oleh Hasan Al-Jaizy
Semakin berzaman padi, semakin berisi ia, semakin berisi ia, semakin merunduk adanya. Namun tak semua tumbuhan seperti padi, sebagaimana padi tak mewakili semua tumbuhan.
Adapula pohon-pohon besar berdiri tegak perkasa dengan rimbunan daun gemericik dan akar kokoh. Mereka menaungi dan memayungi lainnya, juga menjadi tempat tinggal banyak hewan. Belum lagi para musafir yang terkadang meraup manfaat dari mereka, bernaung dan merebahkan jasad ditemani kicauan burung-burung.
Begitu pula...
Semakin dewasa dan berpengalaman anak manusia, semakin berilmu ia... semakin berilmu ia, semakin rendah hati dengannya.
Adapula orang berilmu [ulama/ustadz/kyai] berdiri tegak melawan derasnya percikan badai zaman, menaungi anak-anaknya dan menaungi mereka dengan belaian kasih sayang. Belum lagi para pencari ilmu yang mencari raupan ilmu darinya.
Bukankah di setiap yang terjadi ada hikmah yang terjadi?
Bukankah di setiap yang terada ada hikmah yang bisa dipelajari?
Apakah waktu kita kemudian dihabiskan untuk bermain tercanda, sementara keping-keping hikmah seharusnya bisa kau genggam jikalau kau ingin belajar?
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/303665093008216
Semakin berzaman padi, semakin berisi ia, semakin berisi ia, semakin merunduk adanya. Namun tak semua tumbuhan seperti padi, sebagaimana padi tak mewakili semua tumbuhan.
Adapula pohon-pohon besar berdiri tegak perkasa dengan rimbunan daun gemericik dan akar kokoh. Mereka menaungi dan memayungi lainnya, juga menjadi tempat tinggal banyak hewan. Belum lagi para musafir yang terkadang meraup manfaat dari mereka, bernaung dan merebahkan jasad ditemani kicauan burung-burung.
Begitu pula...
Semakin dewasa dan berpengalaman anak manusia, semakin berilmu ia... semakin berilmu ia, semakin rendah hati dengannya.
Adapula orang berilmu [ulama/ustadz/kyai] berdiri tegak melawan derasnya percikan badai zaman, menaungi anak-anaknya dan menaungi mereka dengan belaian kasih sayang. Belum lagi para pencari ilmu yang mencari raupan ilmu darinya.
Bukankah di setiap yang terjadi ada hikmah yang terjadi?
Bukankah di setiap yang terada ada hikmah yang bisa dipelajari?
Apakah waktu kita kemudian dihabiskan untuk bermain tercanda, sementara keping-keping hikmah seharusnya bisa kau genggam jikalau kau ingin belajar?
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/303665093008216
No comments:
Post a Comment