oleh Hasan Al-Jaizy
Bahwasanya kita pasti memiliki kesalahan, tersadari atau tidak. Dan bagaimana kelak kita mempertanggungjawabkan?
Berkata sebagian salaf:
لا تنظر إلى صغر الذنب، ولكن انظر إلى عظمة من تعصيه
"Jangan kau melihat akan kecilnya dosa, namun lihatlah betapa Maha Besarnya dzat yang kau durhakai"
Dan bagaimana kita meresapi kalimat ini?
إن المؤمن يرى نفسه مع ذنبه كرجل قاعد في ظل جبل ضخم جداً يخاف أن يقع عليه، والمنافق والفاجر يرى ذنبه كذبابة وقعت على وجهه فهشها
"Sesungguhnya orang beriman memandang dirinya dengan dosanya seperti seorang yang duduk di bawah naungan gunung teramat besar, ia begitu takut gunung tersebut akan menimpanya.
Adapun orang munafik dan fajir memandang dosanya seperti lalat hinggap di wajah yang dengan mudahnya ia mengusir"
Bahwasanya kita pasti memiliki kesalahan, tersadari atau tidak. Dan bagaimana kelak kita mempertanggungjawabkan?
Berkata sebagian salaf:
لا تنظر إلى صغر الذنب، ولكن انظر إلى عظمة من تعصيه
"Jangan kau melihat akan kecilnya dosa, namun lihatlah betapa Maha Besarnya dzat yang kau durhakai"
Dan bagaimana kita meresapi kalimat ini?
إن المؤمن يرى نفسه مع ذنبه كرجل قاعد في ظل جبل ضخم جداً يخاف أن يقع عليه، والمنافق والفاجر يرى ذنبه كذبابة وقعت على وجهه فهشها
"Sesungguhnya orang beriman memandang dirinya dengan dosanya seperti seorang yang duduk di bawah naungan gunung teramat besar, ia begitu takut gunung tersebut akan menimpanya.
Adapun orang munafik dan fajir memandang dosanya seperti lalat hinggap di wajah yang dengan mudahnya ia mengusir"
No comments:
Post a Comment