oleh Hasan Al-Jaizy
Hati yang empunya jahil (bodoh)
tak terasuki ilmu yang sahih sangat riskan. Jangankan hati yang bodoh, bahkan
jika seseorang yang berilmu tinggi pun berpotensi tercelakakan dengan penyakit
maknawi yang menjalar di lubuk hati. Sesungguhnya tiap-tiap manusia mempunyai
nasib, kadar, bagian, takaran dan ukuran dari ujian hati. Ketahuilah, setiap
amalanmu, setan berupaya memberi andil di dalamnya.
Penting untuk tidak kau abaikan,
bahwa jikalau setan tak mampu menipumu dengan kemaksiatan yang benderang, ia
akan menipumu dalam ibadah yang cemerlang. Karena itu, takutlah dan semakin
takutlah jika ternyata engkau adalah orang berilmu. Jika engkau mampu membaca
Al-Qur'an seindah bacaan, atau memiliki kapasitas ilmu agama yang mengagumkan,
atau menuai derma sedekah bergunung-gunung, atau bergerak ke medan perang,
secara zahir itu semua adalah keutamaan dan karunia yang begitu besar untukmu.
Tetapi, ingat selalu dan
selalulah ingat bahwa golongan pertama yang akan diseret ke neraka adalah
pembaca Al-Qur'an, penebar ilmu kandungannya, penderma berharta dan pemerang di
laga, yang mereka melakukannya tidak untuk Yang Maha Kuasa. Mereka melakukannya
untuk diri mereka. Dan bertambah buruk kondisi mereka ketika di Hari
Perhitungan mereka berdusta di depan Allah dengan berkata, 'Sungguh aku
mengikhlaskannya di dunia untuk-Mu.' Seketika pula, Allah menyanggah, "Kau
telah berdusta!" dan memerintahkan pesuruhnya dari malaikat untuk menyeret
mereka menuju neraka.
Hatimu rentan, mohonlah
kesembuhan. Hatimu riskan, mohonlah keteguhan.
Amalan terbaik untuk kesembuhan
penyakit hati dan keteguhan lurusnya hati adalah menuntut ilmu syar'i dan
membaca kalam ilahi. Ya, insya Allah, dengan Al-Qur'an kau akan mendapatkan
surga untuk hati. Allah Ta'ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم
مَّوْعِظَةٌۭ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌۭ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًۭى وَرَحْمَةٌۭ
لِّلْمُؤْمِنِينَ
"Hai manusia, sesungguhnya
telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi
orang-orang yang beriman." [Q.S. Yunus: 57]
Al-Qur'an adalah penyembuh bagi
penyakit 'kebodohan' (الجهل) dan 'penyimpangan' (الغي)
yang berada di dalam dada. Ingat, 'kebodohan' dan 'penyimpangan'. Kebodohan
biasa menjangkit orang yang tidak belajar dan tak berilmu. Sedangkan
'penyimpangan' biasa menjangkit orang yang belajar, tahu dan berilmu. Karena
itu, orang kafir dari kaum Nasrani cenderung bodoh dan orang kafir dari kaum
Yahudi cenderung menyimpang.
Sedangkan Nabi kita, Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam, secara mutlak terbebas dari keduanya. Itu sudah
Allah kabarkan kepada kita semua melalui firman-Nya:
وَٱلنَّجْمِ إِذَا هَوَىٰ - مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ
وَمَا غَوَىٰ
"Demi bintang ketika
terbenam, Kawanmu (Muhammad) tidaklah SESAT dan tidak pula MENYIMPANG."
(Q.S. An-Najm: 1-2)
Kebodohan adalah penyakit yang
bisa disembuhkan dengan ilmu dan petunjuk.
Sedangkan penyimpangan adalah
penyakit yang bisa disembuhkan dengan rusyd atau kelurusan dalam kebenaran.
Saudara-saudaraku, kini bertabur
pencari ilmu agama, yang mereka mendalaminya namun mereka tertipu dengannya.
Bukanlah ilmu yang menipu mereka, namun niat dan maksud mereka lah yang membuat
mereka tertipu. Mari kita niatkan mencari ilmu untuk mengenyahkan kebodohan dan
menyembuhkan hati darinya. Namun, ketika sudah berilmu, tetap mohonlah
kepada-Nya agar senantiasa diberi jalan yang lurus, bukan jalan orang-orang
yang mencari pembenaran ketika dia tahu jalannya salah, bukan pula jalan
orang-orang yang hendak menuntaskan hawa nafsu dengan ilmu yang ia miliki.
Sungguh, hati kita begitu rentan.
Jikalau kita sudah merasa aman, maka itulah sebuah kehinaan.
No comments:
Post a Comment