Sunday, March 4, 2012

REALITAS : "Tajam"

oleh Hasan Al-Jaizy

Tajam tidak berarti keras...sementara yang keras hampir selalu tidak tajam alias tumpul. Bedakan antara benda tajam dan benda keras.

Umumnya menjadi tajam karena diasah atau diruncingkan. 
Umumnya menjadi keras karena kaku [jumud] atau baku atau beku.

Benda tajam, sekecil apapun ia, mampu menusuk dan melukai bagian dalam.
Benda keras, sebesar apapun ia, tak

 terkodrat tuk menusuk, namun sekedar melukai bagian luar.

Jikalau engkau menebar duri/paku tajam di jalan, siapapun yang menginjaknya akan rugi atau tersakiti.
Jikalau engkau menebar benda keras di jalan, menginjaknya jarang wariskan dampak.

Karena tajamnya sesuatu, ia tetap tajam dan mampu menyakiti yang menyentuhnya.
Sementara kerasnya sesuatu, ia hanyalah keras dan tak mampu menyakiti sebelum ada yang menggerakkannya.





Oleh karena itu:

Ketajaman nalar, kalimat, pemikiran dan sikap kritis seseorang seringkali dihasilkan karena terasah.
Kekerasan sikap, kalimat, pemikiran dan pendirian seseorang seringkali adalah tabiat asli yang tanpa terasah pun sudah keras.

Ketajaman bisa dimanfaatkan dan berguna jika memang dimanfaatkan dan digunakan.
Kekerasan seringkali tak bermannfaat dan tak berguna, malah mesti dikira 'negatif'.

Kalimat yang tajam, berbungkus sindiran, singgungan, pertanyaan atau kritikan, adalah hasil pemikiran.
Sementara kekerasan sikap dan jiwa, seperti memukul, kesombongan, teriak dan lainnya, justru hasil dari kurangnya berfikir.

So, THINK!








No comments:

Post a Comment