Wednesday, December 28, 2011

Jikalau Listrik Mati...

oleh Hasan Al Jaizy

Jikalau listrik mati selepas Subuh, atau sebelumnya, saya yakin Jakarta lebih damai dan tentram. Kenapa? Tidak terdengar suara bising teriak-teriak beralasan dzikir. Fine, dzikir adalah baik. Namun kebaikan itu dinamakan baik jika tidak 'mengganggu', bukan?

Jikalau listrik mati, akankah mereka tetap berdzikir di kesendirian masing-masing? Atau, [sebagaimana perkara Ahlul Bid'ah] mereka merasa lesu dan enggan berdzikir? Wallahu a'lam.

Allahummaghfir lil muslimiina wal muslimaat



--> Di antara Ahli Dzikir, ia hanya berdzikir tatkala ada kesempatan untuk melakukannya di depan manusia. Artinya: zahir ia berdzikir, dalam kesendiriannya ia tidak berdzikir, karena tidak dilihat manusia.

--> Di antara Juru Dakwah, ia hanya berdakwah ketika medan tampak segar dan banyak imbalan. Artinya: Ketika medan tampak lesu atau sedikit imbalan, enggan ia berdakwah.

--> Di antara Ahli ibadah, ada yang disebut Ahli Bid'ah. Sehingga mayoritas ibadahnya adalah bid'ah. Wal iyaadzubillah.

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات



Adzan disyariatkan oleh Allah salah dua kegunaannya adalah untuk tadzkiir [mengingatkan] dan juga tanbiih [memperingatkan] waktu shalat.

Sementara hal2 itu disyariatkan oleh manusia kegunaannya adalah untuk 'mengingatkan' dan 'memperingatkan' waktu shalat.

Definisi bid'ah oleh Al-Imam Asy-Syathiby rahimahullah dalam kitab Al-I'tisham:

"Suatu istilah untuk suatu jalan/cara dalam agama yang dibuat-buat (tak berdali) yang MENYERUPAI syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk berlebih-lebihan/melebihkan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala."

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات


No comments:

Post a Comment