Wednesday, January 30, 2013

Wakakakak...Ngustad Kok Masih Bujang?

oleh Hasan Al-Jaizy


Wakakakak...Ngustad Kok Masih Bujang?

Atau, beri judul lain: Masih Bujang Kok Ngustad?

Untuk membalikkan 'ejekan' di atas, cukup dengan kalimat: "Anda yang sudah tidak membujang kok belum bisa jadi ustadz?"

Dan jika ternyata ia adalah seorang ustadz, maka cukup dengan kalimat: "Anda yang sudah ustadz kok menertawai ustadz lain karena bujangnya?"

====================================

Berawal dari status sahabat saya malam ini, Ust. Zarkasih [tanpa tag], yang Jum'at kemarin mendapat peran berdakwah di mimbar hari Jum'at. Beliau sudah biasa khutbah Jum'at. Dan beliau masih 'single'. Bagi yang mau daftar, silahkan untuk tidak mendaftar ke saya; karena saya sendiri menutup pendaftaran, bagi diri sendiri, maupun bagi orang lain.

Nah, sahabat saya ini ditanya oleh seorang pegawai di kantor tempat masjid ia khutbah, "Anak sudah berapa, ustadz?"

Menyimak Kuburan Keramat

oleh Hasan Al-Jaizy


Pertanyaan keramat hari ini adalah "Pak Ustadz, apa hukumnya mendengarkan lantunan Al-Qur'an dari seorang Qari HIZBI? Seperti Syaikh XX yang terkenal itu?"

Pak Ustadz: "Baiknya antum mendengar lantunan dari Qari Ahlus Sunnah saja! Tapi, sebenarnya tidak apa-apa."

*^%^$&*$%$%#%^*^

"Pak Ustadz, apa hukumnya diimami seorang imam hizby?"

Pak Ustadz: "Baiknya antum cari imam Ahlus Sunnah saja, seperti saya misalnya."

"Pak Ustadz, apa hukumnya tidak menghizbikan orang hizby?"

Pak Ustadz: "Berarti orang itu hizby."

===================================

Cari versi lain saja. Begini:

"Pak Ustadz, apa hukumnya mendengar bacaan Qari Hizby?"

Pak Ustadz: "Hukumnya maklum, tatacaranya masyhur, dan bertanya tentangnya adalah bid'ah"

"Pak Ustadz, apa hukumnya diimami seorang imam hizby?"

Pak Ustadz: "Selama kehizbian tidak membatalkan keislaman, shalat dan imamah, maka pertanyaan ini jawabannya jelas."

"Pak Ustadz, apa hukumnya tidak menghizbikan orang hizby?"

Pak Ustadz: "Berarti antum ga ada kerjaan lain."

"Pak Ustadz, apakah boleh menimba ilmu dari seorang guru yang manhajnya ga jelas?"

Pak Ustadz: "Yang ga jelas itu manhaj gurunya atau antum? Kalau manhaj gurunya ga jelas bagi antum, bisa jadi karena antum sendiri yang ge jelas. Kalau antum merasa manhajnya sudah jelas dan menilai manhaj guru antum ga jelas, maka jelaskan manhaj antum pada guru tersebut, setelah jelas manhajnya, barulah berguru padanya. Repot, kan?"

"Pak Ustadz, apakah antum hizby?"

Pak Ustadz: "Inilah pertanyaan yang ga jelas maunya apa."

=================================

Hizbiyyah (dalam artian: fanatisme) bisa menghalangi seseorang dari kebenaran. Sibuk dalam pelabelan hizbiyyah juga bisa menghalangi seseorang dari pembelajaran.

Love Her Before Meeting Her

oleh Hasan Al-Jaizy

I just want to tell my wife someday that these times I really think of her and try hard to reach her...to grab her ini the unknown. Trying hard to fix problems...to find money...

....then I'm gonna tell her one day that to find you was not easy and made some rains in my youth.

....then she has to know that I already made a sacrifice before she does.

I already love her before I meet her, even before I know her.


Tafsir Surat AL-MASAD

oleh Hasan Al-Jaizy

Fawaid 0032: "Tafsir Surat AL-MASAD"

Surat Al-Masad adalah surat urutan 111 dalam mushaf, berjumlah 5 ayat dan turun di Makkah.

=======SURAT AL-MASAD========

[1] تَبَّتْ يَدَآ أَبِى لَهَبٍۢ وَتَبَّ

"Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa."

[2] مَآ أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُۥ وَمَا كَسَبَ

"Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan."

[3] سَيَصْلَىٰ نَارًۭا ذَاتَ لَهَبٍۢ

"Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak."

[4] وَٱمْرَأَتُهُۥ حَمَّالَةَ ٱلْحَطَبِ

"Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar."

[5] فِى جِيدِهَا حَبْلٌۭ مِّن مَّسَدٍۭ

"Yang di lehernya ada tali dari sabut."

=======MUFRADAT/KOSAKATA=======

==> [تَبَّ] = Binasa; rusak. Di ayat pertama, disebut kata ini dua kali sebagai penguatan.

==> [أَغْنَىٰ عَنْ] = Mengayakan; Mencukupi; Memberi faedah. Lalu ditambahkan مَآ yang sejatinya berfungsi sebagai naafiyah (menafikan) khabar setelahnya. Berati: tidak memberi faedah.

==> [كَسَبَ] = Usaha; Mendapatkan.

==> [يَصْلَىٰ] = Terbakar; Terpanggang; Masuk ke dalam. Ditambah kata نَار setelahnya memberikan maksud: Masuk ke dalam neraka dan terbakar di dalamnya.

==> [لَهَبٍۢ] = Gejolak atau nyala atau jilatan api.

==> [ٱلْحَطَبِ] = Kayu bakar

==> [ جِيدِ] = Leher

==> [حَبْلٌۭ] = Tali

==> [مَّسَدٍۭ] = Serabut

========TAFSIR [AS-SA'DY]=========

Abu Lahab adalah paman Nabi -shallallahu alaihi wa sallam-. Ia amat memusuhi dan menyakiti beliau. Ia tidak memiliki balas budi dan tidak memiliki semangat kekerabatan. Semoga Allah Ta'ala memberinya balasan buruk. Karena itu Allah Ta'ala amat mencelanya yang merupakan kehinaan baginya hingga Hari Kiamat seraya berfirman,

[1] [تَبَّتْ يَدَآ أَبِى لَهَبٍۢ] "Binasalah kedua tangan Abu Lahab", yakni rugi dan celakalah kedua tangannya . [وَتَبَّ] "Dan sungguh ia akan binasa", sehingga ia tidak akan beruntung.

[2] [مَآ أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ] "Tidaklah berfaidah kepadanya harta bendanya" yang dimilikinya sehingga ia bisa berlaku semena-mena dan tidak pula berguna baginya, [وَمَا كَسَبَ] "Dan apa yang ia usahakan" tidak akan bisa menangkal adzab Allah Ta'ala sedikitpun bila datang ia menimpa.

[3-5] [ سَيَصْلَىٰ نَارًۭا ذَاتَ لَهَبٍۢ] "Kelak ia akan masuk ke dalam api yang bergejolak", yakni neraka akan mengelilinya dari segenap penjuru, dia [وَٱمْرَأَتُهُۥ حَمَّالَةَ ٱلْحَطَبِ] "dan istrinya, pembawa kayu bakar." Istrinya juga amat menyakiti Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam-. Abu Lahab dan istrinya saling bahu-membahu dalam dosa dan permusuhan. Ia menimpakan keburukan dan berusaha sekuat tenaga menyakiti Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- sehingga dosa-dosanya menumpuk di atas punggungnya, sama seperti orang yang menumpuk kayu bakar dengan tali yang telah disiapkan di lehernya. [ مِّن مَّسَدٍۭ] "Dari sabut", yaitu dari pintalan sabut atau ia membawa kayu bakar di neraka untuk suaminya dengan mengalungi tali dari sabut di lehernya.

Bagaimanapun juga dalam ayat ini terdapat tanda-tanda kebesaran Allah Ta'ala yang nyata, karena Allah Ta'ala menurunkan surat ini ketika Abu Lahab beserta istrinya belum mati. Allah Ta'ala memberitahukan bahwa keduanya akan disiksa di neraka dan itu pasti. Sebagai konsekuensinya, keduanya tidak masuk Islam. Dan terjadilah seperti yang diberitahukan oleh Dzat Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata.

Wallahu a'lam

18 Rabi'ul Awwal 1434



Hizby Bak Mandi...eh...Hizby Bak Oase

oleh Hasan Al-Jaizy



Berkali-kali, entah di dunia nyata atau selainnya, saya dengar ikhwah hizbiyyuun (langsung saja saya cap 'Hizbiyyun' karena kita -saya dan mereka- sama-sama tahu bahwa mereka ber-tahazzub secara nyata; meskipun jangan-jangan saya sendiri juga Hizby karena bersahabat dengan mereka) mengutip perkataan emas yang baru:

"Kalian seharusnya contoh saudara kalian [baca: golongan kalian] di Mesir! Mereka kini lebih terbuka wawasannya. Mereka sudah punya partai sekarang. Dahulu, bukankah mereka dan juga kalian paling anti dengan partai!? Sekarang, justru karena situasi dan ijtihad non-kolektif (dalam artian: tidak disepakati semua kalangan dari berbagai negara), mereka punya partai. Namanya sudah jelas: HIZB. Hizb Cahaya. Hizby. Tak apa-apa toh ngizby?"

Tanggapan saya (sebagai orang kecil tidak masalah jika dituduh Hizby) adalah:

[1] Kalian berfikir bahwa seluruh kaum S di Mesir itu sepakat atas pembangunan Hizb tersebut; padahal tidak! Mereka terbagi menjadi 2. Satu mendukung, dan satu mengkritisi. Saya pribadi -karena bukan orang sana dan tidak punya keahlian- tidak mendukung tidak pula mengkritisi. Tetapi, berusaha menghormati karena itu adalah hasil ijtihad 'sebagian' dari ulama mereka.