oleh Hasan Al-Jaizy
MENCINTAI yang kau CINTAI dengan MENCINTAI berbagi padanya sesuatu yang kau CINTAI
Jika tiada cinta sesama, maka iman itu seakan tiada...
Sang Amiin, Rasulullah Al-Musthafa Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda:
لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه
"Tidak beriman salah seorang di antaramu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai [bagi] dirinya sendiri." [H.R. Bukhari]
Penjelasan hadits:
Al-Hafidz Al-Allaamah Ibn Hajar -rahimahullah- mengatakan bahwasanya maksud dari "tidak beriman" adalah "tidak sempurna keimanan"-nya. Dan mencintai saudaranya seperti ia mencintai [bagi] dirinya sendiri dari AL-KHAIR.
Apakah Al-Khair yang dimaksud?
"Al-Khair: Sebuah kata yang mencakup secara umum semua ketaatan dan perkara2 mubah duniawi atau ukhrawi". Dan perkara-perkara terlarang [dalam agama] tidak termasuk Al-Khair [kebaikan]. [Fathul Baary: 1/71]
Penjelasan definisi Al-Khair [kebaikan]
=> "Semua ketaatan" = Yaitu perkara2 wajib ataupun sunnah dalam agama. Wajib seperti menunaikan shalat 5 waktu, mampu membaca Al-Fatihah dan surat lainnya minimal, makan dengan tangan kanandan selainnya. Sunnah seperti melantunkan Al-Qur'an dengan tajwid dan tartil yang bagus, memahami beberapa ayat atau hadits dan selainnya.
=> "Perkara2 mubah" = Yaitu perkara2 yang tidak diwajibkan atau dianjurkan, melainkan diperbolehkan, seperti makan secara umum, berolahraga dan lainnya.
=> "Duniawi" = Yaitu perkara2 yang dasarnya tak berkaitan dengan agama. Namun bisa diniatkan untuk kebaikan tanpa cela. Seperti mencari tambahan penghasilan secara umum.
=> "Ukhrawi" = Yaitu perkara2 yang berkaitan dengan agama, entah diwajibkan, atau dianjurkan.
Lalu:
Seorang muslim layaknya bersyukur dengan keutamaan yang Allah berikan pada dirinya, entah dari segi fisik atau dari segi makna atau dari segi finansial dan lainnya. Namun bukan berarti dia merasa lebih tinggi derajatnya di atas selainnya yang Allah takdirkan belum memiliki keutamaan tersebut; justru jika ia ingin menjadi orang yang menyempurnakan keimanan, hendaknya ia berharap keutamaan tersebut juga terwujudkan pada saudara seiman.
Seperti ketika ia diberi kemampuan atau keilmuan, maka hendaknya sebagai salah satu rasa syukur pada Allah, ia berusaha menyempatkan diri untuk berbagi pada yang tak tahu. Dan ini salah satu cara untuk meraih berkah dari ilmu. Tentunya juga harus didasari niat yang salih, yaitu ikhlas lillaahi ta'ala dan kemaslahatan muslimiin.
Juga jika ia diberi keutamaan harta, terlebih di AWAL BULAN, maka hendaknya tidak lupa bahwa ketika ada orang kaya di bumi ini, pasti ada juga orang miskin di bumi yang sama. Maka menyempatkan diri tuk menyisihkan harta adalah bentuk rasa syukur, keimanan dan salah satu cara untuk meraih berkah harta.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/394619000579491
MENCINTAI yang kau CINTAI dengan MENCINTAI berbagi padanya sesuatu yang kau CINTAI
Jika tiada cinta sesama, maka iman itu seakan tiada...
Sang Amiin, Rasulullah Al-Musthafa Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda:
لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه
"Tidak beriman salah seorang di antaramu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai [bagi] dirinya sendiri." [H.R. Bukhari]
Penjelasan hadits:
Al-Hafidz Al-Allaamah Ibn Hajar -rahimahullah- mengatakan bahwasanya maksud dari "tidak beriman" adalah "tidak sempurna keimanan"-nya. Dan mencintai saudaranya seperti ia mencintai [bagi] dirinya sendiri dari AL-KHAIR.
Apakah Al-Khair yang dimaksud?
"Al-Khair: Sebuah kata yang mencakup secara umum semua ketaatan dan perkara2 mubah duniawi atau ukhrawi". Dan perkara-perkara terlarang [dalam agama] tidak termasuk Al-Khair [kebaikan]. [Fathul Baary: 1/71]
Penjelasan definisi Al-Khair [kebaikan]
=> "Semua ketaatan" = Yaitu perkara2 wajib ataupun sunnah dalam agama. Wajib seperti menunaikan shalat 5 waktu, mampu membaca Al-Fatihah dan surat lainnya minimal, makan dengan tangan kanandan selainnya. Sunnah seperti melantunkan Al-Qur'an dengan tajwid dan tartil yang bagus, memahami beberapa ayat atau hadits dan selainnya.
=> "Perkara2 mubah" = Yaitu perkara2 yang tidak diwajibkan atau dianjurkan, melainkan diperbolehkan, seperti makan secara umum, berolahraga dan lainnya.
=> "Duniawi" = Yaitu perkara2 yang dasarnya tak berkaitan dengan agama. Namun bisa diniatkan untuk kebaikan tanpa cela. Seperti mencari tambahan penghasilan secara umum.
=> "Ukhrawi" = Yaitu perkara2 yang berkaitan dengan agama, entah diwajibkan, atau dianjurkan.
Lalu:
Seorang muslim layaknya bersyukur dengan keutamaan yang Allah berikan pada dirinya, entah dari segi fisik atau dari segi makna atau dari segi finansial dan lainnya. Namun bukan berarti dia merasa lebih tinggi derajatnya di atas selainnya yang Allah takdirkan belum memiliki keutamaan tersebut; justru jika ia ingin menjadi orang yang menyempurnakan keimanan, hendaknya ia berharap keutamaan tersebut juga terwujudkan pada saudara seiman.
Seperti ketika ia diberi kemampuan atau keilmuan, maka hendaknya sebagai salah satu rasa syukur pada Allah, ia berusaha menyempatkan diri untuk berbagi pada yang tak tahu. Dan ini salah satu cara untuk meraih berkah dari ilmu. Tentunya juga harus didasari niat yang salih, yaitu ikhlas lillaahi ta'ala dan kemaslahatan muslimiin.
Juga jika ia diberi keutamaan harta, terlebih di AWAL BULAN, maka hendaknya tidak lupa bahwa ketika ada orang kaya di bumi ini, pasti ada juga orang miskin di bumi yang sama. Maka menyempatkan diri tuk menyisihkan harta adalah bentuk rasa syukur, keimanan dan salah satu cara untuk meraih berkah harta.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/394619000579491
No comments:
Post a Comment