Thursday, May 24, 2012

Orang Kafir Menertawai...ITU KATAMU

oleh Hasan Al-Jaizy

Orang Kafir Menertawai...ITU KATAMU

Ketika kita berselisih pendapat, beradu argumen dan mencari mana yang benar, maka jangan langsung disalahkan atau dianggap berpecah belah, selama masih dalam koridor lazim. Diskusi sehat dan saling tukar fikiran itu boleh, toh?

Sekarang menjamur komentar-komentar tak berkualitas. Banyak macamnya. Salah satunya ini akan kudongengkan padamu:

Ketika kita memperbincangkan permasalahan agama dan berbeda pendapat, lalu saling beradu argumen, seakan-akan sedang berkelahi, tiba-tiba ada yang nyeletuk: 'Sudah...sudah! Hentikan ini semua! Orang-orang kafir menertawai kita saat melihat kita seperti ini!'

Selalu saja ada komentar semacam itu!


Taburkan point-point:

--> Tahu darimana mereka tertawai kita ketika kita beradu argumen?
--> Tidak perlu beradu argumen, sebenarnya kita ditertawai sejak lama. 
--> Orang2 Kafir [beberapa atau sebagian besar] di Jakarta juga menertawakan kita wahai kaum muslimin ketika kita merayakan Maulid [atau semacamnya] secara berlebihan. Bukankah sebagian kita berteriak seperti orang kurang waras namun merasa 'berdzikir' dan selawatan? 
--> Sebagian orang kafir juga menertawakan kita ketika ternyata idolanya adalah pemain bola [tidak sekedar menonton, tapi mengidolakan]
--> Sebagian orang kafir juga menertawakan kita ketika adzan berkumandang, namun sebagian besar kita sibuk urusan dunia.

Sebagian setan juga menertawaimu karena kamu berdalih dengan 'Orang2 kafir menertawai kita'.


Lalu dikomentari juga:

"Kalian selalu saja menjustifikasi dan memecah belah!"

Balas pula:

=> Memangnya sebelum kami berbicara, umat sedang bersatu? Sehingga setelah bicaranya kami, umat jadi terpecah belah?
=> Bukannya umat ini memang sudah berpecah belah?
=> Yang saya tahu, kebanyakan dari kita tidak tahu caranya bersatu dan solusinya; karena itulah rata2 orang yang berusaha mempersatukan dan memberi solusi justru dianggap memecah belah.


Sumber atau titik awal berpecah belah umat itu ada 2:

1. Sikap berlebihan. Bisa dalam ibadah, bisa dalam maksiat. Dalam beribadah, berkaitan erat dengan yang namanya bid'ah. Dalam maksiat, berkaitan erat dengan yang namanya kekerasan hati dan pembangkangan.

2. Sikap bermudah-mudah. Bisa dalam ibadah, bisa dalam maksiat. Dalm beribadah, seringkali disebabkan oleh yang namanya bid'ah [ingat: satu bid'ah terlaku, satu sunnah membeku]. Dalam maksiat, seringkali bermuara pada kemalasan dan kebodohan.

Sekarang, siapa sih pemecah belah umat? Take a mirror.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/392227317485326

No comments:

Post a Comment