oleh Hasan Al-Jaizy
Apa hukum membayar hutang dengan JUMLAH LEBIH dari kadar awalnya sebagai rasa terima kasih pada pemberi hutang?
Jawab:
Hukum: Jika sang pengutang/peminjam memberi kelebihan uang pada pemberi hutang ketika hari pembayaran sebagai rasa syukur dan terima kasih, itu diperbolehkan dengan syarat: tidak ada perjanjian atau kesepakatan atau syarat sebelumnya.
Dalil Naqly:
Hadits Jabir ibn Abdullah radhiyallahu anh, ia berkata: 'Aku datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau berada di masjid. Jabir bin 'Abdullah berkata, Beliau bersabda: "Shalatlah dua rakaat". Ketika itu beliau mempunyai hutang kepadaku. Maka beliau membayarnya dan memberi tambahan kepadaku.' [H.R. Bukhary]
Ibnu Qudamah rahimahullah dalam Kitab Al-Mughny jilid 4 berkata, yang maknanya:
"Jika seseorang meminjamkan sesuatu secara mutlak tanpa syarat [tertentu], lalu dikembalikan pinjaman tsb dengan yang lebih baik, dari segi kadar, sifat dan selainnya, dengan ridha keduanya, maka itu diperbolehkan.
Ibnu Umar, Said ibn Musayyab, Al-Hasan, An-Nakh'iy, Asy-Sya'by, Az-Zuhry, Makhuul, Malik dan Syafi'i memberi atau menentukan keringanan [dalam masalah ini].
Karena Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam pernah meminjam sesuatu dari sahabat beliau, lalu mengembalikan pinjaman tsb dengan yang lebih baik, seraya berkata:
خيركم أحسنكم قضاء
"Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik [dalam] mengqadha"
Hadits ini muttafaq alaih, dan di riwayat Bukhary dengan lafadz sedikit berbeda.
Wallahu ta'ala a'lam
Referensi: islamqa.com
15 Oktober 2011
http://www.facebook.com/groups/295655443784404/permalink/307555055927776/
Apa hukum membayar hutang dengan JUMLAH LEBIH dari kadar awalnya sebagai rasa terima kasih pada pemberi hutang?
Jawab:
Hukum: Jika sang pengutang/peminjam memberi kelebihan uang pada pemberi hutang ketika hari pembayaran sebagai rasa syukur dan terima kasih, itu diperbolehkan dengan syarat: tidak ada perjanjian atau kesepakatan atau syarat sebelumnya.
Dalil Naqly:
Hadits Jabir ibn Abdullah radhiyallahu anh, ia berkata: 'Aku datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau berada di masjid. Jabir bin 'Abdullah berkata, Beliau bersabda: "Shalatlah dua rakaat". Ketika itu beliau mempunyai hutang kepadaku. Maka beliau membayarnya dan memberi tambahan kepadaku.' [H.R. Bukhary]
Ibnu Qudamah rahimahullah dalam Kitab Al-Mughny jilid 4 berkata, yang maknanya:
"Jika seseorang meminjamkan sesuatu secara mutlak tanpa syarat [tertentu], lalu dikembalikan pinjaman tsb dengan yang lebih baik, dari segi kadar, sifat dan selainnya, dengan ridha keduanya, maka itu diperbolehkan.
Ibnu Umar, Said ibn Musayyab, Al-Hasan, An-Nakh'iy, Asy-Sya'by, Az-Zuhry, Makhuul, Malik dan Syafi'i memberi atau menentukan keringanan [dalam masalah ini].
Karena Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam pernah meminjam sesuatu dari sahabat beliau, lalu mengembalikan pinjaman tsb dengan yang lebih baik, seraya berkata:
خيركم أحسنكم قضاء
"Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik [dalam] mengqadha"
Hadits ini muttafaq alaih, dan di riwayat Bukhary dengan lafadz sedikit berbeda.
Wallahu ta'ala a'lam
Referensi: islamqa.com
15 Oktober 2011
http://www.facebook.com/groups/295655443784404/permalink/307555055927776/
No comments:
Post a Comment