Friday, March 2, 2012

BOHONG KUADRAT!

oleh Hasan Al-Jaizy

BOHONG KUADRAT jika dikatakan Majelis Dzikir yang diadakan oleh majelis habib 'major label' membuat para hadirin majelis nambah ilmu, adab, akhlak dan cinta Rasul. 

Saya saksikan sendiri berkali-kali dalam tahun-tahun belakang ini kalau ada Majelis Habib [termasuk yang Habib-nya punya tampang salon itu] di kuburan dekat rumah, pasti isinya ada campur-baur juga cowok-cewek. Banyak dari mereka berl

isan busuk. Sebagian besar cuma nyari tongkrongan, kongkow bareng, cekakak-cekikik, ngerokok bareng sampai malem dan aktifitas buruk lain yang mencerminkan majelis itu sendiri.

BOHONG KUADRAT jika dikatakan Majelis Dzikir mereka bisa meredam anak2 muda dari pacaran dan hal2 tak bermanfaat. Justru sebaliknya, ajang majelis ini malah memperkuat hal2 tsb.





Yang suka ikut majelis tersebut namun ga merasa 'seperti' di atas dan 'marah' ada 2 kemungkinan:

1. Ia adalah yang datang ke majelis dengan baik cuma mau shalawatan, cari ilmu dll. Tapi ga liat situasi luar gimana tingkah anak2 majelis atau pura2 tidak tahu???

2. Ia adalah pelaku





Perbedaan antara majelis Habib Trendy dengan Majelis Syaikh Abdurrazaq di Istiqlal sangat jauh, sejauh antara ujung timur hingga ujung barat mentok.

Majelis Habib Trendy GANGGU ORANG SEKITAR, entah dari sholawatan dengan salon keras-keras atau dari tingkah peserta/anak2 muda majelis yang nongkrong2 semaunya. Ini hasil pengamatan sendiri, bukan rekaan. Dan ini PENGAKUAN sepi orang2 sekitar, yang pada ga berani bicara langsung.

Jelas sekali





DAN:Banyak orang terlalu liberal [bebas tak berfikir] dalam mengatakan "Ambil positifnya, jangan ambil negatifnya" demi mencari jalan tengah. Sayangnya, seringkali bukan jalan tengah yang tertemu.

Segala sesuatu, jika kandungan negatifnya lebih besar, maka hukumnya adalah negatif. Terlebih jika sisi negatifnya lebih besar, merata dan tak bisa dihindari, maka hukum negatif lebih kuat.

Dulu mereka beralasan: 'At least malam minggu ga pada pacaran lah, mending ke majelis'. Faktanya, sama saja bohong. Sekedar nama dan ngumpul, esensinya tetap: sia-sia. Bahkan duduk sendiri di kamar sambil membaca Al-Qur'an lebih positif dan lebih terhindar dari negatif.

Jika alasan 'menjauhi-pacaran' dibatalkan oleh realitas lapangan, sungguh tak bisa diterima kemudian alasan 'menjauhi-dugem dll'. Itu hanya cari-cari alasan.





No comments:

Post a Comment