oleh Hasan Al-Jaizy
[Beramallah Selagi Mampu dan Sempat]
Beramallah selagi mampu dan ada kesempatan, sekecil apapun ia. Dengan syarat: Ikhlas karena Allah dan sesuai dengan syariat.
1. Ikhlas, yaitu menyendirikan tujuan hanya demi mengharap ridha Allah. Jika ketulusan itu bercabang, demi kebaikan umat/orang lain atau keridhaan makhluk, maka jangan sampai jadikan cabang kecil ini menjadi besar hingga sederajat dengan keikhlasan untuk Allah, atau bahkan mengunggulinya. Berusaha menjauhi riya, sum'ah, ujub dan takabbur adalah bentuk mujahadah dalam beramal, dan tentu terganjar baginya pahala.
2. Sesuai dengan tuntunan syariat. Yaitu, selaras dengan yang termaktub di Al-Qur'an-Sunnah, tersuar dari Ijma Ulama, atau sejoli dengan kias yang sehat. Jika tak terbetik dari keempatnya, setidaknya: 'tidak-menyelisihi' atau 'tidak-melanggar' keempatnya.
Takkan Tersiakan...
Perlu juga kita hadirkan ayat ini untuk memotivasi hamba Allah agar tak lepas tiap nafasnya untuk beramal, sekecil apapun ia, meski sekedar mengucapkan 'Laa ilaaha illallaah' atau sekedar menitip mekaran senyum di pandangan saudaranya demi menciptakan kelembutan hati dan persaudaraan:
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا
"Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan (nya) dengan baik." [Q.S. Al-Kahfi: 30]
Jadi, selama amalan kecil maupun besar itu terdasar di atas pondasi keikhlasan dan tersangga dengan tiang kebaikan, maka insya Allah takkan tersiakan dan tercatat sebagai bekal menuju kebahagiaan akhirat.
Kita pinta selalu dan memohon pada Allah Sang Pengampun [Al-Ghafuur] tuk mengampuni kaum muslimin secara keseluruhan; agar kita semua dikumpulkan nanti bersama dan selamat dari api neraka.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/384274711613920
[Beramallah Selagi Mampu dan Sempat]
Beramallah selagi mampu dan ada kesempatan, sekecil apapun ia. Dengan syarat: Ikhlas karena Allah dan sesuai dengan syariat.
1. Ikhlas, yaitu menyendirikan tujuan hanya demi mengharap ridha Allah. Jika ketulusan itu bercabang, demi kebaikan umat/orang lain atau keridhaan makhluk, maka jangan sampai jadikan cabang kecil ini menjadi besar hingga sederajat dengan keikhlasan untuk Allah, atau bahkan mengunggulinya. Berusaha menjauhi riya, sum'ah, ujub dan takabbur adalah bentuk mujahadah dalam beramal, dan tentu terganjar baginya pahala.
2. Sesuai dengan tuntunan syariat. Yaitu, selaras dengan yang termaktub di Al-Qur'an-Sunnah, tersuar dari Ijma Ulama, atau sejoli dengan kias yang sehat. Jika tak terbetik dari keempatnya, setidaknya: 'tidak-menyelisihi' atau 'tidak-melanggar' keempatnya.
Takkan Tersiakan...
Perlu juga kita hadirkan ayat ini untuk memotivasi hamba Allah agar tak lepas tiap nafasnya untuk beramal, sekecil apapun ia, meski sekedar mengucapkan 'Laa ilaaha illallaah' atau sekedar menitip mekaran senyum di pandangan saudaranya demi menciptakan kelembutan hati dan persaudaraan:
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا
"Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan (nya) dengan baik." [Q.S. Al-Kahfi: 30]
Jadi, selama amalan kecil maupun besar itu terdasar di atas pondasi keikhlasan dan tersangga dengan tiang kebaikan, maka insya Allah takkan tersiakan dan tercatat sebagai bekal menuju kebahagiaan akhirat.
Kita pinta selalu dan memohon pada Allah Sang Pengampun [Al-Ghafuur] tuk mengampuni kaum muslimin secara keseluruhan; agar kita semua dikumpulkan nanti bersama dan selamat dari api neraka.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/384274711613920
No comments:
Post a Comment