oleh Hasan AL-Jaizy
Beberapa point yang sekiranya menjadi nasihat bagimu:
[1] Yang dibutuhkan umat sebenarnya adalah PEMAHAMANMU [apa yang kau pahami] tentang suatu permasalahan, lalu kau jelaskan pada mereka hingga mereka mengerti.
[2] Dan umat tidak membutuhkan darimu murni Copy-Paste sedangkan kamu sendiri justru tidak menguasai dan berlepas tangan setelah Copy-Paste. Jika kamu beralasan: "Biar Copas, yang penting ilmiah!"
[3] YA, ilmiah! Ilmiah artikelnya, namun bukan ilmiah kamu-nya. Copy-Paste tidak tercela awalnya, atau bahkan ia terpuji jika bertujuan baik dan bermanfaat bagi orang lain.
[4] Tapi, seorang anak kecil yang terbiasa 'mudah' dan 'dipermudah' sesuai inginnya, kelak ia akan terbiasa mencari jalan mudah, berketergantungan, manja dan ujungnya: tidak bisa apa-apa.
[5] Begitu juga dengan thalib jika sekedar copy-paste buta tanpa ada usaha memahami+mengembangkan; yang sebenarnya ia seperti keadaan point ke-4. Berbeda halnya jika kamu belajar dari kitab maupun Internet, lalu kamu ringkas point2 penting, kamu fahami dalam-dalam, bahkan beberapa dalil dan kaedah kamu hafal, lalu semuanya kamu kembangkan.
[6] Thalib Al-Ilm adalah Mencari Ilmu untuk bekal dirinya...bukan sekedar mencari artikel untuk bekal...status atau catatan panjangnya.
[1] Yang dibutuhkan umat sebenarnya adalah PEMAHAMANMU [apa yang kau pahami] tentang suatu permasalahan, lalu kau jelaskan pada mereka hingga mereka mengerti.
[2] Dan umat tidak membutuhkan darimu murni Copy-Paste sedangkan kamu sendiri justru tidak menguasai dan berlepas tangan setelah Copy-Paste. Jika kamu beralasan: "Biar Copas, yang penting ilmiah!"
[3] YA, ilmiah! Ilmiah artikelnya, namun bukan ilmiah kamu-nya. Copy-Paste tidak tercela awalnya, atau bahkan ia terpuji jika bertujuan baik dan bermanfaat bagi orang lain.
[4] Tapi, seorang anak kecil yang terbiasa 'mudah' dan 'dipermudah' sesuai inginnya, kelak ia akan terbiasa mencari jalan mudah, berketergantungan, manja dan ujungnya: tidak bisa apa-apa.
[5] Begitu juga dengan thalib jika sekedar copy-paste buta tanpa ada usaha memahami+mengembangkan; yang sebenarnya ia seperti keadaan point ke-4. Berbeda halnya jika kamu belajar dari kitab maupun Internet, lalu kamu ringkas point2 penting, kamu fahami dalam-dalam, bahkan beberapa dalil dan kaedah kamu hafal, lalu semuanya kamu kembangkan.
[6] Thalib Al-Ilm adalah Mencari Ilmu untuk bekal dirinya...bukan sekedar mencari artikel untuk bekal...status atau catatan panjangnya.
Karena:
Ketika kamu menjabarkan suatu pemahaman hanya dengan copy-paste dan cara2 pragmatis, sesungguhnya BUKAN KAMU yang menjabarkan, melainkan penulis asli artikel atau buku.
Ketika kamu membantah suatu pemahaman hanya dengan hasil mentah copy-paste, sesungguhnya BUKAN KAMU yang membantah, melainkan penulis asli artikel.
Ketika kamu menukil panjang2 sebuah tulisan karya orang, itu tidak menjadikan segala ilmu dan faedah serta merta menjadi milikmu. No! Ilmu yang kamu miliki adalah ilmu yang kau pelajari, fahami, fikirkan, terhafal asasnya, kembangkan dan sebarkan dengan bahasa atau penyampaian oleh dirimu sendiri, bukan oleh Ctrl+C dan Ctrl+V.
Karena, anak SMP di sebuah pondok pesantren juga mampu melakukannya; bahkan lebih cepat.
Ketika kamu menjabarkan suatu pemahaman hanya dengan copy-paste dan cara2 pragmatis, sesungguhnya BUKAN KAMU yang menjabarkan, melainkan penulis asli artikel atau buku.
Ketika kamu membantah suatu pemahaman hanya dengan hasil mentah copy-paste, sesungguhnya BUKAN KAMU yang membantah, melainkan penulis asli artikel.
Ketika kamu menukil panjang2 sebuah tulisan karya orang, itu tidak menjadikan segala ilmu dan faedah serta merta menjadi milikmu. No! Ilmu yang kamu miliki adalah ilmu yang kau pelajari, fahami, fikirkan, terhafal asasnya, kembangkan dan sebarkan dengan bahasa atau penyampaian oleh dirimu sendiri, bukan oleh Ctrl+C dan Ctrl+V.
Karena, anak SMP di sebuah pondok pesantren juga mampu melakukannya; bahkan lebih cepat.
No comments:
Post a Comment