oleh Hasan Al-Jaizy
Selepas Zuhur tadi, saya sempatkan ziarah dan 'nongkrong' di sebuah daerah berwarung dekat TPS [Tempat Pembuangan Sampah]. Beberapa tukang sampah berbaju orange, kuli bangunan dan lainnya bergeletakan di sana sedang istirahat dari kerja. TV warung menyala, tersiar berita dari Channel TV 1. Kabar-kabar tentang demo pun bergemuruh.
Apa kata tukang sampah, kuli dan ibu penjaga warung tentang Kenaikan BBM dan Demo Mahasiswa / Buruh?
Pak Kumis, yang sering nongkrong di lokasi berkata [kira2]:
"Halah, mau demo pa gak, ya tetep aja. Naik ya tinggal naik. Buat apa toh demo-demo seperti itu? Dari dulu apa-apa juga udah naik, percuma panas2an. Harga naik ngamuk2, NTAR JUGA JADI BIASA. Semuanya jadi biasa lagi."
dan tukang-tukang lainnya pun mengamini. Masing2 berbincang kecil dan jelas sekali mereka mencibiri pendemo-pendemo yang nampak di layar TV.
Bu Iyah, penjaga warung yang gemuk itu, saat melihat berita, berkata dengan suara keras:
"Itu orang2 pada ngapain sih ga ada kerjaan, capek2in aja. Kalau naik ya udah naik."
Saya pun tertawa kecil mendengar mereka dan tertawa juga melihat kekonyolan anak-anak muda yang 'jagoan' itu di medan.
RAKYAT KECIL?
Orang2 yang saya temui tadi siang adalah RAKYAT KECIL...kecil sekali. Penghasilan mereka kecil. Sekedar tukang sampah, kuli bangunan dan pemilik warung pojok. TAPI, mereka justru 'mencibiri' tingkah mahasiswa dan buruh yang berdemo.
Sekarang, mahasiswa dan buruh2 itu mengatasnamakan 'rakyat-kecil'? What the....? Rakyat kecil saja tidak perlu demo-nya kalian, kok kalian memakai nama rakyat????
Mahasiswa itu sebenarnya rakyat kecil atau menengah??? Jika kecil, lebih kecil mana dengan tukang sampah?
Tukang sampah sendiri mikir pake akal dan ga mau capek2 melakukan hal sia-sia dan berdampak buruk, lha...ini...mahasiswa yang harusnya konsentrasi belajar kok malah berubah jadi Satria RX Bio di jalanan?
KENAIKAN BBM...
Yang resah siapa, yang tenang siapa, yang ribut ya mahasiswa
Saat BBM naik, semua protes, marah, ngamuk dll.
Tapi, saat harga lintingan tembakau naik, ke mana mereka?
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/355316691176389
Selepas Zuhur tadi, saya sempatkan ziarah dan 'nongkrong' di sebuah daerah berwarung dekat TPS [Tempat Pembuangan Sampah]. Beberapa tukang sampah berbaju orange, kuli bangunan dan lainnya bergeletakan di sana sedang istirahat dari kerja. TV warung menyala, tersiar berita dari Channel TV 1. Kabar-kabar tentang demo pun bergemuruh.
Apa kata tukang sampah, kuli dan ibu penjaga warung tentang Kenaikan BBM dan Demo Mahasiswa / Buruh?
Pak Kumis, yang sering nongkrong di lokasi berkata [kira2]:
"Halah, mau demo pa gak, ya tetep aja. Naik ya tinggal naik. Buat apa toh demo-demo seperti itu? Dari dulu apa-apa juga udah naik, percuma panas2an. Harga naik ngamuk2, NTAR JUGA JADI BIASA. Semuanya jadi biasa lagi."
dan tukang-tukang lainnya pun mengamini. Masing2 berbincang kecil dan jelas sekali mereka mencibiri pendemo-pendemo yang nampak di layar TV.
Bu Iyah, penjaga warung yang gemuk itu, saat melihat berita, berkata dengan suara keras:
"Itu orang2 pada ngapain sih ga ada kerjaan, capek2in aja. Kalau naik ya udah naik."
Saya pun tertawa kecil mendengar mereka dan tertawa juga melihat kekonyolan anak-anak muda yang 'jagoan' itu di medan.
RAKYAT KECIL?
Orang2 yang saya temui tadi siang adalah RAKYAT KECIL...kecil sekali. Penghasilan mereka kecil. Sekedar tukang sampah, kuli bangunan dan pemilik warung pojok. TAPI, mereka justru 'mencibiri' tingkah mahasiswa dan buruh yang berdemo.
Sekarang, mahasiswa dan buruh2 itu mengatasnamakan 'rakyat-kecil'? What the....? Rakyat kecil saja tidak perlu demo-nya kalian, kok kalian memakai nama rakyat????
Mahasiswa itu sebenarnya rakyat kecil atau menengah??? Jika kecil, lebih kecil mana dengan tukang sampah?
Tukang sampah sendiri mikir pake akal dan ga mau capek2 melakukan hal sia-sia dan berdampak buruk, lha...ini...mahasiswa yang harusnya konsentrasi belajar kok malah berubah jadi Satria RX Bio di jalanan?
KENAIKAN BBM...
Yang resah siapa, yang tenang siapa, yang ribut ya mahasiswa
Saat BBM naik, semua protes, marah, ngamuk dll.
Tapi, saat harga lintingan tembakau naik, ke mana mereka?
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/355316691176389
ijin share mas hasan..
ReplyDelete