Saturday, February 2, 2013

Nyesel Masa Kecil...20 Tahun...Kecewa Karena Cinta

oleh Hasan Al-Jaizy


Nyesel Masa Kecil...20 Tahun...Kecewa Karena Cinta

Nyesel Masa Kecil

Nyesel Masa Kecil

Ketika itu kami berbincang empat mata, dua hidung, dua lidah, dua mulut dan delapan jempol, mengenai kemampuan kami masing-masing. Saya sedang berbicara dengan seorang teman sekelas yang Allah beri berkah dan rahmat baginya, yaitu berupa hafalan 30 juz. Kita berdua berbincang. Ia ingin menjadi seperti saya. Saya juga ingin menjadi seperti dia. Tak sekali ia menanyakan bagaimana konsisten menulis. Tak sekali pula saya menanyakan bagaimana konsisten menghafal Al-Qur'an.

Yang paling membuat saya menyesal adalah setelah saya bertanya begini, "Karena ente sudah hafal semuanya, ketika ceramah atau kajian atau apapun itu, apakah dalil-dalil langsung terfikir?"

Ia jawab, "Iya, alhamdulillah. Mengalir. Tiba-tiba hadir gitu aja di fikiran. Jadi, enak sekali."
 

Jawaban itu mengena sekali dan mencambuk diri saya, dari ujung hingga ke ujung. Teman saya ini beruntung sangat; karena sudah mulai menghafal rutin dan banyak semenjak duduk di bangku sekolah/pondok. Ia berafiliasi dengan Hidayatullah. Hizby jangan-jangan. Kalau bagi sebagian ikhwah dan beberapa ustadz, baiknya tidak mendengar lantunan ngaji orang Hizby. Bagusnya Ahlus Sunnah saja. Lebay kok dipelihara? Kambing donk dipelihara, biar bisa diternaki lagi, atau dimakan, atau dijual.

Sementara banyak dari ulama, diwartakan sudah hafal Al-Qur'an sebelum usia baligh. Bahkan, saking pintar dan kuat hafalannya, Ibnu Taimiyyah [w. 728 H] sudah bisa berfatwa sebelum berusia 20 tahun.

20 tahun

20 tahun

20 tahun sudah berlalu beberapa tahun lalu bagi saya. Masa 20 tahun pertama teramat berharga. Sayang, banyak waktu tercelup dalam kesiaan. Kalau kata Chrisye, atau mungkin kata Anda sendiri, masa-masa paling indah adalah masa-masa di sekolah. Kalau bagi sebagian orang, disebut indah karena masa-masa itu memiliki momen emosional yang tinggi, seperti pacaran (bagi yang melakukannya), persahabatan dan kejadian-kejadian umum untuk ABG.

Momen emosional yang terbaik itu justru ada di masa setelah menikah bersama pasangan. Di sana, rasa kasih, pengorbanan, persatuan antara jiwa berbeda lebih nyata. Berbeda dengan yang terjadi dan terasa di masa ABG. Memang, momen ABG seringkali sensasional, namun kadang orang-orang dewasa akan senyum-senyum sendiri atau malah malu akan masa lalu ketika mengingat kekonyolan momen itu.

Kelipatan 20 adalah 40, bukan? Nah, masa-masa itulah masa-masa matangnya manusia, terutama pria, namun justru dalam urusan ahok-ahok meremaja. Maksudnya: ingin punya yang baru. Kalau sudah begitu, emak-emak mulai kecewa dengan Rambo-nya. Kecewa karena cinta.

Kecewa Karena Cinta

Kecewa Karena Cinta

Seperti beberapa kisah ulama di zaman dahulu, jika mereka kehilangan kitabnya, terlebih kitab kesayangannya, mereka akan kecewa sejadi-jadinya. Karena bagi mereka, kitab adalah sesuatu yang sangat mahal. Selain mahal, sulit didapatkan. Wajar sekali. Karena dahulu tidak ada mesin ketik, apalagi komputer. Tidak ada printer, scanner dan semacamnya. Kalau mau copas, ya tulis ulang dengan tinta. Jadi, jika satu buku berhalaman 1000, ditulis ulang 1000 halaman. Dan ada memang pekerja khusus dalam menulis ulang kitab-kitab.

Kecewa karena cinta juga bisa disebabkan cemburu, baik itu cemburu melek, cemburu merem atau cemburu buta. Kecemburuan sangat rentan terjadi pada wanita. Apakah pria tidak pernah cemburu? Enak saja. Pria-pria baik itu sangat cemburu jika pasangan mereka berpakaian ala kalkun di luar rumah, sementara di dalam rumah jadi kuntilanak.

Kecemburuan pria sangat terwujud ketika tahu bahwa penghasilan pasangannya ternyata lebih atau jauh lebih besar darinya. Apalagi jika ia sendiri tidak punya penghasilan, sementara pasangannya berpenghasilan dan suka keluar-keluar. Beuuhh. Makanya, suami-suami yang berpenghasilan rendah dan dikalahkan istri-istrinya, akan menjadi Rambo-Rambo sensitif. Peka dengan kekecewaan. Kenapa? Karena pria sejatinya tidak mau di 'bawah', maunya ada di 'atas'. Eh?

Tanggal berapa sekarang? 20 Rabi'ul Awwal dan masih ada penyelenggaraan Maulid Nabi, sebuah bid'ah dholalah hasanah.

No comments:

Post a Comment