oleh Hasan Al-Jaizy
Yang tersering berlaku adalah manusia ceritakan 'apa yang telah diberi', bukan 'Siapa yang memberi'. Jikalau tertanam selalu bibit-bibit rasa syukur di pematang kalbu, maka yang terawal teringat adalah Sang Pemberi ketika terasa telah diberi.
Simaklah gaung realita...
# Tatkala ibu-ibu banggakan anak-anaknya yang mampu berbuat ini dan telah lulus dari...
# Tatkala anak-anak muda ceritakan pada alam bahwa ia mampu berbuat ini dan telah melakukan kontribusi ini itu...
# Tatkala si congkak merasa ia adalah pemimpin dan hanya kekuatan dirinya-lah ia anggap tonggak dan patukan...
# Tatkala si pandir merasa tak pernah nikmat hidup bergulir baginya; seakan selainnya diberi keadilan dan dirinya selalu terzalimi...
# Tatkala ibu-ibu banggakan anak-anaknya yang mampu berbuat ini dan telah lulus dari...
# Tatkala anak-anak muda ceritakan pada alam bahwa ia mampu berbuat ini dan telah melakukan kontribusi ini itu...
# Tatkala si congkak merasa ia adalah pemimpin dan hanya kekuatan dirinya-lah ia anggap tonggak dan patukan...
# Tatkala si pandir merasa tak pernah nikmat hidup bergulir baginya; seakan selainnya diberi keadilan dan dirinya selalu terzalimi...
Sadarlah sedari sekarang...
Bahwa manusia ketika tenggelam dalam lautan sengsara, yang teringat olehnya adalah Siapa yang mengizinkan lautan terbelah untuk Nabi Musa.
Bahwa manusia ketika bermandikan hujan kenikmatan, yang tak terlampir di benaknya adalah ayat terakhir Surat At-Takaatsur.
Dan manusia begitu merugi, kecuali mereka yang beriman, beramal shalih dan yang saling berwasiat dalam kebaikan dan kesabaran. Tiada hakikatnya rasa syukur terhatur, kecuali 'mereka'. Dan mereka bukanlah yang pura-pura bersyukur di depan manusia, namun kufur di ketiadaan manusia
Bahwa manusia ketika tenggelam dalam lautan sengsara, yang teringat olehnya adalah Siapa yang mengizinkan lautan terbelah untuk Nabi Musa.
Bahwa manusia ketika bermandikan hujan kenikmatan, yang tak terlampir di benaknya adalah ayat terakhir Surat At-Takaatsur.
Dan manusia begitu merugi, kecuali mereka yang beriman, beramal shalih dan yang saling berwasiat dalam kebaikan dan kesabaran. Tiada hakikatnya rasa syukur terhatur, kecuali 'mereka'. Dan mereka bukanlah yang pura-pura bersyukur di depan manusia, namun kufur di ketiadaan manusia
No comments:
Post a Comment