oleh Hasan Al-Jaizy
Selayaknya kitab-kitab turats Arabic [warisan] ulama TIDAK diterjemahkan ke bahasa non-Arab; demi menjaga kualitas makna, penyampaian sehingga mengukuhkan keagungan bahasa Arab dan juga untuk menyemangati manusia tuk mempelajari bahasa Arab hingga mampu menguasainya.
Namun, disebabkan MASLAHAT terjemahan lebih besar; seperti penyebaran total, pengenalan dan pemudahan faham bagi orang umum, maka diterjemahkanlah kitab-kitab.
Dari kenyataan ini, beberapa pihak harus berlapang dada.
Pihak pelajar yang terdidik hingga mampu kuasai Arabic harus memaklumi dan tidak meninggikan diri di atas manusia umum demi menghindari keangkuhan dalam berilmu.
Justru para pelajar, jika sudah memiliki kualitas keilmuan Arabic dan kapabilitas mendidik, ia selayaknya memperkenalkan Arabic pada manusia dan mewujudkan penyebaran kandungan ajaran Islam murni yang terlukis bertubi-tubi di kitab-kitab ulama.
Namun, pihak yang [bahasa kasarnya] buta akan bahasa Arab, selayaknya juga mulai mempelajarinya, TERUTAMA untuk makna-makna ayat Al-Qur'an atau hadits. Lebih-lebih bagi yang masih muda usia, karena kesempatan waktu dan kemampuan raga masih mencukupi.
Mencukupkan pada bahasa pribumi adalah tidak cukup. Ingatlah faedah dari Ibnu Taimiyyah: 'Mempelajari Bahasa Arab adalah bagian dari agama [jika ia niatkan untuk memahami agama].'
Wallahu a'lam.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/319927211382004
Selayaknya kitab-kitab turats Arabic [warisan] ulama TIDAK diterjemahkan ke bahasa non-Arab; demi menjaga kualitas makna, penyampaian sehingga mengukuhkan keagungan bahasa Arab dan juga untuk menyemangati manusia tuk mempelajari bahasa Arab hingga mampu menguasainya.
Namun, disebabkan MASLAHAT terjemahan lebih besar; seperti penyebaran total, pengenalan dan pemudahan faham bagi orang umum, maka diterjemahkanlah kitab-kitab.
Dari kenyataan ini, beberapa pihak harus berlapang dada.
Pihak pelajar yang terdidik hingga mampu kuasai Arabic harus memaklumi dan tidak meninggikan diri di atas manusia umum demi menghindari keangkuhan dalam berilmu.
Justru para pelajar, jika sudah memiliki kualitas keilmuan Arabic dan kapabilitas mendidik, ia selayaknya memperkenalkan Arabic pada manusia dan mewujudkan penyebaran kandungan ajaran Islam murni yang terlukis bertubi-tubi di kitab-kitab ulama.
Namun, pihak yang [bahasa kasarnya] buta akan bahasa Arab, selayaknya juga mulai mempelajarinya, TERUTAMA untuk makna-makna ayat Al-Qur'an atau hadits. Lebih-lebih bagi yang masih muda usia, karena kesempatan waktu dan kemampuan raga masih mencukupi.
Mencukupkan pada bahasa pribumi adalah tidak cukup. Ingatlah faedah dari Ibnu Taimiyyah: 'Mempelajari Bahasa Arab adalah bagian dari agama [jika ia niatkan untuk memahami agama].'
Wallahu a'lam.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/319927211382004
No comments:
Post a Comment