oleh Hasan al-Jaizy
Kalimat
beliau itu pisau bermata dua, bisa digunakan untuk toleransi kebablasan. Tapi
saya setuju sisi positifnya. Umat tidak butuh anak muda yang cuma bisa memaki,
protes, kritik dan merendahkan, baik urusan sosial, politik, ekonomi,
infotainment, pekerjaan bahkan agama. Umat butuh anak-anak muda kritis namun
solutif. Tidak hanya menawarkan centang X tapi harus berani menawarkan apa yang
harus dilakukan. Selain itu, perlu berani mencontohkan solusi yang diberikan,
bukan sekadar menganjurkan. Karena:
"Teladan
adalah nasehat terbaik"
Saya
melihat banyak orang tua panik akan masa depan anak muda yang terkesan kurang
sesuai asa, tapi ternyata orang tuanya sendiri tidak melakukan pendekatan
berarti. Malah kesannya orang tua banyak yang menunggu figur external untuk
bisa mengumpulkan, merangkul dan membimbing para junior mereka. Mungkin banyak
dari para senior kita sudah cukup letih melihat kekacauan. Zaman sudah berbeda.
Solusi
yang dibutuhkan. Dan pemeraga solusi harus ada. Kalau kerjaan kita hanya
menunggu saja, maka perbaikan takkan pernah ada. Jika kamu bisa memberikan
contoh dan teladan, jangan menunggu tokoh aliran sesat meracuni para pemuda,
lalu setelah sadar, barulah kamu berkeluh kesah.
Berikan
teladan, kawan. Meskipun ada saja yang tidak suka. Jangan hanya mencukupkan
dengan ide dan teori, tapi berikan aksi dan jadilah praktisi. Semua bisa
berteori, namun hanya beberapa yang nekad menjadi praktisi.
No comments:
Post a Comment