oleh Hasan Al-Jaizy
Belajar dari Mereka? [Sebuah Ironi Masa Kini]
Pernah kita katakan ingin belajar Islam di Ramadhan, lalu tertambatlah pandangan kita pada sinetron religius di TV. Apa yang kita cari? Ilmu agama? Tarbiyyah/pendidikan jiwa atau sosial atau keluarga? Ketentraman hati? Penyembuh luka dan lara di hati?
Tidakkah kita saksikan boneka-boneka kotor berbicara mengenai agama, kesantunan, budi pekerti dan hikmah di sana?
Tidakkah kita saksikan sebelum dan [mungkin] selepas Ramadha, tanduk setan akan kembali muncul di kepala-kepala mereka?
Ketika Ramadhan, secara mendadak jadilah mereka para praktisi agama dan kebaikan. Sementara di luar Ramadhan, kita temukan mereka adalah makhluk2 pertama yang menyeru pada kefasikan bahkan kekufuran!!!
Yang Asalnya Baik...Yang Dasarnya Buruk
Ketika muncul seorang berjubah putih, yang tak kenal waktu dan tempat, selalu ia memberi nasihat dan petuah, kita cibiri...lalu kita berprasangka buruk padanya. Kita katakan, 'Oh, ia hanyalah seorang manusia biasa...yang mungkin saja zahirnya baik, sedangkan lahirnya buruk.'
Namun, ketika tiba-tiba di Ramadhan muncul segerombolan manusia yang dengan keterburuan memakai pakaian 'taqwa', padahal sebelumnya mereka tak berbaju tak bermalu, kita tonton...lalu kita tak peduli sesungguhnya mereka menyembah uang dan popularitas. Kita belajar dari mereka?
Apa yang kita pelajari dari mereka?
Berapa episode akan kita lahap dari Tukang Bubur Naik Kelas atau kealiman dadakan lainnya?
Berapa maklumat, ilmu dan faedah yang akan kita raup dari kalimat-kalimat yang terlafadzkan oleh mereka?
Sementara Al-Qur'an, buku pelajaran, kitab karya ustadz dan ulama, juga pengajian, kita mengasingkan jiwa-jiwa kita dari itu semua?
Sungguh BOHONG jika kita katakan, 'Kami ingin mensucikan diri di Ramadhan'
Berliput DUSTA jika kita mengharap, 'Kami ingin sefitrah seperti bayi-bayi terlahir di 1 Syawwal'
Ketika si Pandir Belajar dari Si Fasik
Ketika pembelajar agama belajar dari para pelanggar dan pendusta agama...
Ketika perindu surga mencari jalan surga dari para pembajak jalan ke surga...
Ketika manusia belajar berbicara fasih dari lolongan anjing....
Ketika perkara-perkara tidak diserahkan...tidak ditangani oleh ahlinya....
maka tunggulah Kiamat...tunggulah kehancuran
dan itu yang kita inginkan, bukan?
Bukan...
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/422315931143131
Belajar dari Mereka? [Sebuah Ironi Masa Kini]
Pernah kita katakan ingin belajar Islam di Ramadhan, lalu tertambatlah pandangan kita pada sinetron religius di TV. Apa yang kita cari? Ilmu agama? Tarbiyyah/pendidikan jiwa atau sosial atau keluarga? Ketentraman hati? Penyembuh luka dan lara di hati?
Tidakkah kita saksikan boneka-boneka kotor berbicara mengenai agama, kesantunan, budi pekerti dan hikmah di sana?
Tidakkah kita saksikan sebelum dan [mungkin] selepas Ramadha, tanduk setan akan kembali muncul di kepala-kepala mereka?
Ketika Ramadhan, secara mendadak jadilah mereka para praktisi agama dan kebaikan. Sementara di luar Ramadhan, kita temukan mereka adalah makhluk2 pertama yang menyeru pada kefasikan bahkan kekufuran!!!
Yang Asalnya Baik...Yang Dasarnya Buruk
Ketika muncul seorang berjubah putih, yang tak kenal waktu dan tempat, selalu ia memberi nasihat dan petuah, kita cibiri...lalu kita berprasangka buruk padanya. Kita katakan, 'Oh, ia hanyalah seorang manusia biasa...yang mungkin saja zahirnya baik, sedangkan lahirnya buruk.'
Namun, ketika tiba-tiba di Ramadhan muncul segerombolan manusia yang dengan keterburuan memakai pakaian 'taqwa', padahal sebelumnya mereka tak berbaju tak bermalu, kita tonton...lalu kita tak peduli sesungguhnya mereka menyembah uang dan popularitas. Kita belajar dari mereka?
Apa yang kita pelajari dari mereka?
Berapa episode akan kita lahap dari Tukang Bubur Naik Kelas atau kealiman dadakan lainnya?
Berapa maklumat, ilmu dan faedah yang akan kita raup dari kalimat-kalimat yang terlafadzkan oleh mereka?
Sementara Al-Qur'an, buku pelajaran, kitab karya ustadz dan ulama, juga pengajian, kita mengasingkan jiwa-jiwa kita dari itu semua?
Sungguh BOHONG jika kita katakan, 'Kami ingin mensucikan diri di Ramadhan'
Berliput DUSTA jika kita mengharap, 'Kami ingin sefitrah seperti bayi-bayi terlahir di 1 Syawwal'
Ketika si Pandir Belajar dari Si Fasik
Ketika pembelajar agama belajar dari para pelanggar dan pendusta agama...
Ketika perindu surga mencari jalan surga dari para pembajak jalan ke surga...
Ketika manusia belajar berbicara fasih dari lolongan anjing....
Ketika perkara-perkara tidak diserahkan...tidak ditangani oleh ahlinya....
maka tunggulah Kiamat...tunggulah kehancuran
dan itu yang kita inginkan, bukan?
Bukan...
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/422315931143131
No comments:
Post a Comment