Friday, January 6, 2012

Pemicu Bahak

oleh Hasan Al-Jaizy

A: "Film-film itu, film bioskop Barat atau Indo, selain kita dapat menikmati alurnya, kita juga dapat mengambil 'pesan/message' yang berusaha disampaikan oleh film-maker ke penonton"

B: Jangan paksakan saya terbahak dengan kalimatmu yang maknanya sangat 'maksa' itu. 100 menit kau cari 'pesan' dan nikmat alur, kau hanya dapat 1-2-3 pelajaran hidup yang ketika kamu keluar bioskop, kamu lupa semuany

a. Yang kamu ingat hanya paha-paha, bibir bergincu dan binatang-binatang.

Saya cukup 10 menit buka FB, ada lebih dari 10 pelajaran hayati duniawi dan ukhrawi yang bisa direguk cepat. Status-status teman2 saya dan catatan mereka penuh arti. Dan mereka menyajikannya cuma-cuma.

Bagaimana jika saya katakan 'bacalah Al-Qur'an atau hadits Nabi', dalam 10 menit kau dapat lebih dari 10 pelajaran dan hikmah; plus hatimu tenang...jika...jika memang kamu 'membacanya'.






A: "Jangan berfikir ekslusif! Masing-masing punya cara tersendiri dalam menyampaikan pesan kebaikan!"

B: Bagaimana jika saya menggunting lidahmu sekarang sebagai pelajaran bagi saya agar kamu tahu kemudian sebuah kaedah hayati bahwa 'lidah adalah kenikmatan yang harus disyukuri'!?
Well, itu cara saya dalam menyampaikan pesan kebaikan!






A: "Tapi cara seperti itu salah dan ekstrim, bung. Saya hanya ingin Anda menghargai jerih orang lain!"

B: Salah? Lalu bagaimana dengan film-film yang mencontohkan dan mempertontonkan kekerasan, pelacuran dsb demi sebuah pesan hayati? Itu tidak salah?
Jika itu tidak salah, maka jangan salahkan saya menggunting lidahmu, atau bibirmu kalau kamu mau.
Dan hargailah jerih saya dalam menggunting. Saya ingin memberi mu pelajaran.






A: "Huh, dasar otak sempit!"

B: Ah, itu pendapatmu saja. Kamu belum lihat seperti apa otak saya. Saya hanya melihat, mulutmu lebih besar daripada otakmu. Dan saya sudah melihat besarnya mulutmu. Tidakkah kamu menurunkan pandangan matamu untuk melihat seberapa besarnya? Merunduklah...kamu akan mengetahui apa yang ada di bawah. Jangan terlalu sering menengadah ke atas, nanti terjatuh dan terjeblos, anak muda.





Kemudian...

"Jangan merasa paling benar!" teriak Superboy ketika orang2 memprotes caranya memakai daleman.





No comments:

Post a Comment