Wednesday, December 21, 2011

Tentang Hari Ibu


oleh Hasan Al-Jaizy

[1] Jika baktimu sehari setahun, durhakamu 364 hari setahun
[2] Jika baktimu pada ibu terlambang tanggal 22 Desember, maka durhakamu padanya terlambang setiap hari selain 22 Desember
[3] Jika baktimu dimaksimalkan tanggal 22 Desember, maka baktimu selain hari itu minimal...atau pura-pura kau berbakti?
[4] Ibuku adalah seorang ibu sebagaimana ibumu. Perbedaannya, ibumu terbaktikan atau diperingati sehari setahun, sementara ibuku insya Allah terbaktikan dan diingat setiap hari sepanjang tahun...bahkan terdoakan meski ia telah wafat. 

Kasihan sekali ibumu...beruntung sekali ibuku


 Tambahan:

--> Ibuku sama sekali tak tahu 22 Desember adalah harinya...dan ibuku sudah berstatus sebagai ibu lebih dari 22 tahun.
--> Ibuku tak butuh hari khusus kebaktian...atau, bukankah 'kebaktian' hanya di Hari Minggu? [lol]
--> Tanpa memperingati hari Ibu, aku selalu ingat ibuku dan ibuku ingat aku. Apakah kau dan ibumu saling melupakan kecuali hari ini? Kasihan!

Jika status ini tertera di wall-mu 2 kali pada 22 Desember, apakah kau esok [23 Desember] tetap berbakti sebagaimana baktimu hari ini?


Kelak Bapak-bapak 'kesepian' akan demo meminta emansipasi hari peringatan 'bapak-bapak' karena selama ini bapak-bapak membanting tulang tapi tak diingat-ingat dan diperingati dimana tulangnya dibanting.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/296717520369640

No comments:

Post a Comment