oleh Hasan Al-Jaizy
Saya wartakan beberapa keutamaan fisik, psikologis dan sosial perihal MEMBIARKAN JENGGOT TUMBUH:
[1] Anda dapat menghindari kemiripan dengan babi dan kera ketika orang lain memiripkan Anda dengan kambing. -> Fisik
[2] Diminati [sebagian] wanita, disegani [sebagian] pria, ditakuti [sebagian] waria. -> Psiko-Sosial
[3] Kewibawaan yang tidak dipaksakan. -> Psiko
[4] Diirii [baca: diirikan] beberapa pria yang -qadarullah- belum dikaruniai; meski pria2 tersebut menutup2i rasa iri; namun dari body language dan sorot mata, Anda memahami kecemburuan tersembunyi.
Haasyiyah:
Untuk nomor 1: Itu khusus bagi yang meng-insult Anda dengan memirip2kan dengan kambing.
Untuk nomor 2: Ingat, kata 'sebagian' tidak bermakna keseluruhan.
Untuk nomor 3: Karena pria tumbuh agar dewasa berwibawa; karena pria adalah pemimpin. Dan pemimpin mewajibkan kewibawaan, minimal untuk keluarganya. Perkakas kewibawaan minimal adalah jenggot.
Untuk nomor 4: Anda bisa mengetahui pria yang iri dengan jenggot Anda ketika mereka melihat jenggot Anda kemudian secara tidak sadar mengusap dagu mereka sendiri. Dan terkadang rasa iri tersebut dibalik dengan bahasa kritis, ketus, mengejek dan semacamnya, seperti: "Mbok kalo berjenggot yo jangan panjang2; ga enak dipandang." Sementara ia hanya punya 3 lembar, itu pun sobek2. Ini adalah bahasa khas pria iri namun terbalik dalam sembunyi.
Penutup:
Namun, ketika sudah berjenggot, jangan paling mentang2 ya; apalagi hanya dengan bermodal jenggot sudah pintar mengeluarkan orang dari barisan Ahlus Sunnah. Dan juga, jenggot itu bukan barometer ke-Ahlus-Sunnah-an seseorang, meskipun ia mencukurnya.
Last words: 4 point tersbut adalah pendapat subjektif. Jika ingin protes dan mengkritisi, silahkan. Namun, kalau bisa: berjenggot dulu baru mengkritisi....[:bercanda]
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/393793867328671
Saya wartakan beberapa keutamaan fisik, psikologis dan sosial perihal MEMBIARKAN JENGGOT TUMBUH:
[1] Anda dapat menghindari kemiripan dengan babi dan kera ketika orang lain memiripkan Anda dengan kambing. -> Fisik
[2] Diminati [sebagian] wanita, disegani [sebagian] pria, ditakuti [sebagian] waria. -> Psiko-Sosial
[3] Kewibawaan yang tidak dipaksakan. -> Psiko
[4] Diirii [baca: diirikan] beberapa pria yang -qadarullah- belum dikaruniai; meski pria2 tersebut menutup2i rasa iri; namun dari body language dan sorot mata, Anda memahami kecemburuan tersembunyi.
Haasyiyah:
Untuk nomor 1: Itu khusus bagi yang meng-insult Anda dengan memirip2kan dengan kambing.
Untuk nomor 2: Ingat, kata 'sebagian' tidak bermakna keseluruhan.
Untuk nomor 3: Karena pria tumbuh agar dewasa berwibawa; karena pria adalah pemimpin. Dan pemimpin mewajibkan kewibawaan, minimal untuk keluarganya. Perkakas kewibawaan minimal adalah jenggot.
Untuk nomor 4: Anda bisa mengetahui pria yang iri dengan jenggot Anda ketika mereka melihat jenggot Anda kemudian secara tidak sadar mengusap dagu mereka sendiri. Dan terkadang rasa iri tersebut dibalik dengan bahasa kritis, ketus, mengejek dan semacamnya, seperti: "Mbok kalo berjenggot yo jangan panjang2; ga enak dipandang." Sementara ia hanya punya 3 lembar, itu pun sobek2. Ini adalah bahasa khas pria iri namun terbalik dalam sembunyi.
Penutup:
Namun, ketika sudah berjenggot, jangan paling mentang2 ya; apalagi hanya dengan bermodal jenggot sudah pintar mengeluarkan orang dari barisan Ahlus Sunnah. Dan juga, jenggot itu bukan barometer ke-Ahlus-Sunnah-an seseorang, meskipun ia mencukurnya.
Last words: 4 point tersbut adalah pendapat subjektif. Jika ingin protes dan mengkritisi, silahkan. Namun, kalau bisa: berjenggot dulu baru mengkritisi....[:bercanda]
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/393793867328671
No comments:
Post a Comment