Monday, December 31, 2012

Malang Minggu + Malang Tahun Babu


oleh Hasan Al-Jaizy


Malam Minggu, Malam Pak Lentin dan Malam Tahun Baru adalah MOMEN yang PAS untuk orang-orang ini:

1. Orang Kafir
2. Orang Gila ga tau agama
3. Pelacur
4. Pezina
5. Germo dengan bisnisnya
6. Ahli Maksiat

Jika Anda berhasrat untuk menjadi satu dari mereka, atau menggabungkan kesemuanya dalam diri, nanti malam adalah kesempatan buat Anda. Jangan sampai terlewatkan!

Tapi jika Anda ingin berusaha menjadi orang shalih, mari yuk tidak merayakannya. Jam 12 baiknya kita terlelap atau baca buku, atau shalat malam dan baca Al-Qur'an.

Di saat para pelacur itu sedang berzina, jangan kita rayakan ya.
Di saat keledai-keledai bernyanyi dengan terompetnya, kita jangan ikutan ya.
Di saat setan-setan ngakak kegirangan dihujani kembang api, kita jangan malah ikut menonton ya.

Masak kita menentang perayaan Tahun Babu, tetapi diam-diam kita menikmati kembang apinya.

Semoga nanti malam hujan lebat. Lebat sekali; sebagai rahmat Allah agar hambanya tidak bermaksiat dan insaf. Aamiin.

Bisnis Kuburan Keramat


oleh Hasan Al-Jaizy

Setengah kilo dari rumah saya, ada kuburan keramat. Dikunjungi banyak dari rakyat. Terutama Hari Jum'at. Ramenya melalat. Campur baur laki perempuan = ikhtilat. Mereka memang tidak takut kualat. 

Bisnis paling menguntungkan saat ini adalah 'Bisnis Kuburan Keramat'. Awalnya kuburan biasa, tidak mengeluarkan duit, berlumut, becek pas hujan, pecah-pecah pas kemarau dan tiada istimewa. Lalu, diklaim kuburan ini adalah kuburan seorang wali!

Ciyus, kalau kuburan wali, miyabi?

"Kalau itu kuburan wali, maka kuburan itu penuh karomah. Karomah berarti kemuliaan. Kemuliaan dari Allah. Karomah di-Melayu-kan menjadi Keramat," terang Suyuthi dari atas pohon.

Boneng juga si Suyuthi itu, gan. Kenapa dibilang keramat? Karena berasal dari karomah, yaitu kemuliaan. Nah, kemuliaan yang dimaksud bisa 2 arti:

Membangkitkan Kuburan Keramat

oleh Hasan Al-Jaizy

"Gus, waktu ente mondok dulu, kitab pikihnye pake apaan?" tanya saya di kelas pada seorang Gus-gus, teman dekat saya di kampus. Ia adalah lulusan pondok NU alias perguruan hijau. 

"Dulu, ane pake kitab Fathul Mu'in kalau di majelis. Tapi di kelas pake Fathul Qorib," jawabnya.

"Oh, gitu ya, Gus!? Bisa dua gitu, ya? Kenapa Fathul Mu'in ga dimasukkan jadi kurikulum sekolah aja?" tanya saya selanjutnya.

"Yo, ga cukup lah, San. Kan lebih tebal. Nanti ya ga habis buat sekian semester."

"Oh, ngerti lah ane. Jadi, kalo di majelis [pengajian pondok], pake Fathul Mu'in karena memang lebih luas dan ga terkait sama silabus resmi ya!?" Saya mengangguk-angguk.

Gus pun berkata, "Dulu tuh ya, waktu ane jadi santri, ane ngeliat ustadz ane ngejelasin Fathul Mu'in kagum buanget. Lancar banget ngejelasin."

"Ciyus?"

Mengingat Kuburan Keramat


oleh Hasan Al-Jaizy

Sabtu sore. Turun dari kereta ekonomi. Lalu turun tangga peron. Stasiun Pasar Minggu Baru. Saya melihat seekor kucing. Kaki belakang sebelah kanannya buntung. Iba. Lebih mengiba dari pengemis jalanan atau orang sesat.

Sebelum Jum'atan Jum'at kemarin, saya sempatkan diri melewati kuburan keramat dan masjid besar di sampingnya. Di kedai depan masjid, beberapa nenek-nenek sudah nongkrong. Berikut cucu-cucu mereka. Apa yang akan mereka lakukan?

Game Online! Bukan. Melainkan sekadar permainan tangan. Maksudnya? Maksudnya, kau akan menyaksikan kala Jum'atan mereka mulai menebar pesona dan aura kemiskinan. Memasang muka memelas kasih. Memamerkan perut tangan mengemis asih. 

Sunday, December 30, 2012

Kakek-kakek

oleh Hasan Al-Jaizy


Selain -karena kurang kerjaan- saya suka mengamati kali, dedaunan, tingkah hewan dan lagak emak-emak, saya juga suka mencuri kesempatan untuk mengintip kakek-kakek. 

Kakek saya sudah wafat, baik dari pihak ayah maupun ibu. Kalau kata syair, 'bukanlah pemuda adalah yang katakan "inilah babeh ane", tetapi pemuda adalah yang katakan "inilah ane!"'. Tapi tidak ada cela kita hikayatkan siapa bapak-bapak kita; terutama jika ada ibrah dan pelajarannya.

Kakek saya bernama Jaiz. Dikenal dengan sebutan Mbah Jaiz. Merupakan tokoh besar dan imam masjid di kampungnya. Beliau adalah seorang pendekar. Tahun 2001, beliau pergi meninggalkan kehidupan dunia, yang merupakan sebuah undangan bagi banyak pendekar dari beragam kampung tuk ziarahi rumahnya. Juga banyak dari rakyat bergerombol mendatangi.
Di masa mudanya dahulu, Mbah Jaiz adalah seorang yang ingin sekali belajar agama namun miskin harta. Maka, demi mendapat biaya untuk belajar di perguruan, ia sempatkan bekerja mencari penghasilan di pusat desa. Hasilnya adalah bekalnya untuk belajar di perguruan. Beliau adalah seorang ndeso yang tak pernah berharap menjadi orang kota. 

Orang Paling Berjasa dalam Hidup Saya


oleh Hasan Al-Jaizy

Berikut orang-orang yang paling berjasa dalam hidup saya:

[1] Ibu saya
[2] Ayah saya
[3] Bu Siti [guru SDN kelas 1]
[4] Ust. Nur Hayyun [guru Arabic di pondok kelas 1 SMP]
[5] Ust. Khuzaimy [guru Arabic di pondok kelas 1 SMP]

Jika nanti mereka pergi duluan, sementara saya masih di dunia ini, semoga tersempat menyebut nama-nama mereka di depan semua orang dan memohon agar mereka mendoakan orang-orang ini.

Jika nanti Allah mengizinkan saya punya karya tulis yang tersusun menjadi buku, semoga nama ini tak terlupakan untuk saya sebutkan di awal tulisan: "Ust. Mahmud".

Insya Allah.

Jika ada manusia mendapat manfaat dari seorang Hasan Al-Jaizy yang lemah ini, maka seharusnya manusia lebih mengawali ucapan terima kasih kepada orang-orang itu.

Bingkisan Untuk Saudara Nun Jauh Di Sana


oleh Hasan Al-Jaizy


Jika diperkenan memberi bingkisan, inilah isinya yang sederhana:

[1] Jadikan ikhlas adalah asas ibadah jemarimu kala mengetik, kakimu kala berjalan, matamu kala membaca, lisanmu kala menasihati, segalamu kala beribadah. Nyalakan pelita itu; sesungguhnya tidak sedikit yang beribadah, namun hati menggulita.

[2] Ilmumu akan dijamah berkah jika kau dengannya bersedekah; sebagaimana hartamu akan diberkati jika dengannya kau suka berbagi. Maka, ketika kau senang dengan ilmu yang kau punya, buktikan rasa syukurmu dengan membaginya.

[3] Dahulu menulis ulang di catatan terasa hadirkan ingatan dan keberkahan; kini kau bisa menulis ulang di status; dan jika kau ikhlas berbagi, insya Allah ilmu semakin menancap di hati.

DAHULU DAN KINI


oleh Hasan Al-Jaizy

Dahulu sangat jamak terkesan bahwa pemuda berkacamata itu pintar dan suka membaca buku.
Kini? Tidak. Kacamata banyak dijual. Murah. Dan banyak dibeli bukan karena hajat darurat untuk melihat, melainkan perkakas unik untuk dilihat. Gaya-gayaan. Tentu tidak boleh kita menghakimi siapapun yang berkacamata hanya sekadar bergaya dengannya. Salah satu ciri khas mayoritas orang berkacamata yang memang karena kekurangan kualitas penglihatan dan karena kebutuhan adalah ketika ia melepas kacamatanya, ia akan langsung sedikit menyipitkan mata. Bisa dibuktikan. Dan ciri khas orang yang berkacamata karena style saja adalah suka gonta ganti frame, kadang dengan corak atau bentuk menarik, tidak konstan memakainya, hanya saat keluar rumah saja, dan sebagainya. Tidak 100% seperti ini, namun bisa kau buktikan sendiri di lapangan.

Dahulu yang namanya sebutan sarjana muda adalah sebuah kebanggaan betul-betul. Di tanah Betawi saja, jika seorang gadis dilamar seorang sarjana, keluarga gadis bangga bukan main.

Kini, sebutan sarjana muda sudah lumrah. Bahkan anak-anak muda ingin cepat-cepat jadi sarjana, sebodo teuing lah dengan ilmu selama 4 tahun. Yang penting dapat gelar dulu. Setelah sarjana muda membuih di samudera, mulailah magister muda bertebaran. Magister muda lama-lama tidak menyilaukan lagi saking bertaburnya di padang-padang pasir. Seterusnya akan merambat ke doktor-doktor muda. Suatu saat, kita akan benar-benar berharap manusia tak mudah silau dengan gelar akademik. Sehingga yang kurang beruntung di ranah akademik, entah karena faktor finansial ataupun kondisional, namun memiliki potensi dan kualitas memadai, menjadi manusia yang lebih layak dipandang dan dihormati.

Bukan Tempat Curhatmu!


oleh Hasan Al-Jaizy

Menceritakan rencana atau harapan esok kepada orang yang membencimu atau mendengkimu laksana melukis garis-garis iradah hati di pasir pantai. Selagi siang, angin mendorong air-air agar menghapusnya; namun belum ada daya karena kau sedang terjaga.

Namun di malam hari, ketika kau terlelap, angin merajalela dan mendorong air lebih keras lagi hingga garis-garis itu terhapus dan hilang.

Yang ketika kau terbangun di paginya, kau dapati garis-garis itu telah sirna...

Pembenci...pesaing...pendengki, bukan tempat layak curah hatimu; karena selagi kau hikayatkan isi hatimu, selagi itu pula ia sedang menyusun strategi untuk menjatuhkanmu. Jika tidak sempat di masa terjaga, kau akan dijatuhkan di masa terlalai atau terlelap.


Saya Sering Galau


oleh Hasan Al-Jaizy

Ya, saya adalah orang galau. Karena memang sering galau. Bukan galau karena mencari saluran yang halal untuk dijadikan pelampiasan. Atau galau karena belum mendapatkan guling yang bisa dimain-mainkan, baik di kasur, kamar mandi, hingga di ruang tamu. 

Itu kecil. Insya Allah ada masanya. 

Tapi, kegalauan terbesar saya ada di kenyataan sekarang. Di kamar banyak sekali kitab. Tergeletak di atas kasur, lantai, meja, rak dan lemari. Galau sangat ketika melihat mereka. Tiapnya seolah memanggil-manggil, 'Ayo, bedahlah aku...bukalah aku!'

Belum lagi 'koleksi' E-book di PC. Entah itu berupa PDF Scanned [ribuan], hingga kitab2 Shamela [lebih banyak lagi]. Di sini justru tidak bermksud pamer. Justru membuat saya galau dan sedih. Ternyata saya ini bergelimangan kitab dan maraji' namun rendah sekali masih dan sedikit terlalu yang saya seruput.

Saturday, December 29, 2012

Toleransi Telor Asin!

oleh Hasan Al-Jaizy

Toleransi. Kata ini sering digemakan para penegak hak asasi. Padahal, nyata bagiku bahwa mereka hanya mencari sensasi. Jikalau bukan sensasi yang dicari, mereka hanya mencari atensi. Karena jika bukan sensasi atau atensi yang dicari, Toleransi hanyalah sebuah wacana basi!

Kenapa beberapa pemuda yang sedang kege'eran belajar Mantiq, Filsafat dan sebagainya di awal kuliah, mulai bermain-main kalimat yang zahirnya begitu 'nyeleneh' dan menantang agama?

Karena [pilih salah satu]:

[1] Mencari sensasi, atau
[2] Mencari atensi [perhatian]

...saja.

Saja? Tidak! Ada satu kemungkinan lagi:

Istighfar, Kawan

oleh Hasan Al-Jaizy

Istighfar, Kawan

[a] Hari begitu cerah. Matahari bersinar. Tiba-tiba kau katakan, "Ah, jangan tertipu akan cerahan sinar. Ini takkan abadi. Kelak malam akan hadir dan gelap membumi."

[b] Hujan begitu lebat. Manusia bersuka cita. Banyak tumbuhan riang menyambut; tampak bersorak sorai bergerak kesana-kemari. Dedaunan tak luput bersyukur. Tiba-tiba kau katakan, "Mengapa mereka begitu senang!? Belum tentu pula hujan ini rahmat. Bisa saja tak lama lagi kita tenggelam akan banjir!?"

[c] Anak-anak begitu riang. Mereka bermain di taman. Tiada beban terukir di wajah mereka. Panorama ceria. Tiba-tiba kau katakan, "Belum tentu anak-anak ini kelak menjadi orang bahagia. Jangan kau kira riang sekarang adalah dalil bahagia esok."

Apakah...?


oleh Hasan Al-Jaizy

Apakah kita penebar manfaat melalui status, catatan dan lainnya di sini?

Jika jawabannya 'Ya', maka syukurlah pantas kita rasakan. Setelah jawaban 'ya', masih ada soalan lain:

"Apakah memang kita ikhlas murni melakukannya untuk kebaikan atau ketinggian diri semacam pencitraan?"

Maka, jawablah dengan suara hati dan gaungkan di jiwa sendiri.

Kenapa kita bertanya seperti itu?

Karena bukan tidak mungkin seorang yang mengawali pagi hari dengan kesempurnaan ikhlas, lalu di siang hari tergiur pujian, menjelasng sore letih dipuji dan ketika malam berbangga diri sambil mengingat kebaikan sendiri sebelum tidur.

Yakni, awalnya bisa jadi kita begitu tulus menebar manfaat, kemudian dipuji karenanya, merasa senang dengan pujian [yang ini tidak salah], namun terlena dan merasa bahwa pujian manusia lah upah baginya hingga ia puas sendiri.

Mana yang lebih 'mengena' di jiwa kita?

a. Ilmu yang kita sebarkan, atau
b. Komentar manusia

?

Rahasiakan jawaban. Sungguh ini hanya diperuntukkan untuk bercermin saja. Semoga jalan kita tetap melurus.

Friday, December 28, 2012

HARAPAN Seorang Guru Di DEPAN Murid-muridnya [Sebuah Renungan]

oleh Hasan Al-Jaizy


Suatu hari, di tahun 1414 Hijriyyah, [hitung berapa tahun yang lalu], di negeri Saudi Arabia, ada seorang guru yang rutin mengajar murid-muridnya. Di sebuah majelis yang rutin digelar di hari tertentu. Majelis Mingguan.

Guru ini dahulu -di awal masa mengajar-, hanya dihadiri segelintir orang. Bahkan pernah hanya 1 murid. Namun tetapbersabar hingga berdatangan di bulan dan tahun berikutnya banyak dari murid.

Di suatu hari, tahun 1414 Hijriyyah, beliau mengucapkan ini:

الآن كتاب رياض الصالحين يُقرأ في كل مجلس ، ويُقرأ في كل مسجد ، وينتفع الناس به انتفاعاً عظيماً ، وأتمنى أن يجعل الله لي كتاباً مثل هذا الكتاب ، كلٌ ينتفع به في بيته ومسجده

"Sekarang, kitab Riyadhus Shalihin [karya An-Nawawy] dibaca di setiap majelis [ta'lim], dibaca di semua masjid, dan manusia mengambil manfaat darinya. Manfaat yang sangat besar! Aku BERHARAP Allah menjadikan untukku satu kitab seperti kitab Riyadhus Shalihin ini; sehingga semua orang mengambil manfaat darinya...di rumah...dan masjid..."

Siapakah guru ini?

Beliau adalah

Pesan Untuk WALI MURID!

oleh Hasan Al-Jaizy

Di tempat saya mengajar secara formal, satu tahun terdiri dari tiga 'term'. Anggaplah term itu kalau di-indonesia-kan bermakna 'CAWU' atau 'Catur Wulan'. Apa arti dari catur wulan?

CATUR, artinya adalah empat. Berasal dari bahasa Sanskerta. Dan konon itu adalah potongan dari kata 'Caturangga' [Catur+angga], yang berarti Empat Sudut. Angga bermakna 'Sudut'. Makanya, permainan catur dinamakan catur karena empat sudut. Katanya begitu.

WULAN, adalah Bulan. Makhluk halus yang bernama Wulan, kalau di-Arab-kan ya menjadi 'Qomar'. Qomar itu terkesan 'male'. Kalau mau dicocokkan untuk female, menjadi Qomariyyah. Bagaimana dengan bulan purnama? Bahasa Jawa-nya: Purnomo. Dalam bahasa Arab, jadinya 'Badr[un]'. Badrun itu cocok untuk 'male'. Kalau mau dicocokkan untuk 'female', jadinya 'Badriyyah'.

Berarti:

Wulan = Qomar = Qomariyyah
Qomariyyah bisa menjelma di pagi hari disebut Qomar, kalau malam disebut Mariah.

Purnomo = Badrun = Badriyyah
Badriyyah bisa menjelma di pagi hari disebut Badr, kalau malam disebut Badrun.

Sebenarnya kalau ditinjau dari keselarasan nama, Purnomo layak berpasangan dengan Badriyyah. Tapi, karena Purnomo cuma bisa SMS-an, Badriyyah sudah digaet Syirozi duluan. 

Ustadz Mahmud + Ust Ihya [Cerita Untuk Pembaca]


oleh Hasan Al-Jaizy

Ust. Mahmud adalah seorang ustadz berasal dari Indonesia Bagian Timur yang dahulu ketika di pondok adalah orang yang selalu saya hindari, juga teman-teman. Karena beliau dahulu sangat tegas. Sekitar satu jam sebelum adzan Subuh, beliau sudah teriak-teriak membangunkan kami shalat. Ketika itu saya masih kelas 3 SMP. 

Pondok kami terletak di kaki Gunung Merbabu. Jangankan malam, siang pun dingin. Namun karena tersiram sinar matahari, menjadi sejuk. Namun, ustadz yang satu itu, di tahun itu, semangat sekali membangunkan kami. Saya dan teman-teman se-aliran, selalu menggerutu.

Kami tidak menyukainya. Geram melihat beliau. Paling minimal, kami mengucapkan 'ck' sebagai ekspresi kekecewaan dan kesebalan. Dan beliau tahu banyak santri tidak menyukainya. Namun, beliau tetap tegas.

Ternyata Orang Asing Itu Mencintaimu

oleh Hasan Al-Jaizy


Ternyata Orang Asing Itu Mencintaimu

Ia tidak mengenalmu
Kamu tidak mengenalinya
Ia pun merasa kamu tidak wajib mengenalinya
Tetapi ia mencintaimu sungguh-sungguh; bahkan melebihi cinta teman-teman dekatmu padamu.
Ia mencintaimu karena ia menasihatimu...dalam kerimbaan dan ketidak-saling-kenalan.

Ingat, ia bukan siapa-siapamu
Ia hanyalah manusia di ujung sana...jauh dari rumahmu
Ia hanya menulis beberapa kalimat, yang ia nukil dari buku yang ia beli, dengan batin menggumam, 'Semoga ada di antara saudara-saudaraku yang membacanya; lalu ia mendapat faedah sebagaimana aku bahagia mendapatkannya'.

Atau ia hanya rajin mengutip ayat-ayat...atau hadits-hadits...atau kalam ulama...yang kemudian ada beberapa jarum menghujam menujunya, di tiap jarum itu ada pesan, 'Kamu hanya mampu copas!'

...yang membuat sakit hatinya
...yang bisa saja membuatnya berhenti berharap saudara-saudaranya dimanapun bisa mengambil manfaat dari usahanya

Yang ia sendiri akui ia bukanlah orang pintar...ia tahu ia bukan penceramah...ia tahu ia bukan penulis handal...namun ia hanya ingin semoga ia menjadi orang yang bermanfaat bagi manusia...ia hanya berusaha...ia hanya berikhtiar...ia hanya menterjemahkan kasih sayangnya kepadamu, tanpa perlu kau mengenalinya...dan ia pun tak bermaksud mengenalimu...

Ia bukan siapa-siapamu...namun bisa jadi ia menjadi wasilah hidayahmu...pengetahuanmu...penambah imanmu

Bayangkan teman-temanmu, mereka belum tentu mau memberi hikmah kecuali kau meminta
Namun ia rela menuliskan hikmah untukmu, tanpa pernah sebait pun kau pinta

Betapa sebenarnya ia menyayangimu
namun mengapa kau membencinya?

Karena sungguh ada manusia yang mengerti dirinya tak bisa melakukan apapun dari kebaikan untuk umat ini kecuali ia meniup pluit di tengah jalan dan mengatur arus, dengan kecacatan yang ia miliki...hanya itu yang bisa ia lakukan untuk manusia...dengan harapan diimbali....kau pun iba melihatnya...

Kenapa kau tak syukuri para penasehatmu yang asing itu?

=========================

Kau mungkin takkan tahu
dan tak pernah menyangka
satu kutipan ayat terjemahan yang kau tulis di dinding dekat rumahmu
dilalaikan beratus pengguna jalan
namun ada satu pengguna jalan
yang membacanya
lalu mengingatnya
merenunginya
meresapinya
hingga ternyata Allah beri melaluinya hidayah
akhirnya ia bertaubat
dan kembali pada-Nya
yang ternyata engkau
menjadi perantara hidayah
tanpa engkau ketahui
ia mendoakanmu
ia memintakan ampunan-Nya untukmu
meskipun kau dan dia tak saling kenal
tak pernah bertemu di dunia ini

Betapa teramat cintanya seseorang
yang doakan kebaikan
atau memberi kebaikan
pada saudaranya
sedangkan ia sendiri
tak mengenalinya
dan takkan bertemu dengannya

Apakah benar kau saudara?
Apakah benar kau mencintainya?



Apa Itu Ilmu Bermanfaat?

oleh Hasan AL-Jaizy

Saya merasa terkesan dan merasa malu pada diri sendiri dengan potongan perkataan Imam Adz-Dzahaby -rahimahullah- yang baru saya dapatkan di Internet:

تدري ما العلم النافع؟ 

هو ما نزل به القرآن، وفسره الرسول صلى الله عليه وسلم قولاً وفعلاً

"Kamu tahu apa itu ilmu yang bermanfaat?

Ia adalah apa yang Al-Qur'an turun dengannya, dan Rasul tafsirkannya, baik dengan ucapan, maupun perbuatan."

Tidak perlu dikritik kalimat di atas atau diminta perincian. Hanya mengajak bercermin masing2, betapa jauhnya kita dari keduanya. Jikalau kita dekat akan keduanya, seberapakah?

Thursday, December 27, 2012

CAT : [78] "FALSAFAH RUPIAH"

oleh Hasan Al-Jaizy


Sesungguhnya gambar uang kita [rupiah] bisa menunjukkan pemiliknya jika memang hanya itulah sisa yang ia punya. 

[a] Awal bulan, banyak manusia masih menyimpan uang 100.000 rupiah. 
[b] Ketika pertengahan, ia mulai menghargai uang 10.000 rupiah. 
[c] Menjelang akhir bulan, ia mulai mengumpulkan uang 1.000 rupiah dari saku-saku dan meja. 
[d] Pas masuk akhir bulan, ia baru ingat bahwa di Indonesia, uang 100 rupiah masih ada harganya.

Kalau kata teman di pondok dulu, 'Hargailah uang 100, tanpanya 10 juta pun tak jadi 10 juta.'

Sekarang, cobalah tengok uang-uang kertas Anda.

[1] Uang 100.000. Point: PECI.
Lihat, ada gambar 2 orang memakai PECI hitam.

CAT : [77] "TARIK ULUR BAIK BURUK!"


oleh Hasan Al-Jaizy



Mau tahu sebuah ironi yang ajaib nan patut dijadikan ibroh?

(1)

Dahulu media televisi berhasil mengangkat pamoritas seorang Aa Gym tinggi-tinggi demi rating dan uang. Kemudian media yang sama ini berhasil pula meruntuhkan popularitas beliau serendah-rendahnya. Sehingga nama beliau menjadi kotor dipandang banyak manusia.

Karena apa?

Karena poligami.Televisi berhasil menyesatkan opini manusia sehingga poligami dianggap suatu sexual crime. Seakan Aa Gym adalah seorang penjahat kelamin!

Dan justru fase itulah yang membuat beliau sadar akan kehinaan dan kepalsuan. Dari titik

CAT : [76] "PENCARI KEBENARAN = PENGUMBAR BANTAHAN?"


oleh Hasan Al-Jaizy


[1]
Teman sekelas saya tinggal di rumah kos, di mana temannya berjualan kitab Arab dan Indo, serta berbagai barang lainnya. Rumah kos ini kerap dikunjungi mahasiswa LIPIA. Ada yang hendak membeli kitab, atau sekadar melihat-lihat dagangan, atau memang ziarah saja. 

Ada seorang mahasiswa suatu hari masuk ke toko ini [kos]. Ia melihat-lihat sejumlah buku. Tiba-tiba ia nyeletuk ke penjual yang didengar beberapa ikhwan, "Akh, kitab/pengarang ini bukannya sudah terbit buku BANTAHAN-nya?" Seketika, teman saya menjadi 'sebal' dengan kalimat itu.

[2]
Saya mempunyai sebuah tulisan di status. Itu adalah susunan kalimat motivatif dan inspiratif yang dikemas dengan style puitis. Di dalamnya saya bubuhkan beberapa nama orang terkenal. Di antaranya SBY, Chairul Tandjung, dan Syaikh Muhammad Al-Arify, kemudian ada seorang yang

CAT : [75] "BELILAH BUKU ORIGINAL!"


oleh Hasan Al-Jaizy


Mas Eko Kopral [tanpa tag - takut mengganggu notif] mengatakan sesuatu yang bisa menjadi topik panjang dari pembahasan:

"Tidak usah bangga sudah punya usaha bisnis mandiri yang sukses kalau masih pake windows bajakan, dan tidak perlu mencari-cari keringanan agar usaha bisnisnya boleh pakai windows bajakan."

Boleh atau tidak jika dikiaskan dengan cerita ini:

Seorang pelajar tiap hari membaca buku, baik itu buku elektronic semacam PDF, atau buku

CAT : [74] "DIKEJAR EMAK-EMAK"

oleh Hasan Al-Jaizy


Dikejar emak-emak? Siapa takut?! 

Sebenarnya emak-emak tidak menakutkan; seserem-seremnya emak-emak, lebih seram emak sendiri kalau sudah mengamuk. Tapi emaknya orang lain, tidak menakutkan sama sekali. Yang menakutkan itu justru Rambo-nya emak-emak. Kenapa begitu? Karena kalau Rambo sudah merasa ada yang tidak beres dan mencurigakan lalu keluar rumah, urusan bukan perasaan lagi, tapi udah main otot.

Dikejar emak-emak adalah sesuatu; baik itu emak-emak beranak perempuan ataupun emak-emak berudu [boso Jowo] perempuan. Selagi gadis-gadis malu-malu tikus werok untuk pedekate, kalau emak-emak tidak peduli. Yang penting jaga jarak. Dan jangan sampai Rambo curiga. Biasanya emak-emak suka ngasih cendol, tapi kalau Rambo sudah curiga, ia tak segan

Wednesday, December 26, 2012

HASAN AL-JAIZY


oleh Hasan Al-Jaizy

Yang paling perlu dicabut dari akar bumi dan kehidupan masyarakat ini adalah tradisi peringatan di kuburan sambil solawatan keras malam-malam. Makin kemari praktisi ritual yang bid'ah (kalau mau jujur) ini smakin membuat agama terlihat menyunat akal sehat dan mengganggu ketenangan umum. 

Tapi kalau sudah mengakar susah. Kalau kita ucap halus-halus, dicurigai secara halus. Kalau memakai kalimat ngena, kena tuduhan. Kalau mau tegakkan Khilafah ala Muwahhid sekarang juga tidak mungkin.

Selain mengakar, tradisi ini dibumbui nama-nama bagus, sehingga menjadi hasanah. Habib, Ahlu Bait, Shalawat, Ziarah dan nama lainnya. Sebaliknya, yang menentang malah kena tudungan dhalalah. Kalau mau ditimbang dengan keseimbangan akal sehat, siapa sebenarnya yang dhalalah di-hasan-kan dan siapa yang sebenarnya hasanah di-dhalah-kan.

Sesuatu yang dhalal jika disebut hasanah, maka anggapannya menjadi HASAN. Kalau sudah dianggap Hasan, hukumnya menjadi JAIZ (boleh). Maka jadilah:

HASAN AL-JAIZY

Baiklah. Itu salah saya.


CAT : [73] "KERUGIAN ILMIAH"


oleh Hasan Al-Jaizy


[1] Di antara kerugian ilmiah adalah berilmu tetapi tidak memanfaatkan dan tidak memberi manfaat dengan ilmunya. Tidak memanfaatkan adalah tidak mengamalkan dan tidak menerapkan pada dirinya. Tidak memberi manfaat adalah menyimpan untuk dirinya, entah selamanya ataupun baru mau membagi jika diimbali.

Karena ilmu bukan untuk koleksi, baik itu koleksi pribadi atau koleksi museum manusiawi. Koleksi pribadi hanya akan disimpan dalam-dalam diri; yang kelak akan mengeruh, atau mengaku, atau mengikis, atau menghilang. Koleksi museum manusiawi hanya menjadi pameran-pameran agar manusia melihatnya, memandangnya, mengaguminya, memujinya, memujanya, lalu tiada ia sampai menuju-Nya.

--> Jika ilmu hanya untuk koleksi pribadi, ia akan pelit berbagi untuk orang lain.

--> Jika ilmu hanya untuk museum manusiawi, ia akan senang berbagi untuk orang lain namun

CAT [72] : "NASIHAT BAPAK"


oleh Hasan Al-Jaizy


Secara tidak langsung, Bapak saya berpesan atau menasihati banyak. Di antara pesan atau nasihatnya:

--> "Kamu harus jadi layang-layang; lebih tinggi dari lainnya hingga tak terkejar"

Syarh [oleh saya sendiri]: At-Tafawwuq dan Uluw Al-Himmah. Bukan dimaksudkan merasa tinggi di atas manusia atau berniat membuat manusia mengira kita hebat. Tetapi, berlombalah dan gunakan apa yang kamu bisa gunakan sekarang! Fokuskan, perbanyak, asah, kembangkan dan kerahkan dari sekarang selagi sempat! Agar nanti kamu benar-benar setinggi layang-layang. Di saat kamu berada di ketinggian, banyak yang kamu lihat menatapmu jauh di bawah. Bahkan di saat kamu runtuh turun ke bumi, banyak yang mengejar berusaha memilikimu.

--> "Saya menggunakan dan melakukan yang saya bisa hingga sekarang"

Syarh : Karena kita tidak tahu kapan kita wafat, maka lakukan selagi sempat! Apa yang kamu bisa? Apa yang kamu mampu lakukan untuk dirimu dan manusia, maka lakukan dan terus

CAT : [71] "LAWAN AKAN DILAWAN LAWANNYA"


oleh Hasan Al-Jaizy


Lawannya 'Mutasyaddid' [orang ekstrim/keras] adalah 'Mutasaahil' [orang yang melonggarkan/bermudah-mudah]. Sebagaimana Mufrith versus Mufarrith.

Bisa jadi kita menuduh orang yang beda pendapat dengan kita dengan tuduhan 'Mutasaahil' dengan 'tasyaddud' nya kita sendiri.
Bisa jadi kita menuduh orang yang beda pendapat dengan kita dengan tuduhan 'Mutasyaddid' karena 'tasaahul' nya kita sendiri.

Lawan-lawan akan dilawan oleh lawan
Kawan-kawan akan dikawani oleh kawan

Kalau sudah menjadi lawan, sulit berkawan
Kalau memang asalnya berkawan, jangan mencari-cari celah untuk masuk ke arena perlawanan; termasuk dengan menuduh 'tasyaddud' dan 'tasaahul' tidak pada tempatnya.

CAT : [70] "TIAPMU BERLEBIH DAN BERKURANG!"

oleh Hasan Al-Jaizy


Terkadang Haji Asnawi dongkol juga dengan tingkah Purnomo. Kenapa? Di setiap pengajian, Purnomo selalu belagak 'kritis'; mirip dengan beberapa mahasiswa yang ngarep exist. Yeah, kritis tanpa memberi solusi sama sekali. Sudah begitu, suka mengeluarkan 'tenaga dalam' sembarangan pula di majelis.

Suatu hari, Haji Asnawi membahas tentang kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri tiap manusia. "Tiap kalian, wahai cucu-cucuku, memiliki potensi yang besar. Jika kalian sudah tahu kelebihan dan kekurangan kalian, maka bersyukurlah. Jika belum tahu, maka waspadalah. Jika ingin tahu, maka bercerminlah. Jika tidak mau tahu, maka entahlah."

'Ah, teoooori,' pikir Purnomo lalu ia berpaling muka seolah-olah tiada apa. Lalu ia pun mencari sebab serta mencari alasan supaya bisa keluar majelis.

Di tepi hutan, ia bertemu Basuki, teman yang rajin menemaninya sekaligus mencuri tembakaunya. Basuki sedang menanam bibit tunas pisang. Mengingat kajian Haji Asnawi tadi, Purnomo tertarik

CAT : [69] "MENUNTUT ANAK BERPRESTASI"


oleh Hasan Al-Jaizy


Saya mau berbicara tentang anak. Padahal saya belum punya anak. Istri saya saja belum beranak. Jangankan begitu, saya sendiri belum punya istri. Masalah, kan? Agar tidak berbelit-belit, Anda diam saja. Biarkan saya bicara tentang anak sebentar.

Tulisan ini terinspirasi dari sebuah artikel yang pagi ini saya baca dengan gaya marathon tanpa koprol sambil bilang 'wow'. Seorang tua atau sepasang orang tua akan senang jika anaknya berprestasi; terutama di bidang yang diridhai orang tuanya. Baik itu berprestasi di sekolah, maupun di lingkungan rumah. Tak segan pula para orang tua menceritakan kelebihan anaknya di depan umum. Di depan hidung tetangga, atau di depan muka saudara ketika ngumpul lebaran,

Terbakar Hasad


oleh Hasan Al-Jaizy

Ada makhluk sekitarmu yang benci sangat jua terbakar sendiri kala kau tertawa riang bersama teman-temanmu. Atau ketika kau bercengkrama dengan banyak manusia.

Dan semakin banyak temanmu atau semakin suksesnya kamu, adalah semakin pekat kebenciannya dan semakin besar bakaran apinya.

Sehingga ia berharap moga-moga suatu saat ia bisa membunuh namamu di tengah manusia, entah dengan cara apapun. Yanglebih sohor adalah dengan cara memfitnah.

Atau cukuplah dengan menunggu kesalahanmu ketika berbincang depan teman-temanmu; kemudian menjatuhkanmu dengannya. Berharap namamu terjatuh di depan teman-temanmu.

Makhluk semacam itu, jikalau kau merasa tidak ada di sekitarmu, berarti menandakan kamu memang benar-benar tidak tahu bahwa dia ada.

Tuesday, December 25, 2012

CAT: [68] "METODE MEMBACA BUKU"


oleh Hasan Al-Jaizy


Sebagian orang -atau bahkan mayoritas manusia- kesulitan dalam mengkhatamkan sebuah kitab. Entah itu kitab berukuran sedang atau berjilid-jilid. Sebenarnya, itu juga problematika saya. Tapi, setidaknya, di sini saya hendak menyampaikan sesuatu yang insya Allah kalau dijalani dengan baik, akan menuntaskan harapan lama. 

Sebelumnya, tidak perlu Anda ketahui bahwa karakter saya dalam membaca adalah merunut dari awal. Musti rapih dan tertib. Saya tidak suka loncat-loncat. Tapi, Anda tidak perlu tahu itu. Makanya, saya tidak pernah memberitahu itu pada orang lain.

Nah, karakter seperti ini -runut, tertib dari awal-, meskipun zahirnya terkesan positif dan baik, tetapi berpotensi terjegal kendala. Apa kendalanya? Putus di tengah jalan, entah karena bosan, atau tertarik dengan buku lain, atau lainnya. Putus di tengah buku adalah problematika banyak

CAT : [67] "MENGGALI MOTIPASI"


oleh Hasan Al-Jaizy


"Anda akan mengikuti uji nyali di lokasi ini," ujar Rudi Kawilarang, presenter [Misuh-misuh] Dunia Lain yang botaknya angker itu. "Apa motivasi Anda sehingga hendak mengikuti uji nyali ini?"

Lalu peserta uji nyali pun menjawabnya. Yang sering saya temukan, kata [word] pertama terucap dari peserta untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah "Yaaaa". Misalnya, "Yaaa, saya ingin membuktikan", atau "Yaaa, saya ingin mencoba keberanian", namun tidak ada yang menjawab "K4Ci t4u 64 y4a4? =))ωªªkªª " atau dengan jawaban "K3p0 4m4t Ci l033!? °º°=))Hªªhªªhªªhªª°°º!"

Motipasi...Apakah itu motipasi?

[1] Motipasi adalah "dorongan yg timbul pd diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dng tujuan tertentu" [artikata.com]

[2] Motipasi adalah "usaha yg dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu krn ingin mencapai tujuan yg dikehendakinya atau mendapat

CAT: [66] "PERMASALAHKANLAH YANG DIPERMASALAHKAN!"


oleh Hasan AL-Jaizy

Pernah suatu ketika seorang alim di zaman dahulu mendapati sekumpulan pemuda sedang duduk berbincang. Ia pun duduk di dekat mereka. Sementara perbincangan panas mereka tetap berlanjut. Salah satu pemuda membuat perhatiannya tertarik padanya. Karena ia tak henti-hentinya membicarakan, "Fulan adalah begini begitu, fulan keburukannya begini begitu, fulan dst..."

Selesai perbincangan mereka, sang alim memanggil anak muda tersebut. "Kemarilah engkau." Ia pun mendekat.

"Aku kagum dengan cerita-ceritamu. Kau mengetahui banyak tentang saudara-saudaramu!" tukas sang alim.

Lalu ia bertanya, "Apakah kau pernah mendebat seorang musyrik?"

"Tidak pernah."

Lalu ia bertanya lagi, "Kau pernah ikut perang memerangi orang kafir?"

CAT : [65] "MELAYU MENDAYU-DAYU"


oleh Hasan Al-Jaizy


Indonesia = Melayu
Malaysia = Melayu [lebih pekat]
Indonesia dan Malaysia adalah SAUDARA! Baik itu saudara serumpun, terlebih saudara se-Islam. 

Melayu. Kenapa dikatakan 'Melayu'? Apa Asbabun Nuzul perihal Melayu? Sependek yang penulis ketahui, ada dua pendapat:

[1] Melayu berasal 'Mala' dan Yu'. Mala bermakna permulaan. Yu bermakna negeri. Makna murakkab [gabungan]: Negeri yang Mula-mula Ada.

[2] Melayu adalah me+layu yang bermakna 'merendah' dan 'tunduk'.

Saya fikir, makna kedua lebih cocok. Diserasikan dengan budaya dan tabiat orang Melayu, baik itu Indonesia, Malaysia, Brunei dan lainnya. Kita [anak Melayu] sebenarnya lebih suka melayu dibanding menegak. Kita lebih suka merendah dan lebih sukai orang merendah.

Jika menelusuri adat dan tradisi negeri atau kampung-kampung, tentu kita dapatkan beragam bahasa, yang membedakan banyak penggunaannya. Dan itu sangat menunjukkan 'kerendahan'. Saya beri contoh:

[1] "SAYA", kata 'saya' berasal dari 'sahaya'. Di adat Melayu, kata 'AKU' menunjukkan

CAT : [64] "Ctrl C - Ctrl V VERSUS Rewrite"


oleh Hasan Al-Jaizy


Keduanya sama-sama COPAS, jika copas dimaknai 'nukil'. Dan nukil berasal dari bahasa Arab, yang bermakna 'dipindahkan'. Menukil, dalam bahasa Indonesia, bermakna 'memindahkan'.

Tulisan ini, selain penulisnya ingin menjabarkan pandangannya tentang copas vs rewrite/retype, ditujukan pula sebagai tanggapan atas sebuah foto atau status-status yang mengatakan:

"Para ulama, juga COPY-PASTE ilmu ayat, hadits, faedah melalui para sahabat dll"

-------------------------------------------------------------

Ctrl C dan V adalah cara termudah. Kita tidak layak sebenarnya menuding orang 'bermudah-mudah' karena ia hanya mengandalkan Ctrl C dan V. Seseorang dibebani berdasarkan

Monday, December 24, 2012

CAT : [62] "SURTI TEGO"

oleh Hasan Al-Jaizy


Surti begitu tega; memutuskan hubungan dengan Purnomo begitu saja. Padahal Purnomo sudah banyak-banyak memberikan hadiah padanya. Mulai dari kunci gantung berbentuk laba-laba pohon hingga cincin terbuat dari tali pohon beringin. 

Purnomo kecewa berat. Alasan yang dikemukakan Surti di pengadilan tak bisa diterima oleh akalnya dan cenderung dibuat-buat. Surti beralasan bahwa dirinya sedang ingin konsentrasi kursus menjahit. Padahal, menurut Purnomo, alasan Surti menceraikan hubungan gelap dan tidak resmi itu hanyalah karena ia [Surti] mulai tertarik dengan penampakan orang-orang perguruan sawah.

"Surti tega sekali padaku," ujarnya di kedai perempatan, tempat singgah para pendekar hijau.

"Kenapa, Pur?" tanya teman dekatnya. Mereka berdua rupanya sedang menikmati pepes buatan

CAT : [63] "EMBUN PAGI UNTUK GURU"


oleh Hasan Al-Jaizy


Tiada sebutan 'mantan guru' bagi guru yang ajarimu kebenaran, asahmu kebijakan dan asihmu kebaikan. Guru masa lalu tetaplah adalah gurumu. Guru adalah gurumu seterusnya. Karena melaluinya, kau ketahui ini itu.

Gurumu dahulu berangkat berjuang memperjuangkan ilmu dengan kayuhan sepeda. Atau ia rela menafkahkan keringat untuk bumi berjubel tubuhnya dengan kumpulan manusia dalam bis kota. Sebelum menjadi guru, gurumu belajar bertahun lamanya untuk membelai akalmu dengan sentuhannya.

Dan sungguh bangganya gurumu jika kelak mendapatimu menjadi orang mulia. Guru akan merasa mulia ketika asuhannya dimuliakan. Guru akan merasa sedih ketika didikannya dihinakan. Jika guru dan murid sejiwa sehati, maka itulah maqom tertinggi.

Guru telah terjaga sebelum subuh. Ketika itu kamu masih pulas di atas tempat tidur terkulai dalam pelukan akar-akar mimpi. Bunga tidur. Guru telah memikirkan tentangmu ketika kamu belum sempat mengingatnya. Guru kerahkan tenaga, upaya dan suara sebelun kau punya ketiganya. Guru letih sebelum kau letih.

Yaitu guru masa kecilmu. Entah ia guru mengaji atau madrasah. Jika kau di desa kala itu, masih ingatkah sepeda yang tiap hari dikendarainya? Jika kau di kota saat itu, kau pun belum tahu seberapa gajinya.

Sekarang, anggaplah kau bukanlah seorang guru. Kau membatin, 'Jika aku jadi guru, seberapa kelak gajiku?' Dan kau sadari gaji guru tak sebanding dengan keringatnya, jasanya, peirhnya, suaranya hingga tangisannya.

Betapa tidak mudah menjadi guru. Terlebih ketika dituntut agar kau mampu kuasai ini itu. Ketika kau gagal, guru menunduk. Wali murid hanya bisa mempertanyakan, mempermasalahkan dan mengkiaskan.

Tahukah apa di antara kepahitan guru? Yaitu ketika kau gagal atau tak memuaskan ibu bapakmu di madrasah, guru dianggap pencetusnya. Lebih pahit lagi jika kemudian guru tersebut dibanding-bandingkan dengan guru di madrasah lain. Sakit hati disakiti murid masih bisa dibasuh kemaafan. Tapi sakit hati disakiti wali murid tiada kiasan.

Guru-gurumu itu kini sudah menua. Kulit tangan mereka bergelombang. Wajah-wajah mereka tak secerah dulu lagi. Kau takkan melihat luka di sorot mata mereka; padahal dahulu mereka adalah orang-orang terluka.

Guru-guru akan merasa berharga jika murid kecilnya menjadi orang berharga. Guru-guru bahagia termuliakan jika ia mengetahui murid lamanya menjadi orang yang dimuliakan.

Sebelum wafat mereka, jika memang tak sempat kunjungi rumah mereka, kunjungilah kuburan kenangan. Di dalamnya ada kisah-kisah antaramu dan gurumu. Yang bisa menjadi pelajaran dan teks doamu untuk mereka....para guru!

CAT: [61] "KARENA HUJAN ADA MUSIMNYA"

oleh Hasan Al-Jaizy


Jangan kiramu seorang yang lantang dan kuat di luar selalu seperti itu; karena bisa jadi di dalam ia sering menangis, mengadu dan mengaduh.

Jangan sangkamu seorang yang selalu ceria riang tampak berseri di muka; karena bisa jadi dalam kesendirian ia sering menangis...hati teriris.

Jangan merasa pasti desamu tak pernah tercurah hujan meski berintik ketika terjagamu; karena bisa jadi ketika terlelapmu tak sadarkan turun gerimis.

Sekuat-kuat hamba adalah yang tetap tegar di keramaian, meskipun di kesendirian wajahnya

Sunday, December 23, 2012

CAT : [60] "CmUnGuTtTh EaAa KakAAa"


oleh Hasan Al-Jaizy


CEcUnGgUhNy4 M4nUsI4 iTu dIcIp74k4N B3rp454N6-P454n64n! y4n6 c3w3k b3rp4c4n64n c4m4 y4n6 c0w0k! j4di w4j4r d0n6 kAl0 4q ny3man6a7in k4k444k!!!

k4k4 t4u g4, k4l0 4q tu k4ng333n b4n63t 4m4 k4k4k!? k4k4 d03l03 suk4 b4n6et n645ih 4q h4di4h. Dulu 4ku dik4cih 53p4tu d000nk. w4l4u 53p4tu 83k45, t4pi y4n6 p3ntin6 k4n 4q dik4cih! D4rip4d4 k4myu....puny4 k4k4 g4 c4y4n6 c4m4 4dikn4!

k4k4 l46i 64l4u y4 g4r4-g4r4 k3m4r3n k3c38ur k4li C1l1wun6 c1yu5 n3l3n luMpUr? L4gy4n ciii, k4k4 p4k3 8u4ng 43r di p1n66ir k4li. k4n k4k4 po3ny4 rum4h. 4p4 j4n64n-j4n64n 53ptic t4nk ro3m4h k4k4k l4g1 p3nuh y4444?

w4k4k4k4k...k4k4 cMun6Ut 34444....4ku c3n4y4n6 k4k444k!

CAT : [59] "MENURUT SAYA"


oleh Hasan Al-Jaizy


Tidak semua kalimat 'menurut saya' dalam mengutarakan suatu perkara dalam agama adalah tercela. Namun, kebanyakan orang jelek lebih suka mengatakan 'menurut saya' dibanding 'menurut Al-Qur'an' atau 'menurut ulama' dalam membincangkan masalah agama.

Menurut saya, Anda tidak layak antipati dengan kalimat 'menurut saya'; seolah-olah kalimat tersebut pasti menjadikan pemiliknya tercela. Karena -menurut saya-, kalimat 'menurut saya' itu muhtamal, multitafsir dan bisa dimaknai lain. Seperti adanya kata yang terhapus.

Kalimat Untuk Anak Manusia

oleh Hasan Al-Jaizy

Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya Pohon tentu lebih besar dari buahnya. Tetapi jika buah itu sehat dan kemudian memohon, bisa saja lebih besar dari pohon sebelumnya.

Anak tak jauh dari bapaknya dari segi karakter, watak, bakat dan sifat. Awalnya bapak lebih besar dari anak. Namun jika anak tumbuh sehat dan berusia panjang, ia bisa lebih besar dari bapak.

Betapa banyak bapak-bapak bernama besar namun anaknya tak meneruskan kebesaran bapaknya. Maka, tumbuhlah wahai anak, menjadi lebih besar dari bapakmu. Harapan bapakmu padamu sangat besar, bahkan lebih besar dari harapannya pada dirinya sendiri. Sebagaimana ibumu banyak mengasihimu dan mendoakanmu, hingga hampir-hampir lupa ia mengasihani dan mendoakan dirinya sendiri.

Bermasa sudah bapak ibu menanam harapan di padang gersang, anakku. Jika kau mematikan harapan itu, maka padang akan tampak gersang selamanya. Bahkan ketika kau melihat oase di mata keduanya, yaitu air mata, kau kira itu adalah tangisan bangga. Sedangkan itu adalah tangisan kekeringan akan harapan yang lama tertanam.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/477582072283183

CAT : [58] "TAMASYA ANAK"


oleh Hasan Al-Jaizy


Matan: "Pada hari Minggu kuturut ayah ke kota. Naik delman istimewa kududuk di muka Pak Kusir yang sedang bekerja."

Syarh:

Perkataannya (Pada Hari Minggu) menunjukkan bahwa mayoritas -jika tidak dibilang semuanya- anak menikmati hari Minggu bersama keluarga, terutama dengan ayahnya. Karena itu, ia mengatakan (kuturut ayah ke kota) dikarenakan anak dan ayahnya ini adalah wong ndeso. Biasanya wong kuto justru berlibur di deso. Dan ini sebaliknya.

Hari Minggu adalah kesempatan untuk ayah-ayah yang sibuk mencari uang di hari kerja, untuk melakukan pendekatan pada anaknya. Pendekatan terbaik -salah satunya- adalah dengan mengajak anaknya pergi tamasya. Baik itu ke kota, ke gunung, ke sawah, atau ke Kali

CAT : [57] "GIGI-GIGI ANAK-ANAK"

oleh Hasan Al-Jaizy


Seperti Ariel, murid saya yang kemarin -sudah tahu ujian akhir term- malah tidak hadir. Cari masalah saja anak itu. Membuat guru dan staf menambah beban. Gigi Ariel yang kotak-kotak rupanya bisa sedikit menetralisir perasaan. Tadinya dongkol sedangkal dengkul. Tapi sudah tidak dongkol lagi.

Seperti Hasan, murid saya di Borneo dulu. Anak Madura yang paling bandel sepedepokan. Umurnya baru 7-8. Kepala botak dan besar berbentuk. Sangat bandel dan bisa menghina guru di depannya. Kumal, sulit disuruh mandi, bau pembuangan sampah dan nakalnya minta ampun. Tetapi jika sedang waras, ia baik dan penurut. Kalau sudah senyum, terlihatlah gigi-gigi lucu kotak-kotak tapi kotor.

2008, pernah hiking, jalan kaki dari Bogor menuju Kab. Sukabumi [tepatnya Parungkuda]. Menelusuri rel kereta api yang ketika itu sedang tidak beroperasi. Berdua bersama teman lama. Di tengah perjalanan, kami bertemu dengan sekumpulan anak-anak desa. Mereka sedang

Saturday, December 22, 2012

CAT : [56] "BUNDA MERIANG"


oleh Hasan Al-Jaizy


Bunda tak bisa dipertuhankan
karena bunda bisa meriang
meriang senang ketika suaminya baru terima gaji
meriang pening ketika memang nasibnya sakit

Bundaku bundamu...Tuhan tak beranak
tak pula diperanakkan

Ketika bunda meriang...seberapa baktimu?
Atau menunggu ia meriang tanggal 22 Desember?
Bunda belum tentu meriang senang
ketika kau hanya berbakti sehari itu
Sementara di lain hari bunda dibiarkan meriang pening

Bunda tak bisa dipertuhankan
karena bunda bisa meriang
Pria pun tak bisa dipertuhankan
meskipun ia dilahirkan tak berbapak

Tanyaku padamu, Kristian:
"Jika kamu menuhankan Isa, kenapa kamu tidak pula menuhankan Adam?"

Kristian balik bertanya:
"Karena Isa adalah penebus dosa umat."

Tuduhku padamu, Kristian:
"Kamu itu lucu. Tuhan main tebusan!?"

Kristian balik berkata:
"Jangan mulai maki tuhanku."

Apologiku padamu, Kristian:
"Maaf. Baiklah. Kenapa kamu tidak menuhankan Adam?"

Kristian balik bertanya:
"Untuk apa pula ku pertuhankan Adam, manusia pertama?"

Sodorku untukmu, Kristian:
"Pertama: Adam manusia pertama, kenapa ia lebih dahulu ada sebelum Isa? Adam lebih berhak kau pertuhankan, bukan?

Kedua: Adam ada tanpa ibu dan bapak. Sementara Isa lahir tanpa bapak namun ia beribu. Adam lebih berhak kau pertuhankan, bukan?"

Kristian berpaling:
"Kau tak tahu agamaku! Jangan bicara tentang agamaku!"

Aku berpaling:
"Kau pun sebenarnya tak tahu agamamu sendiri, maka karena itulah kau tidak bisa berbicara tentangnya."

Kalau begitu, urus agama masing-masing? Baiklah. Masjid banyak pengurusnya. Bagaimana dengan keheningan gereja?

[Semoga singgungan ini tak membuat emosi]

CAT : [55] "HARI EMAK SEBELUM HARI NAKAL"


oleh Hasan Al-Jaizy


22 Desember. Hari emak. @n@k @n@k @lAy pun merayakan atau at least memperingati hari emak. Selebihnya kemana saja? 

Harusnya hari ini anak-anak nakal memperingati emaknya, setelah sudah setahun penuh tidak ingat emaknya. Malah lebih ingat emak pacarnya. Hari ini istimewa sekali; karena yang biasanya durhaka tiba-tiba kelihatan berkrama meski cuma sehari. Setelah itu dan esoknya tidak ada peringatan hari emak.

Kasihan emak. Cuma dapat jatah sehari. Sisanya tidak diperingati. Bagaimana dengan bapak? Anak? Paman? Bibi? Babu?

Tapi memang perlu difahami juga. Kita tidak bisa menyalahkan 100%. Seandainya tidak ada