oleh Hasan Al-Jaizy
Siapa sebenarnya penyebab kerusakan umat ini: Wahabi atau si anti-Wahabi!?
Fakta berbicara:
Wahabi dan ulamanya di Indonesia sendiri tidak berkenan mengganggu orang2 dan tetangga dengan shalawatan keras2 hingga terik gelap malam kelam. Sementara, majelis Rekening atau sejenisnya, bergetol-getol teriak di atas kuburan hingga malam sehingga mengganggu manusia. Ini kerusakan, bukan? FACT!!
Wahabi dan ulamanya di Indonesia mengatakan ini halal itu haram berdasarkan dalil qath'ie atau dzannie; jikalau itu sebuah ijtihad, insya Allah dimaafkan. Sementara, yang anti-Wahabi terkadang straight, namun terkadang geje...mengatakan ini bid'ah chasanah sembari terus menggali-gali dalil sampai ketemu...asal ketemu yang penting kena dan pas sesuai selera majelis, selera syahwat, selera rekening, selera ormas sampai ujung2nya menghisap 'Pria-Punya-Selera'
Wahabi dan ulamanya di Indoensia mengadakan majelis rata2 tenang, damai, adem, tentram, adil dan sejahtera tanpa adanya embel-embel bendera partai atau ormas, atau foto besar-besaaar di pertigaan jalan. Sementara yang anti-Wahabi mengadakan majelis motor-tanpa-helm, campur baur laki-perempuan sebelumnya, cekakak-cekikik, berisik atas nama shalawatan/qasidahan, tidak damai, dengan embel-embel bendera, dan tak lupa foto jepretan muka salon dengan bedak dan celak hitam di mata.
Fakta berbicara:
Wahabi dan ulamanya di Indonesia sendiri tidak berkenan mengganggu orang2 dan tetangga dengan shalawatan keras2 hingga terik gelap malam kelam. Sementara, majelis Rekening atau sejenisnya, bergetol-getol teriak di atas kuburan hingga malam sehingga mengganggu manusia. Ini kerusakan, bukan? FACT!!
Wahabi dan ulamanya di Indonesia mengatakan ini halal itu haram berdasarkan dalil qath'ie atau dzannie; jikalau itu sebuah ijtihad, insya Allah dimaafkan. Sementara, yang anti-Wahabi terkadang straight, namun terkadang geje...mengatakan ini bid'ah chasanah sembari terus menggali-gali dalil sampai ketemu...asal ketemu yang penting kena dan pas sesuai selera majelis, selera syahwat, selera rekening, selera ormas sampai ujung2nya menghisap 'Pria-Punya-Selera'
Wahabi dan ulamanya di Indoensia mengadakan majelis rata2 tenang, damai, adem, tentram, adil dan sejahtera tanpa adanya embel-embel bendera partai atau ormas, atau foto besar-besaaar di pertigaan jalan. Sementara yang anti-Wahabi mengadakan majelis motor-tanpa-helm, campur baur laki-perempuan sebelumnya, cekakak-cekikik, berisik atas nama shalawatan/qasidahan, tidak damai, dengan embel-embel bendera, dan tak lupa foto jepretan muka salon dengan bedak dan celak hitam di mata.
No comments:
Post a Comment