oleh Hasan Al-Jaizy
[Jika Inginmu di Tengah...Siaplah Dimusuhi!]
Ada faedah dan bahan pembelajaran dari kehidupan seorang ustadz senior yang saya dapati. Kira-kira begini kesimpulan maknawi-nya:
[1] 'Jika kamu ingin menjadi orang yang berjalan di tengah, maka bersiaplah digesek dari kanan dan kiri. Artinya: Siapkan dirimu tuk dimusuhi, meskipun mereka tahu kamu benar-benar di tengah. Jangan kira kamu akan disenangi banyak orang, dan memang bukan itu tujuanmu. Bebanmu adalah menyampaikan.'
[2] 'Kelak jika kamu berkawan dengan golongan bagus, namun kemudian mereka menyimpang, maka jangan ikuti perselewengan; terutama jika mencapai derajat Ghuluw [berlebih-lebihan]. Ya, kamu benar-benar tahu penyimpangan mereka. Dan ketika kamu undur diri, mereka tak memberimu udzur. Dan ketika kamu mengkritisi, mereka takkan memberimu maaf.'
[3] 'Benar. Setiap golongan banggakan apa yang ada pada mereka. Dan jika tujuan hati adalah menggolong-golongkan dan bergolongan, maka kelak akan tercipta rasa bangga yang membangun benteng fanatisme. Takkan ingin dikritisi, namun berharap mendapat tempat tuk mengkritisi. Karena setiap golongan banggakan apa yang [BAIK] pada mereka, dan menutup-nutupi apa yang [BURUK] pada mereka.'
[4] 'Jika kamu memilih jalan tengah, maka siaplah dimusuhi.'
Opini status ini pun bisa salah...
Karena point-point di atas hanyalah pembelajaran individual yang tak terlepas dari kacamata subjektif pemiliknya. Semua itu terambil dari hikayat seorang ustadz yang dicibiri sana-sini, setelah sebelumnya beliau dan 'mereka' 'mereka' adalah teman seperjuangan. Bahkan beliau dahulu adalah 'penolong' mereka, karena lebih senior. Namun ketika 'mereka' besar dan mempunyai materi jua massa, sepertinya benar: hati manusia bisa berubah-ubah.
Maka berdoalah: Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Quluubana Ala Diinik...Tsabbit Quluubana ala Thaa'atik
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/378833438824714
[Jika Inginmu di Tengah...Siaplah Dimusuhi!]
Ada faedah dan bahan pembelajaran dari kehidupan seorang ustadz senior yang saya dapati. Kira-kira begini kesimpulan maknawi-nya:
[1] 'Jika kamu ingin menjadi orang yang berjalan di tengah, maka bersiaplah digesek dari kanan dan kiri. Artinya: Siapkan dirimu tuk dimusuhi, meskipun mereka tahu kamu benar-benar di tengah. Jangan kira kamu akan disenangi banyak orang, dan memang bukan itu tujuanmu. Bebanmu adalah menyampaikan.'
[2] 'Kelak jika kamu berkawan dengan golongan bagus, namun kemudian mereka menyimpang, maka jangan ikuti perselewengan; terutama jika mencapai derajat Ghuluw [berlebih-lebihan]. Ya, kamu benar-benar tahu penyimpangan mereka. Dan ketika kamu undur diri, mereka tak memberimu udzur. Dan ketika kamu mengkritisi, mereka takkan memberimu maaf.'
[3] 'Benar. Setiap golongan banggakan apa yang ada pada mereka. Dan jika tujuan hati adalah menggolong-golongkan dan bergolongan, maka kelak akan tercipta rasa bangga yang membangun benteng fanatisme. Takkan ingin dikritisi, namun berharap mendapat tempat tuk mengkritisi. Karena setiap golongan banggakan apa yang [BAIK] pada mereka, dan menutup-nutupi apa yang [BURUK] pada mereka.'
[4] 'Jika kamu memilih jalan tengah, maka siaplah dimusuhi.'
Opini status ini pun bisa salah...
Karena point-point di atas hanyalah pembelajaran individual yang tak terlepas dari kacamata subjektif pemiliknya. Semua itu terambil dari hikayat seorang ustadz yang dicibiri sana-sini, setelah sebelumnya beliau dan 'mereka' 'mereka' adalah teman seperjuangan. Bahkan beliau dahulu adalah 'penolong' mereka, karena lebih senior. Namun ketika 'mereka' besar dan mempunyai materi jua massa, sepertinya benar: hati manusia bisa berubah-ubah.
Maka berdoalah: Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Quluubana Ala Diinik...Tsabbit Quluubana ala Thaa'atik
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/378833438824714
No comments:
Post a Comment