oleh Hasan Al-Jaizy
Dan Engkau, Apa Cita-citamu?
Di salah satu kajian dalam program tetap televisi, Syaikh Al-Ariify menanyakan satu persatu tamu undangannya perihal harapan mereka yang baik untuk masa depan. Ingin apa mereka menjadi? Yang kemudian setelah tuntas jawaban semua, mereka menanyakan beliau, "Dan engkau, apa cita-citamu wahai Syaikh?"
Beliau menjawab, "Cita-citaku adalah ingin memberi influence/pengaruh pada dunia dengan keislaman. Aku tidak hanya ingin memberi pengaruh untuk orang2 di tanah Arab saja; namun aku ingin mengecap stempel jempolku di seluruh dunia."
Yang bisa kamu pelajari dari petikan di atas:
--> Boleh melukiskan perasaan terharap; yang semoga dengan memberitakannya pada manusia dapat menambah semangat dan dorongan untuk kembali menaiki tangga menuju puncak.
--> Orang besar adalah orang yang bercita-cita tinggi. Dan sudah pasti, akan banyak orang yang kemudian SU'UDZAN terhadapnya, kemudian IRI terhadapnya.
--> Sungguh baik menanyakan harapan orang lain, kemudian memotivasi dan mendoakannya. Karena siapa tahu ketika itu ia tengah bimbang dalam keterpurukan karena keringnya semangat dalam menempuh jalan.
--> Syaikh Al-Ariify berumur [sekitar] 42 tahun. Kamu mungkin belum berumur 30 tahun. Apakah kamu bisa sehebat beliau?
--> Syaikh Al-Ariify termasuk orang yang suka mengungkapkan harapan, perasaan, keinginan dan cita-cita tengah manusia dengan wajah positif dan baik. Dan ini baik. Karakter seperti ini tidak bisa disalahkan. Yang bersalah adalah jika seseorang mempunyai karakter tertutup, benci mengungkapkan harapan dan perasaan depan manusia, lalu kemudian benci jika ada orang tak se-karakter dengannya. Kemudian, kemungkinan mulut orang seperti ini akan berbusa busa dengki.
Dan terakhir:
Bukan menjadi tujuan: banyaknya kitab yang kamu santap dan banyaknya kajian/muhadharah yang kamu lahap. Melainkan:
--> seberapa banyak dan berkualitas ilmu yang teramalkan
--> seberapa mampu kita mengembangkan ilmu yang kita pelajari dari kitab maupun kajian.
Juga, banyaknya kitab ataupun seringnya ikut kajian, bukanlah hal yang bisa kau sebut itu kebanggaan.
Syaikh Al-Arify adalah penceramah hebat. Yang mendengarnya akan mengaguminya; kecuali orang2 yang iri [dengki] terhadap beliau. Dan memang itulah perkara orang iri, dalam bisu ia mengagumi, dalam bicara ia membenci.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/417609231613801
Dan Engkau, Apa Cita-citamu?
Di salah satu kajian dalam program tetap televisi, Syaikh Al-Ariify menanyakan satu persatu tamu undangannya perihal harapan mereka yang baik untuk masa depan. Ingin apa mereka menjadi? Yang kemudian setelah tuntas jawaban semua, mereka menanyakan beliau, "Dan engkau, apa cita-citamu wahai Syaikh?"
Beliau menjawab, "Cita-citaku adalah ingin memberi influence/pengaruh pada dunia dengan keislaman. Aku tidak hanya ingin memberi pengaruh untuk orang2 di tanah Arab saja; namun aku ingin mengecap stempel jempolku di seluruh dunia."
Yang bisa kamu pelajari dari petikan di atas:
--> Boleh melukiskan perasaan terharap; yang semoga dengan memberitakannya pada manusia dapat menambah semangat dan dorongan untuk kembali menaiki tangga menuju puncak.
--> Orang besar adalah orang yang bercita-cita tinggi. Dan sudah pasti, akan banyak orang yang kemudian SU'UDZAN terhadapnya, kemudian IRI terhadapnya.
--> Sungguh baik menanyakan harapan orang lain, kemudian memotivasi dan mendoakannya. Karena siapa tahu ketika itu ia tengah bimbang dalam keterpurukan karena keringnya semangat dalam menempuh jalan.
--> Syaikh Al-Ariify berumur [sekitar] 42 tahun. Kamu mungkin belum berumur 30 tahun. Apakah kamu bisa sehebat beliau?
--> Syaikh Al-Ariify termasuk orang yang suka mengungkapkan harapan, perasaan, keinginan dan cita-cita tengah manusia dengan wajah positif dan baik. Dan ini baik. Karakter seperti ini tidak bisa disalahkan. Yang bersalah adalah jika seseorang mempunyai karakter tertutup, benci mengungkapkan harapan dan perasaan depan manusia, lalu kemudian benci jika ada orang tak se-karakter dengannya. Kemudian, kemungkinan mulut orang seperti ini akan berbusa busa dengki.
Dan terakhir:
Bukan menjadi tujuan: banyaknya kitab yang kamu santap dan banyaknya kajian/muhadharah yang kamu lahap. Melainkan:
--> seberapa banyak dan berkualitas ilmu yang teramalkan
--> seberapa mampu kita mengembangkan ilmu yang kita pelajari dari kitab maupun kajian.
Juga, banyaknya kitab ataupun seringnya ikut kajian, bukanlah hal yang bisa kau sebut itu kebanggaan.
Syaikh Al-Arify adalah penceramah hebat. Yang mendengarnya akan mengaguminya; kecuali orang2 yang iri [dengki] terhadap beliau. Dan memang itulah perkara orang iri, dalam bisu ia mengagumi, dalam bicara ia membenci.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/417609231613801
No comments:
Post a Comment