Monday, May 7, 2012

MERABA MEDAN : [13] Yang Ada Ketikamu Berlebihan

oleh Hasan Al-Jaizy


[Yang Ada Ketikamu Berkelebihan]

Maknailah kalimat: 'Jika kamu memiliki kelebihan, pasti akan ada pengiri'

Jabarannya: 

Jika kamu memiliki kelebihan, entah fisik atau batin, seperti bagusnya rupa, atau besarnya otot, atau banyaknya jenggot, atau tutur bahasa baik, atau ketulusan, akan ada di antara temanmu yang iri, ingin menjadi sepertimu dengan bentuk kelebihan terkait. Bisa saja ia iri baik-baik, bisa saja ia iri mendengki.

Jika kamu memiliki kelebihan, entah skill [kemampuan] atau wawasan [ilmu], seperti skill bahasa, atau tehnik presentasi atau skill olahraga, atau wawasan luas di bidang komputer, atau wawasan luas di bidang sosial, akan ada di antara temanmu yang iri.


Iri itu akan ada...

Ya. Iri itu akan ada; karena wajarnya tercipta rasa iri di hati insan. Manusia secara normal ingin mempunyai kebaikan dalam diri; namun manusia tak mampu meraup segala kebaikan. Dan kelebihan adalah kebaikan. Dan kelebihan dan kebaikan adalah 'pemberian', bagaimanapun jua. 

Karena kalian semua awalnya adalah sama, sebagaimana dasar bumi yang rata.
Namun di beberapa sisi, akan tampak tanah yang menggunduk, meninggi, berkelebihan, sehingga dataran yang lebih rendah bisa melihat yang tinggi namun tak sampai puncak tingginya. Sebaliknya, dataran tinggi bisa melihat yang rendah secara sempurna. Dan ketika tiap manusia tercipta dasarnya sama, Allah beri tiap-tiap single-nya bekal dan modal yang bisa disebut 'kelebihan'. Terkadang kita menamainya 'bakat alami', atau bukan bakat, melainkan hasil proses pencapaian individual yang membuahkan hasil.


Iri berarti Ingin...namun Ingin belum tentu berarti Iri 

Tersebab karena ketika kamu ingin seperti seseorang yang terkagumi oleh jiwa, maa perasaan itu kita boleh terjemahkan sebagai 'iri'. 

Ketika kamu melihat orang hebat dan berprestasi, secara normal akan ada rasa iri di hati. Yakni: ingin juga seperti dia. Tidak ada...tidak ada manusia hidup tanpa rasa iri. Karena:
-> selama di sana ada hati, di sana ada keinginan. 
-> Dan jika di sana ada keinginan, maka di sana ada keinginan untuk 'menjadi-seperti'. 
-> Dan jika di di sana ada keinginan 'menjadi-seperti', maka namakan itu sebagai 'iri'.

Iri, selama tidak menjadi dengki, hukumnya boleh-boleh saja, karena ini adalah tabiat manusia yang sangat wajar, termaklumi dan terasa di tiap individu. 

Peliharalah rasa iri, sembari berusaha menunaikan keinginan, berdoa, dan tak lupa mendoakan individu yang diirikan.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/382543208453737

No comments:

Post a Comment