oleh Hasan Al-Jaizy
Gurita-gurita
sawah itu ada, kata penduduk desa. Sempat bertanya aku apakah mimpi ini adanya
atau bukan rupanya. Gerangan apa yang menjadikan gurita tinggal di sawah?
Apakah orang-orang desa itu sedang mabuk atau memang terlalu tertekan karena
diperas pengusaha dari kota?
Aku
ingin mengetahui benar tidaknya buah bibir mereka. Kata orang, buah tak jatuh
jauh dari pohonnya. Namun, buah bibir seringkali menggelinding kesana kemari
sehingga warnanya tak keruan tercampur debu-debu intan. Kata orang, seperti
bapak seperti anak. Namun, kenapa lebih banyak anak tenang dalam pelukan
ibunya? Kenapa bukan bapaknya? Apa karena bapak adalah orang paling bangga kala
suksesnya anak seraya berkata, 'Ia seperti aku!'? Juga mungkin karena ibu
adalah makhluk paling rendah hati kala menatap suksesnya anak tanpa berkata 'Ia
seperti aku', namun hanya membatin 'Tak sia aku mendidik'.
Malam-malam
berkabut aku keluar. Kata mereka, gurita-gurita sawah keluar malam hari. Mereka
suka menyelinap di balik tirai ilalang tinggi-tinggi. Sungguh aku merasa ngeri.
Macam mana pula normalnya aku keluar malam hari demi menonton ilalang
meninggi!? Kata mereka pula, mereka (para gurita) suka bersembunyi mengintip di
dalam gerai petakan sawah. Aih, macam mana pula sudinya aku berbecek kaki
pijakkan bumi di malam hari demi gurita kekononan!?
Tapi,
rasa penasaranku tak mati-mati.
Lihat
itu, ilalang meninggi. Tapi, setinggi-tingginya ilalang, ujung kepalanya tetap
menunduk. Kalah pula manusia, yang tinggi pun belum sampai, pundi amal pun
belum tunai, namun malas merunduk. Wah, ada beberapa pasang mata di sana!
Kunyalakan senterku. Kusorot mereka. Hilang!
Berfikirlah
keras-keras batinku. Apa yang hendak kulaku? Apa harus ku datangi mereka?
Sedangkan aku tak tahu kekuatan mereka. Namun, ku merasa yakin jahatnya mereka.
Gurita-gurita sawah...kenapa mereka ada di sawah? "Pergi aja loe ke
laut," kata Sunan Alay. Aneh sekali. Apa mereka sudah tak punya daya di
tempat asalnya? Kenapa harus menjajah sawah? Dan jikalau menjajah, kenapa hanya
saat malam saja???
Gurita-gurita
itu terlihat lagi. Mereka berseliweran di semak-semak berilalang. Mengerikan
sekali. Lihat berapa puluh belalai melambai ke sana kemari. Yang ku tahu,
mereka mendekatiku...Yang ku tahu, mereka marah padaku....Yang ku kira, mereka
akan menangkapku...Yang ku tahu, mereka akan mencekik sekujur
tubuhku...seolah-olah seluruhnya adalah leher.
Yang ku
tahu...gurita-gurita itu ada di negeri ini. Banyak sekali...banyak sekali!
Kasihan para petani.
No comments:
Post a Comment