru dan menyaingi. Betapa sakitnya!


Jika kami dahulukan perasaan dan emosi, maka kami sudah sibuk mencaci.

Ketika kami melihat kalian, duhai anak-anak, berteriak di jalan atas nama kami, kami sungguh tak rela. Apakah kalian sebenarnya merasakan sulitnya hidup kami? Apakah kalian memiliki pekerjaan atau masih belajar?

Jika kami dahulukan perasaan dan emosi, maka kami sudah sibuk mencaci.

[Risalah dari 'Mereka']


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/357422824299109

Yang Terujar Bisu di Hati

oleh Hasan Al-Jaizy

Aku berharap, 
bermimpi 
dan bercita 
dipertemukan dengan orang baik, 
maka hendaknya kumulai 
pada diriku 
tuk menjadi baik.

Aku berdoa, 
merajuk 
dan meminta sangat 
pada Sang Rahman 
tuk dimudahkan urusan-urusan, 
maka kuusahakan 
permudah urusanku 
dan urusan orang.

Jika memang semua itu sebisu dan sesepi bisikan hati, aku yakin Sang Rahman mendengar yang terujar bisu di hati.

http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/357451334296258

Langit Bak Raksasa 2

oleh Hasan Al-Jaizy

Lalu di siang tengahnya
telanjang ia tak berbusana
kapas-kapas raib ditelan udara
Matahari semakin tunjukkan tusukan teriknya

Kami tak bersimpuh tersujud untuk langit
tiada pula untuk awan atau matahari menerik
Namun segalanya kami sembahkan untuk 
yang jadikan mereka ada
yang mereka tiada tanpa kehendak-Nya 
yang jiwa kami, awal dan akhir kami berada dalam genggaman takdir-Nya 

Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Ta'ala

http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/357522067622518

Langit Bak Raksasa 1

oleh Hasan Al-Jaizy

Langit Bak Raksasa

Langit ibarat raksasa
dengan kapas-kapas putih tutupi sebagian tubuhnya
kapas-kapas pun ibarat baju tercamping di tengah hari
namun ia bagai selimut di mendung hari

Kapas-kapas itu seakan diperas
guyurkan bumi...di kelam hari
Aku bertanya pada hujan, mengapa mereka turunkanmu?
Hujan menjawab: "Aku adalah tangisan awan
Aku adalah untuk kalian sebagai rahmat
Aku adalah untuk kalian sebagai laknat
Aku adalah bala tentara-Nya"





http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/357522067622518

Friday, March 30, 2012

Di atas langit ada langit...di kolong langit ada KAMU

oleh Hasan Al-Jaizy

Di atas langit ada langit...di kolong langit ada KAMU

[1] Merupakan hak seorang bawahan atas atasan/pemimpin nya untuk MENDENGARKAN aspirasi bawahan, selama itu ditujukan membangun, bukan menggulingkan atau menghancurkan.

[2] Merupakan hak seorang atasan/pemimpin atas bawahannya untuk DIHORMATI meskipun ia bukanlah orang 'relatif' tidak baik.

[3] “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar Ra’du [13] : 11)

[4] Orang yang menginginkan dunia berubah namun ia sendirinya tak berubah adalah ubahnya orang yang inginkan guru-guru menjadi pintar sementara ia sendiri enggan belajar.

http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/356923114349080

Laksana Raja-raja Mulia

oleh Hasan Al-Jaizy

Pria-pria yang berjalan keluar area Masjid bersamaan selepas Jum'atan, di masjid manapun itu, jikalau ku melihat mereka, laksana raja-raja mulia. Seakan di tiap kepala mereka bermahkota. 

Siapapun mereka, selama Islam nya, dari manapun, di mana pun, bagaimanapun...

Ingat ketika sang khatib berdoa 'Allahummaghfir lil muslimiina wal mu'minaat wal mu'miniina wal mu'minaat al-ahyaa'u minhum wal amwaat'...lalu diaminkan oleh hadirin. Jika dalam satu kota ada 5000 hadirin mengamini doa ini, maka...

Tidak heran ku merasa seakan mereka keluar masjid dalam keadaan sungguh suci dan mulia. Yaitu: kaum muslimin

http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/357020454339346

Akan Binasa!

oleh Hasan Al-Jaizy


كُلُّ نَفْسٍۢ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." [Q.S. Ali-Imran: 185]


Syaikh As-Sa'di -rahimahullah- menjelaskan:

"Ayat ini mendorong untuk ber-zuhud di dunia karena fananya, tiada terkekalkan. Kehidupan dunia adalah kesenangan yang memperdaya, dengan keindahannya ia menggoda, dengan perdayanya ia menipu, setelah itu ia akan beralih, manusia yang ada di sana juga kan beralih menuju negeri yang kekal. Di sanalah semua jiwa mendapat balasan sempurna atas semua amal yang dilakukan di dunia, BAIK ataupun BURUK."

[Taisiirul Kariim Ar-Rahmaan, h.159]


Dalam sebuah kajiannya, Syaikh Muhammad ibn Muhammad Al-Mukhtaar Asy-Syinqithy pernah berkata:

"Sebaik-baik amal yang layak kau lakukan untuk ORANG TUA mu yang telah wafat adalah DOA. Yakni, doa agar mereka dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Karena tiada yang lebih beruntung selain keduanya."

Lalu beliau berdalil dengan ayat di atas.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/357048104336581

Dua Cerita Perihal Shalat Jama'ah

oleh Hasan Al-Jaizy

[1] 

Tahun 2003 atau 2004, saya bersama teman sekelas [Ust Hanas Nahiful Jismi] setiap Kamis siang-sore mengajar ngaji anak-anak desa kaki gunung Merbabu yang jaraknya sekitar 8 kilo menanjak dari Pesantren. Selesai mengajar, kami terkadang pulang sebelum maghrib. 

Suatu ketika, kami berjalan di sebuah desa yang memiliki jalanan mobil dan angkutan umum desa juga ada. Mendengar suara adzan Maghrib dari sebuah mushalla, kami pun sempatkan singgah tuk tunaikan kewajiban. Setelah berwudhu, kami masuk dan tak temukan siapapun kecuali 1 orang, mbah-mbah sudah tua sekali. Ia selawatan sendiri dan tak ada selain kita bertiga. Padahal itu bukan di tengah hutan.

Kami pun shalat berjamaah. Beliau menjadi imam. Selepas shalat dan dzikir, saya bujuk Ust Hanas tuk menanyakan sebab sepinya mushalla karena saya tidak mampu berbahasa Jawa halus...dan kasar jua.

Ternyata beliau sehari-hari memang ADZAN SENDIRI, IQAMAT SENDIRI, SHALAT SENDIRI di mushalla tersebut. Hal itu rutin dilakukannya tiap hari. Dan mushalla tersebut akan seperti gereja di hari selain Ahad, sepi tak bermanusia jikalau beliau tak menghidupkannya.
Miris hati mengingat ini...


[2] 

Ada pula di kampung Mbah saya yang Jawa, seorang kakek2 tua sekali yang dipanggil 'Mbah Idris'. Suaranya sangat buruk, mengundang tawa, bongkok, jalannya tidak lancar memakai tongkat dan selalu memakai itu-itu saja. Namun 5 waktu selalu hadir di masjid sebelum adzan, meski ia harus berjalan jauh.

Semoga Allah memberikan maghfirah dan derajat di surga kelak baginya.



http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/357064124334979

Ingin Bersatu? Tunaikan Jama'ah Dulu!

oleh Hasan Al-Jaizy

Pernah shalat berjama'ah? Alhamdulillah. Now, apa yang Anda rasakan ketika keluar pintu masjid selepas shalat? Adakah rasa lega, tentram, ingin beramal baik kemudian dan semacamnya? Jika ada, kabar gembira untuk Anda, karena itu adalah salah satu tanda Anda telah beramal salih. Jika tidak ada dan sama saja, coba dicek hatinya ikhlas atau tidak ketika ingin berjamaah.

Pernah shalat fardhu sendirian tanpa alasan? Alhamdulillah ala kulli hal. Rasanya gimana? Beda, toh? Shalat wajib sendirian, kesepian, belum lagi godaan dan bisikan. Serigala kerubungi domba yang single, bukan?


Sebelum berbicara tentang persatuan umat, kita berfikir cermat...pada diri kita sendiri. Bagaimana mungkin kita obral kata persatuan, sementara ketika ada kumandang 'Hayya alas solaaaah', kita tak menjawab dan tak ikut serta. Kumandang adzan adalah seruan persatuan, bukan?

Logikanya: Anda meminta umat bersatu dan tidak berpecah belah. Tapi ketika Anda dipanggil dan diseru untuk bersatu, ternyata Anda tidak mau. 

Malah memilih berpencar. Baiklah, shalat berjama'ah itu menurut madzhab Syafi'i bukan wajib ainy; meskipun ada kandungan persatuan di dalamnya. Tapi...

Apa ga pengen kita bersatu dengan umat Islam 5 kali sehari?
Apa ga pengen masuk surga bareng2 umat Islam melalui jama'ah?
Apa ga pengen melihat persatuan 5 kali sehari tanpa pandang perbedaan?
Apa ga pengen persaudaraan semakin erat dengan barisan?
Apa ga pengen nanti di akhirat kita melihat saudara kita lalu mengingat ia adalah orang yang paling sering berpapasan atau bersebelahan ketika shalat di masjid?

Apa ga pengen dapat keutamaan peninggian derajat 25-27? 

Ingin Bersatu? Tunaikan Jama'ah Dulu...


 Ingin Bersatu? Tunaikan Jama'ah Dulu...

Coba deh liat kakek-kakek rajin sekali shalat Jama'ah. Mereka seperti itu karena terbiasa sejak muda.
Apa ga pengen nanti di masa tua kaki tidak terasa berat menuju masjid?

Coba liat deh beberapa pedagang di pasar atau jalanan beberapa sempatkan waktu menuju masjid tuk berjama'ah.
Apa ga malu, pendidikan tinggi dan punya penghasilan tapi kaki rasanya berat ke masjid?

Sebenarnya bukan kaki yang berat, namun HATI. Hati yang berat akan jadikan segalanya berat. Nah, mari yuk dicek lagi hati nya.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/357064124334979

Agar Anak Membaca dan Menyukai Buku

oleh Hasan Al-Jaizy

Kalau ada orang tua [entah ayah atau ibu] yang ingin anaknya senang membaca buku, ada tips berdasarkan realitas di keluarga ana:

1. Sang ayah layaknya sering membaca buku. Maka sang anak akan melihat dan meniru. Agak lucu jika anak disuruh mencintai buku namun sang ayah justru tak suka membaca buku.

2. Belikan dan berikan wahana dan sarana. Yakni, jangan berpelit ria membelikan anak buku yang co

cok dan disukainya. Jika ingin, jadikan buku sebagai hadiah saat sang anak telah berbuat sesuatu yang baik.

3. Jangan terlalu ketat dalam mengatur anak membaca. Seperti, mengharuskan anak membaca di tempat tertentu dengan posisi yang wajib. Berikan ia kebebasan memilih posisi dan suasana yang disukai.

4. Tanggapi pertanyaan anak ketika menyanyakan perihal kata/kalimat tak terfahami. Usahakan untuk tidak pernah mengabaikan meski satu pertanyaan; karena kadang itu bisa mengecewakan ia.

5. Jika ingin membangun jiwa kritis, setelah anak membaca, tanyakan dengan halus: 'Coba tadi kisah apa yang kamu baca?' atau 'Kira-kira si Abu Jahal itu jahat atau tidak?' Jika si anak menjawab ngawur, diluruskan saja.





Point2 di atas sekedar hasil pengamatan berdasarkan realitas environment pribadi, cerita keluarga orang dan juga kajian dari seorang ulama perihal membaca buku dan membangunkan syahwatnya pada anak-anak.





Tapi, yang paling vital [menurut hemat/irit/tak-mubadzir nya ana] adalah point pertama, yaitu faktor dari sikap/tingkah/kelakuan dan perbuatan orang tua itu sendiri. 

Dan point pertama tersebut, frame atau kerangkanya juga bisa kita terapkan pada hal2 lain, misalnya:

1. Shalat berjama'ah. Jika ingin anaknya kelak rajin shalat di masjid, maka si bapak harus mencontohkan sejak kecil.

2. Tidak tidur pagi. 

3. Berbicara yang baik2. dan seterusnya





Thursday, March 29, 2012

Gejala-gejala Terpelajari

oleh Hasan Al-Jaizy

Ketika orang mempunyai rupa yang 'lumayan' lalu dipajang fotonya sekali, ia lebih berpotensi dicap 'Narsis' oleh manusia dibanding orang yang punya rupa biasa atau [maaf] kurang atau bahkan tidak punya rupa sama sekali. 

Bahkan, jikalau pemilik muka biasa memasang 20 foto sekalipun, tudingan 'Ih, Narsis banget loe' lebih sering terarah pada 1 foto berwajah 'lumayan'. 

Terlepas dari perbincangan fitnah, syubhat, fatwa, dan hukum, ingin sekali saya tahu opini manusia mengenai alasan MENGAPA begitu?


Juga, ingin tahu:

Apa sih definisi atau arti dari Narcissism [Narsis] bagi orang2 Indonesia, terutama kalangan muda di kota2 besar seperti Jakarta?

Apakah satu orang bisa disebut narsis [biasanya ditambah kata 'banget] ketika ia mengupload 1-2 foto wajah atau ada batasannya?

Atau, ketika seseorang memoto buku-buku tebal miliknya, atau tato di dasar kaki, atau tindikan di jenggot, apakah bisa dikatakan 'narsis'?

Bagaimana?


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/356426621065396

Tips Hadapi Kenaikan BBM

oleh Hasan Al-Jaizy

Banyak kok tips untuk menghadapi kenaikan harga BBM:

1. Bismillah, tawakkal, Rizqi Allah yang ngatur.
2. Perkuat iman, bukan malah sibuk perkuat pasukan.
3. Tetap istiqomah dan meniti jalan yang baik.
4. Lebih sering tadabbur ayat dan juga hadits. Plus timba lagi ilmu.

Keempat di atas tips untuk hati. Karena hati yang menjadi amir bagi jasad. 
Kalo hatinya kotor, ya kelakuan jasad juga kotor, seperti buang sampah di jalanan, membakar ban, teriak2, dsb.
Kalo hatinya bersih, yang pertama difikirkan ya perihal Rububiyyah [yakni: Allah], takdirnya sembari 'ngaca'.

Masih banyak tips 'sehat' yang mungkin bisa teman2 tambahkan.


Jadi:

Jika BBM naik, ya kualitas hidupmu dinaikkan lagi
Jika harga2 naik, ya pendapatannya diusahakan naik lagi
Jika tarif2 naik, ya cari ide gimana supaya bisa menetralisir keadaan, beli sepeda misalnya, atau alternatif lain.

Jadi, jangan:

Jika BBM naik, emosi naik
Jika harga2 naik, langsung naik ke atas mobil sambil teriak 
Jika tarif2 naik, naik pitam, berusaha melawan, menentang, 'berkontribusi' dalam membuat kemacetan.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/356500707724654

Wednesday, March 28, 2012

Ya Allah, Ya Rabbana

oleh Hasan Al-Jaizy

Pergiku ke hutan, saksikan sungai, hewan dan tumbuhan. Aku dan mereka semua adalah ciptaan. Ya, Rabb, ingin sekali ku dengar dan fahami bahasa mereka. Betapa indah ciptaan-Mu dan betapa agungnya Engkau...yang kemudian ilhamkan padaku bahasa-bahasa alam, bukan bahasa insani, namun sedianya makna dari bahasa-bahasa itu ku fahami.

Angin yang bergulir gelandangan...adalah isyarat dari-Mu...ayat kauni
yyah-Mu
Juga kicauan ratusan burung di ketinggian pohon, tiada daya ku capainya
Juga embun-embun bertaburan semenjak masa Engkau turun ke langit bumi
Juga rasa dingin yang menyeruak jasad ini ditampar angin pagi

Ya Rabb, Kau ciptakan segala ini bukanlah main-main dan sia-sia
Ya Rabb, Kau tuangkan air hujan berupa tetesan adalah bukti kasih-Mu
Ya Rabb, Kau hadirkan mentari bagi kami...Kau ciptakan senyum dan canda tawa iringi perjalanan anak-anak menuju sekolah
Sungguh, tiada Kau ciptakan ini semua tanpa ukuran atau sekedar sia
Maha Suci Engkau...Maha Besar Engkau
Kami telah berbuat zalim
Mohon sungguh ampunan-Mu ... Ampunilah kami, kaum muslimiin
Jauhkanlah kami dari adzab-Mu, dunia...terlebih di akhirat
Ya Allah, Ya Rabbana





http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/355711147803610



Dulu...

oleh Hasan Al-Jaizy

Dulu, membangun Yayasan Pendidikan untuk meninggikan Sunnah adalah mimpi yang indah. Syukurlah sekarang terwujud banyak. Semoga tidak terpecah belah; terlepas dari 'mereka' yang mengharaman yayasan. Konservatif dan minoritas bukan patokan yang mentang-mentang...

Dulu, mempunyai radio untuk kajian Sunnah demi tandingi radio-radio busuk dan tawarkan hausnya muslimiin akan ilmu yang benar adalah mim
pi yang indah. Syukurlah sekarang terwujud. Dulu adalah ridiculous membayangkan sebuah radio bisa mengumpulkan ratusan ribu manusia di Masjid Istiqlal dan mendatangkan seorang 'Habib' dari Arab. Namun ternyata itu kenyataan! Terlepas dari 'mereka' yang mengharamkan radio seperti ini. Konservatif dan minoritas bukan patokan yang mentang-mentang...

Dulu, menciptakan channel TV untuk tegakkan Al-Qur'an dan Sunnah di tengah masyarakat secara umum adalah kemustahilan. Namun, kini tanda-tanda kebangkitan sudah zahir. Insya Allah akan ada, cepat atau lambat. Akan ada channel2 yang ratusan kali lebih berfaidah dari sekedar berita2 dan wacana2 atau diskusi2 yang disuguhkan TV Pertama itu. Tapi, jangan heran jika nanti 'mereka' semakin mencibir.










Karena itulah tugas si 'mereka'...prinsipnya: "Kami adalah Sunnah...dan Sunnah adalah kami. Siapapun yang menyelisih kami, maka dia menyelisihi Sunnah."

Bergincu iri dan lisan bertindik cemburu...sampai kapan si 'mereka' seperti itu?

Konservatif dan minoritas bukan patokan yang mentang-mentang.
So, jangan mentang2 konservatif, lalu merasa tidak ada yang pure/murni kecuali diri sendiri atau kelompoknya.
So, jangan mentang2 minoritas di tengah ideologi konservatif, lalu merasa 'ghurobaa' dan meng-gharib-kan diri.

Hidup di dunia toh berada di 'tempat' dan 'zaman'. Cocokkan pula dengan 'tempat' dan 'zaman'.

Untuk pemuda dan mahasiswa

oleh Hasan Al-Jaizy

Untuk pemuda dan mahasiswa

Tanam kembali semangat agama selagi menimba ilmu sebagai bekal masa depan diri dan masyarakat. Bidang seperti Politik, Militer, Agrikultur, Kultur, Perminyakan, Pertambangan dan lainnya adalah keharusan yang terbeban di pundak anak bangsa. Dan harus pula diimbangi dengan keimanan. Sementara iman takkan tegak selama bukan kalimat ini pondasinya: [لا إله إلا الله]

Yakni, tauhid tertegakkan di diri sendiri hingga kuat tertancap tak tergoyah. Masa Depan adalah beban pemuda. Jika tingkah pemuda kini meresahkan, maka masa depan adalah resah berkepanjangan. Karena yang menggantikan bapak-bapak kita adalah generasi berikutnya. Jika bapak-bapak kita berlaku tak adil, zalim, tak ilmiah dan salah, jangan berlaku serupa dan jangan menggali lubang kesalahan yang lebih besar!

Pemuda adalah tonggak masyarakat jika ia kuat. Namun adalah sumber sengsara jika ia bodoh dan anarkis. Maka, tekunilah bidang yang tergeluti. Selama ia masih muda, kesalahan dan kebodohan masih besar peluang tuk disembuhkan. Selama masih 'siswa', belajar dan experience adalah yang paling diutamakan. Jika muda dan siswa sudah melampaui batas, tak heran kala tua ia terbiasa melampaui batas dan zalim.

http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/355820041126054

Risalah Pendek untuk Pemuda dan Mahasiswa

oleh Hasan Al-Jaizy

Umat Islam...Bangsa Indonesia Membutuhkan Kalian
[Risalah Pendek untuk Pemuda dan Mahasiswa]

"Kekuatan kapitalis menancapkan kuku kekuasaannya dan monopolinya terhadap banyak negara, lantas membatasi kemerdekaan bangsa kita melalui:
--> Hutang/Pinjaman
--> Bank Ribawy 
--> Perjanjian EKONOMI [Mu'ahadah Iqtishadiyyah atau Economical Agreement]
--> Pengiriman tenaga ahli, pakar SENI, MILITER, PERTANIAN, ADMINISTRASI, PERMINYAKAN, dan lain2.

Kapitalis melarang [berusaha mencegah, red] bangsa kita menikmati hasil kekayaan negeri sendiri [yakni dengan leluasa]."

[Abu Abdurrahman Shalih Al-Yafi'i dalam bukunya, Mukjizat Terkini Pasca Serangan 11 September, hal 104]

http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/355820041126054

Suatu Kemajuan Maha Sontoloyo

oleh Hasan Al-Jaizy

Era 90-an, pelajar-pelajar sekolah [SISWA] di Jakarta kadang tawuran di jalanan. Lempar batu dan apa saja yang ketemu. Jalanan macet, orang2 ketakutan dan penyebab tawuran kadang sekedar hal yang geje. Syukurlah sekarang siswa sekolah sudah tak se'jagoan' dulu.

Berganti era, kini pelajar-pelajar kampus [MAHASISWA] di Jakarta, atau kota besar lainnya [high rate for Makassar] sebagian senang sekali
 demo. Ada kenaikan, demo...ada kasus, demo. Mereka menjadi penerus perjuangan pelajar2 sekolah era 90, dengan teriak emosi, membakar ban, hancurkan tanaman, menimpuk polisi dan bikin orang ketakutan.

Ini adalah suatu kemajuan bagi dunia kesiswaan. Jadi, semakin menyandang gelar 'maha', semakin sontoloyo punya.





Tuesday, March 27, 2012

Mereka Tidak Mendengarmu

oleh Hasan Al-Jaizy

Saya mengerti dan berusaha memahami perasaan kawan-kawan mahasiswa yang berdemo dan berunjuk rasa atas nama Anti-Kenaikan BBM. Tapi, apakah kawan-kawan mengerti dan berusaha memahami perasaan saya yang sebenarnya sedih dan benci melihat kawan-kawan berkerumun seperti itu di tengah jalan!?

Saya juga bagian dari rakyat, kawan-kawan. Kalau mau dibilang kecil, saya juga rakyat kecil, bahkan mungkin l

ebih kecil dari kalian. Disuruh bayar biaya kuliah pun, saya sangat tidak mampu. Tiap hari bergelut di dunia angkutan umum dan saksikan kesengsaraan manusia di jalanan, tak jadikan jasad dan hati ini tergerak berdemo ke jalanan.

Kalian toh juga penerus mereka...penerus orang-orang yang kalian demo. Berbuat serupa pada siapapun, maka siapapun kelak akan berbuat serupa padamu. Nanti ketika kalian menjabat dan meninggi, akan terjadi hal serupa padamu. Junior-juniormu akan menggugat keputusanmu di jalanan. Sebagai calon / penerus, apakah kalian terus-menerus ingin menjadi generasi 'turun-jalan-teriak-terkepal-genggaman' sementara solusi yang lebih sehat ala mahasiswa bijak masih bisa dicari.





Apakah mereka dengar teriakanmu? 
Apakah mereka ijabkan protesmu?
Apakah mereka takuti kepalan tanganmu?
Ataukah semuanya adalah belaka bernilai debu?

Sebagai the-nex-generation, kita persiapkan dari sekarang untuk menjadi the-next-big-thing. Dan itu tidak dengan cara gerakan fisik yang sebabkan kemacetan lalu lintas dan sumbatan fikiran. Jalanan membuat kita esmosi...semakin esmosi, semakin menjadi-jadi. Yang akhirnya, justru berubahlah alur hati...yang tadinya ingin memberi aspirasi....eeeh, malah jadi ingin dilihat, dianggap, dipandang bahwa....

"Aku adalah mahasiswa yang punya suara"
"Aku adalah pembela rakyat kecil"
"Aku berdiri di sini demi kalian"

No, suara mahasiswa yang emosional tak dianggap
No, rakyat kecil juga merasakan kemacetan akibat kalian
No, kami di sini justru jadi esmosi melihat kalian

mengatasnamakan rakyat kecil...semua nya mengatasnamakan rakyat kecil...mengaku pembela...benarkah itu? Ask your heart!





Hidup Itu Pilihan???

oleh Hasan Al-Jaizy

Kalimat 'Hidup adalah pilihan' itu kurang.

Sebagai ganti, jika mau dilekatkan dengan pemahaman postingan Ustadz Petunjuk Berfikir, kita tawarkan kalimat ini:

"Jalan Hidup adalah pilihan"

==============================

Sebelum kita berada [hidup], sebenarnya kita semua mati. Seperti petikan ayat ini :

""Bagaimana mungkin kalian mengingkari wujud Allah sedangkan SEBELUM ini kalian MATI lalu Dia mengHIDUPkan kalian kemudian kembali Dia akan meMATIkan kalian, lalu kalian akan dKEMBALIkan kepada-Nya."" [Q.S. Al-Baqarah: 28]

3 Fase: 
--> 1. Mati [non-exist; tapi sudah exist dalam takdir]
--> 2. Hidup [exist; dan ini bukan pilihan kita sama sekali]
--> 3. Mati [non-exist]
--> 4. Hidup [exist; dibangkitkan kembali]

Dan keempat fase di atas sama sekali bukan pilihan.

Pilihan itu hanya ada dalam apa yang terkandung di FASE 2. Jalan kehidupan. It's your choice.