oleh Hasan Al-Jaizy
Fiqh Al-Khilaf + Fiqh Al-Waqi'
Kedua fiqh [pemahaman] tersebut seringkali diremehkan, dan bukan berarti layak juga kita kedepankan. Namun, melihat aroma keekstriman menyengat yang terjadi pada kita yang masih bersemangat, tampaknya perlu sekali memahami Khilaafiyyah dan Waaqi'iyyah. Yaitu: Perbedaan dan Realitas.
Don't get me wrong. Jangan mengira saya akan mengajarkan; justru saya pribadi pun masih dan akan selalu belajar bagaimana caranya memahami perkara khilafiyyah, meluruskan dada dengannya, meraup qowaid dan dhowabith sebagai panduan.
[1] Bagaimana caranya agar tidak menjadi ekstrim [meski tidak merasa ekstrim] terhadap perbedaan yang ada?
[2] Bagaimana caranya agar tidak menjadi seorang yang anti Fiqh Al-Waqi' dan hanya terpacu pada teks semata?
[3] Bagaimana kita bisa menimbang yang terbaik demi maslahat dan menjauhi mafsadat serta menunjang pencapaian maqaasid syar'iyyah?
[4] Bagaimana caranya menjadi munshifiin [orang2 menengah dan berlapang] sebagaimana ciri khas Ahlu Sunnah yang di tengah2?
Sungguh dulu tiada kenal saya pada perkara2 khilafiyyah. Yang ada: kebenaran itu ada pada ulama2 ini secara mutlak. Selain yang kuketahui menyimpang: menyimpang. Padahal ternyata belum tentu. Alhamdulillah kuliah syariah di kampus menyembuhkan hal-hal itu.
Ketika mendengar...
Ketika mendengar 2 kata Fiqh Khilaf [pemahaman tentang Perbedaan/perselisihan pendapat], jangan serta merta mengatakan: "Semua khilaf itu buruk!"
Ketika mendengar 2 kata Fiqh Waqi [pemahaman tentang realitas], jangan serta merta mengatakan: "Sepertinya saya mencium aroma Hizby!"
Justru tingkah seperti itu, jelas sekali jahilnya, ketidaktahuannya, kekurangfahamannya dan saran kami: banyak membaca lagi dan jangan merasa cukup dengan ke-pas-pasan. Kelak celana akan robek jika dipakai terus dari masa kecil hingga besar.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/394548580586533
Fiqh Al-Khilaf + Fiqh Al-Waqi'
Kedua fiqh [pemahaman] tersebut seringkali diremehkan, dan bukan berarti layak juga kita kedepankan. Namun, melihat aroma keekstriman menyengat yang terjadi pada kita yang masih bersemangat, tampaknya perlu sekali memahami Khilaafiyyah dan Waaqi'iyyah. Yaitu: Perbedaan dan Realitas.
Don't get me wrong. Jangan mengira saya akan mengajarkan; justru saya pribadi pun masih dan akan selalu belajar bagaimana caranya memahami perkara khilafiyyah, meluruskan dada dengannya, meraup qowaid dan dhowabith sebagai panduan.
[1] Bagaimana caranya agar tidak menjadi ekstrim [meski tidak merasa ekstrim] terhadap perbedaan yang ada?
[2] Bagaimana caranya agar tidak menjadi seorang yang anti Fiqh Al-Waqi' dan hanya terpacu pada teks semata?
[3] Bagaimana kita bisa menimbang yang terbaik demi maslahat dan menjauhi mafsadat serta menunjang pencapaian maqaasid syar'iyyah?
[4] Bagaimana caranya menjadi munshifiin [orang2 menengah dan berlapang] sebagaimana ciri khas Ahlu Sunnah yang di tengah2?
Sungguh dulu tiada kenal saya pada perkara2 khilafiyyah. Yang ada: kebenaran itu ada pada ulama2 ini secara mutlak. Selain yang kuketahui menyimpang: menyimpang. Padahal ternyata belum tentu. Alhamdulillah kuliah syariah di kampus menyembuhkan hal-hal itu.
Ketika mendengar...
Ketika mendengar 2 kata Fiqh Khilaf [pemahaman tentang Perbedaan/perselisihan pendapat], jangan serta merta mengatakan: "Semua khilaf itu buruk!"
Ketika mendengar 2 kata Fiqh Waqi [pemahaman tentang realitas], jangan serta merta mengatakan: "Sepertinya saya mencium aroma Hizby!"
Justru tingkah seperti itu, jelas sekali jahilnya, ketidaktahuannya, kekurangfahamannya dan saran kami: banyak membaca lagi dan jangan merasa cukup dengan ke-pas-pasan. Kelak celana akan robek jika dipakai terus dari masa kecil hingga besar.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/394548580586533
No comments:
Post a Comment