Thursday, October 29, 2015

Pelipur Buat Perempuan

oleh Hasan al-Jaizy

Kondisi perempuan di dunia tidak lepas dari beberapa kemungkinan:
[1] Adakalanya dia meninggal sebelum menikah.
[2] Adakalanya dia mati setelah dicerai dan belum menikah dengan laki-laki lain.
[3] Adakalanya dia sudah menikah, tetapi suaminya tidak masuk ke dalam surga bersamanya.
[4] Adakalanya dia mati setelah pernikahannya.
[5] Adakalanya suaminya meninggal, dan dia tinggal dalam keadaan tanpa suami hingga dia mati.
[6] Adakalanya suaminya meninggal, kemudian dia menikah dengan suami lain setelahnya.

Mari kita jelaskan satu per satu:

[1] "Adakalanya dia meninggal sebelum menikah."

Zaman sekarang, betapa banyak perempuan belum menikah. Dan laki-laki kian tak sebanyak perempuan. Kelak satu laki-laki bisa sebanding dengan sekian banyak perempuan, saking banyaknya perempuan. Dan dari sedikitnya laki-laki, yang beneran laki-laki tidak semuanya. Dunia makin rumit. Justru kelak perempuan-perempuan yang menentang poligami, malah mendukung poligami, saking kesepiannya mereka. Dan para orang tua yang menentang poligami, justru akan berfikir meninjau ulang, setelah melihat anak perempuannya membutuhkan laki-laki yang sudah mulai menyedikit, dan laki-laki baik mulai langka.

Malah bisa jadi kelak perempuan bujangwati merasa lebih baik dengan laki-laki yang sudah beristri; tidak apa-apa menjadi yang kedua, ketiga, atau keempat. Bukan karena mau merendahkan gengsi, tapi karena saking banyaknya nanti para bujang laki-laki yang hidupnya ga jelas. Wajar perempuan cari aman, tidak cari ujian.

Nanti bagaimana dengan perempuan yang meninggal sebelum menikah? Allah akan menikahkannya di surga dengan seorang laki-laki dunia yang Allah kehendaki. Ingat sabda Nabi dalam Shahih Muslim:

وَمَا فِي الْجَنَّةِ أَعْزَبُ

"Di Surga itu tidak ada bujangan!" [H.R. Muslim, no. 2834]

Kenikmatan Surga itu tidak cuma buat laki-laki saja.

Anda akan melihat mulai sekarang, betapa banyaknya perempuan yang menggalau, karena [1] mereka kerjanya menunggu, dan [2] lelaki yang masuk kriteria mereka kian punah. Ujian besar. Sudah menunggu, yang ditunggu juga entah. Saya bukan ingin menertawakan. Bayangkan jika Anda di posisi seperti mereka. Hanya ingin membuka cakrawala saja.

Namun banyak dari mereka bersabar dan berusaha menjaga diri. Yang seperti ini, insya Allah dan semoga Allah berikan Surga buat mereka kemudian dinikahkan seindah-indahnya di sana. Jangan sedih.

[2] "Adakalanya dia mati setelah dicerai dan belum menikah dengan laki-laki lain."

Sama seperti yang pertama, Allah akan menjodohkannya.

[3] "Adakalanya dia sudah menikah, tetapi suaminya tidak masuk ke dalam surga bersamanya."

Hisyam bin Khalid berkata: "Suami masuk neraka, dan istrinya masuk Surga, maka istrinya diwariskan kepada seorang penghuni Surga, sebagaimana istri Fir'aun akan diwarisi oleh ahli Surga." [Faydh al-Qadiir 5/468]

[4] "Adakalanya dia mati setelah pernikahannya."

Semoga sama Suaminya ke Surga nantinya. Aamiin.

[5] "Adakalanya suaminya meninggal, dan dia tinggal dalam keadaan tanpa suami hingga dia mati."

Semoga sama Suaminya ke Surga nantinya. Aamiin.

[6] "Adakalanya suaminya meninggal, kemudian dia menikah dengan suami lain setelahnya."

Dia untuk suaminya yang terakhir, meskipun suaminya yang terakhir itu punya istri banyak.

Akhirannya, saya ingin menyampaikan beberapa hadits Nabi buat para perempuan yang kadang punya rasa yang mengalahkan logika:

أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ

“Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” [H.R. At-Tirmidzy]

Juga Sabda Nabi tentang istri terbaik:

الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

"Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” [H.R. An-Nasa'i]

Bukan pembenaran buat para suami, tetapi sebagai pelipur buat para perempuan dan para istri; bahwa ujian demi ujian jika ditabahi, maka Surga adalah yang terjanji.


Tuesday, October 27, 2015

Teladan Adalah Nasehat Terbaik

oleh Hasan al-Jaizy

Kalimat beliau itu pisau bermata dua, bisa digunakan untuk toleransi kebablasan. Tapi saya setuju sisi positifnya. Umat tidak butuh anak muda yang cuma bisa memaki, protes, kritik dan merendahkan, baik urusan sosial, politik, ekonomi, infotainment, pekerjaan bahkan agama. Umat butuh anak-anak muda kritis namun solutif. Tidak hanya menawarkan centang X tapi harus berani menawarkan apa yang harus dilakukan. Selain itu, perlu berani mencontohkan solusi yang diberikan, bukan sekadar menganjurkan. Karena:

"Teladan adalah nasehat terbaik"

Saya melihat banyak orang tua panik akan masa depan anak muda yang terkesan kurang sesuai asa, tapi ternyata orang tuanya sendiri tidak melakukan pendekatan berarti. Malah kesannya orang tua banyak yang menunggu figur external untuk bisa mengumpulkan, merangkul dan membimbing para junior mereka. Mungkin banyak dari para senior kita sudah cukup letih melihat kekacauan. Zaman sudah berbeda.

Solusi yang dibutuhkan. Dan pemeraga solusi harus ada. Kalau kerjaan kita hanya menunggu saja, maka perbaikan takkan pernah ada. Jika kamu bisa memberikan contoh dan teladan, jangan menunggu tokoh aliran sesat meracuni para pemuda, lalu setelah sadar, barulah kamu berkeluh kesah.

Berikan teladan, kawan. Meskipun ada saja yang tidak suka. Jangan hanya mencukupkan dengan ide dan teori, tapi berikan aksi dan jadilah praktisi. Semua bisa berteori, namun hanya beberapa yang nekad menjadi praktisi.




Monday, October 26, 2015

When Nothing Consumes Everything


Oleh Hasan al-Jaizy

Ada seorang pakar Biologi bernama Thomas Lovejoy. Bekerja di hutan Amazon selama 50 tahun. Dia berkata begini: "Saya melihat banyak pemimpin baru yang muncul. Kita perlu membuat orang-orang muda itu memikirkan masa depan mereka. Kita perlu menyadarkan mereka sehingga mereka bisa membuat perubahan. Karena merekalah yang akan menjalani dengan konsekuensinya.

Meanwhile, ada seorang pakar Syariah bernama Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. Mengabdi sebagai guru ngaji selama 50 tahun, sejak beliau berusia 25 tahun sampai 75. Beliau memikirkan para pemuda dan berkata suatu ketika begini soal pekerjaan pemuda:

فهم يقحمون النساء الآن بالوظائف الرجالية ويدعون الشباب، ليفسد الشباب وليفسد النساء. 

"Mereka (Barat) berusaha merendahkan perempuan di zaman ini dengan pekerjaan-pekerjaan ala laki-laki dan mereka menelantarkan para pemuda laki-laki. Ini agar para pemuda dan para perempuan jadi rusak. "

P.H.P.

oleh Hasan al-Jaizy

Jika kamu diajak maju oleh orang yang cuma jalan di tempat selalu, maka jangan ikut. Karena kamu ga bakal maju-maju malah. Malah kamu bakal bisa lebih maju sendiri dengan jalan ke depan, bukan jalan di tempat.

Jika kamu di-PHP-in sama ikhwan yang ga ngerti gimana caranya step up dan following up, maka jangan masukin hati PHP dia. Kalau kamu masukin ke hati, dia ga bakal maju, kamu menderita menunggu.

Jika kamu dikomporin ngaji sama pihak yang maunya cuma ngaji tematik aja dan terus, kamu cari kajian kitab. Banyak para pemburu tematik gagal move on ke kajian kitab, karena memang niat step up aja ga ada, maka setelah ngaji, ga ada following up. Still walking di tempat, mau dihias apapun posternya.

Sunday, October 25, 2015

Allah Takkan Membalas Air Susu dengan Air Tuba

oleh Hasan al-Jaizy


Diriwayatkan dalam Musnad Ahmad, dalam Musnad Abu Hurairah, bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata; "Sesungguhnya aku mempunyai kerabat, aku menyambung tali silaturrahim kepada mereka namun mereka memutuskannya, aku berlemah-lembut kepada mereka namun mereka menyakitiku, aku berbuat baik kepada mereka namun mereka berbuat jelek kepadaku?"

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika memang benar seperti apa yang kamu katakan maka seakan akan kamu menaburkan debu yang panas kepada mereka, dan kamu akan selalu mendapatkan pertolongan Allah selama kamu masih melakukannya."

Jika kamu tulus berbuat baik namun ditolak orang, bahkan ditolak semua orang, selama tulusmu benar dan perbuatanmu baik, maka biarkan Allah yang menerimanya. Jika amalmu cuma bisa menghasilkan sakit hati dan air mata, maka biarkan Allah yang mengetahuinya. Biarkan Allah yang mendengarnya.


Segagal apapun, mungkin kesabaranmu akan membantumu berdekatan dengan-Nya. Dan itu jauh lebih indah buat kamu.