Thursday, January 26, 2012

AWAM

oleh Hasan Al-Jaizy

Masyarakat umum senang dengan tema Tazkiyyatun Nufuus [penyucian jiwa], dzikrul maut [ingat mati], Fiqh Ibadah yang simple dan materi-materi akhlaqul kariimah. Ini tidak bisa disalahkan begitu saja.

Jangan karena Anda telah mengenyam pendidikan tinggi, melahap kitab-kitab kuning berisikan hutan ilmu yang rumit, bisa bahasa Arab, lantas Anda kritisi masyarakat awam dengan kalimat:

'Inilah dia Indonesia. Ga ilmiah. Ga mau tahu dalil; cuma bisa ikut-ikutan mayoritas. Andai mereka mau melakukan sesuatu semuanya dengan dalil dan TAHU dalilnya, tentu ga ada bid'ah dan semacamnya.'

Saya pribadi justru melihatnya sebagai simbol kesombongan yang jelas.


Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaily dalam kajian Syarh Kitab Iman fi As-Sahiih Al-Bukhary menjelaskan, yang maknanya:

'Sungguh kesalahan sebagian dai adalah ketika mereka menuntut semuanya seragam dalam segala perkara agama. Yakni, semua manusia dianggap harus faham dan hafal dalil-dalil. Semua manusia harus bisa ceramah/khutbah. Semua manusia harus faham dan hafal ini itu. Ini adalah kesalahan. Karena ada hal-hal yang fardh ainy dalam ilmu agama, ada pula yang fardh kifa'iy."


 Dan juga...

bukan hanya Indonesia yang seperti itu. Jika tidak rela Indonesia memiliki karakteristik alami yang menonjol, maka cobalah pindah ke Timur Tengah. Azamkan tinggal di sana. Kami di Indonesia tinggal menunggu calling Anda mengumandangkan rasa rindu pada masyarakat Indonesia.

Tapi, ada pula yang aneh. Thalib yang diberi fadhilah belajar di suatu negara Timur Tngah, pulang2 ia malah membawa atmosfir dakwah negara Timteng tsb yang tidak cocok dikondisikan di Indo. Akhirnya menjadi extrim terasa MESKIPUN ia benar.

Tiap gundukan kerikil dan tanah memiliki bentuk yang tak persis sama, saudara.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/316501605057898

No comments:

Post a Comment