oleh Hasan Al-Jaizy
[1] Seorang alim sebenar berusaha sembunyikan kealimannya. Tapi, bagaimanapun juga manusia akan mengetahui kealimannya karena ilmu menghias pemiliknya sadar-tak-sadar.
[2] Seorang yang berusaha 'tampakkan' keilmuan yang dimilikinya cenderung senang dipuji-diakui dan tak mencari ilmu kecuali untuk tujuan dunia [uang/kemasyhuran/ijasah semata]. Dan uang-kemasyhuran-ijasah seringka
[1] Seorang alim sebenar berusaha sembunyikan kealimannya. Tapi, bagaimanapun juga manusia akan mengetahui kealimannya karena ilmu menghias pemiliknya sadar-tak-sadar.
[2] Seorang yang berusaha 'tampakkan' keilmuan yang dimilikinya cenderung senang dipuji-diakui dan tak mencari ilmu kecuali untuk tujuan dunia [uang/kemasyhuran/ijasah semata]. Dan uang-kemasyhuran-ijasah seringka
li menghias pemiliknya dengan kesombongan dan sikap ujub.
[1] Seorang alim sebenar tidak menyembunyikan ilmu di masa orang membutuhkan dan tak haus akan imbalan darinya.
[2] Seorang yang 'merasa-alim' membutuhkan pujian orang dan haus akannya.
[1] Seorang alim sebenar merasa di atas langit masih ada langit dan ia takut terhempas ke tanah karena lalai di ketinggian.
[2] Seorang yang 'merasa-alim', merasa ia sudah berada di langit dan upayakan manusia mendongak melihatnya tanpa ada rasa takut terjelembab ke dasar karena congkaknya.
[1] Seorang alim sebenar tidak menyembunyikan ilmu di masa orang membutuhkan dan tak haus akan imbalan darinya.
[2] Seorang yang 'merasa-alim' membutuhkan pujian orang dan haus akannya.
[1] Seorang alim sebenar merasa di atas langit masih ada langit dan ia takut terhempas ke tanah karena lalai di ketinggian.
[2] Seorang yang 'merasa-alim', merasa ia sudah berada di langit dan upayakan manusia mendongak melihatnya tanpa ada rasa takut terjelembab ke dasar karena congkaknya.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/308403865867672
No comments:
Post a Comment