oleh Hasan Al-Jaizy
...dan disebabkan rasa iri, si X selalu memandang kebaikan si A penuh kritisasi. Padahal ketika si A berbuat baik dan dicintai manusia akan perbuatannya serta tiada cela maupun aib tertera darinya, tetap saja si X mencari-cari aib dari perbuatan itu.
...dan disebabkan rasa iri terpendam, si X selalu menunggu momen tepat untuk menghancurkan nama atau martabat si X, entah langsung di depan atau tikaman di belakang. Namun tentu saja tikaman di belakang lebih baik bagi X.
...dan disebabkan rasa iri terpendam, setiap teringat akan si A, maka X selalu saja berusaha menggemakan aib dan kekurangan si A. Panas telinga ketika mendengar orang2 bicara kebaikannya. Padahal dalam hati X sendiri, kekaguman akan A tak terhindarkan!
Orang iri takkan enyah...mata-mata dengaki takkan tertutup...lisan-lisan hasad takkan kelu...namun jika ternyata kamu dibenci oleh mereka, apakah kamu berhenti dan ketakutan?
Ku tahu jawabmu adalah tidak.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/417424978298893
...dan disebabkan rasa iri, si X selalu memandang kebaikan si A penuh kritisasi. Padahal ketika si A berbuat baik dan dicintai manusia akan perbuatannya serta tiada cela maupun aib tertera darinya, tetap saja si X mencari-cari aib dari perbuatan itu.
...dan disebabkan rasa iri terpendam, si X selalu menunggu momen tepat untuk menghancurkan nama atau martabat si X, entah langsung di depan atau tikaman di belakang. Namun tentu saja tikaman di belakang lebih baik bagi X.
...dan disebabkan rasa iri terpendam, setiap teringat akan si A, maka X selalu saja berusaha menggemakan aib dan kekurangan si A. Panas telinga ketika mendengar orang2 bicara kebaikannya. Padahal dalam hati X sendiri, kekaguman akan A tak terhindarkan!
Orang iri takkan enyah...mata-mata dengaki takkan tertutup...lisan-lisan hasad takkan kelu...namun jika ternyata kamu dibenci oleh mereka, apakah kamu berhenti dan ketakutan?
Ku tahu jawabmu adalah tidak.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/417424978298893
No comments:
Post a Comment