oleh Hasan Al-Jaizy
I
Dulu kau hanyalah gadis ceria
yang berlarian mengais canda
bersama gadis-gadis lainnya di desa
melempar petikan-petikan bunga kala senja
Dulu kau hanyalah gadis kecil
diomeli ibu lalu bapak datang menyentil
Kau menangis lalu memenjara di kamar
berharap ada peri datang seka mata yang nanar
Dulu kau hanyalah bait-bait syair
yang hiasi cantiknya permai desa berselir
Dulu kau punyai hati halus
Syairmu sepi sesenyap hutan pinus
II
Kini kau hanyalah
pelacur kelas tinggi
melayani om-om yang safar jauh
dengan tarif yang jauh lebih tinggi dari
asamu kala kecil dulu
Kini kau hanyalah
setan wanita yang siap menjadi
primadona di hotel-hotel berbintang
Bau alkohol adalah aroma wajib
yang kau endus sehari-hari
dari nafas mereka
Kini kau hanyalah
anjing betina yang miskin rasa
meski tabunganmu setinggi bukit-bukit
desamu yang pernah kau
jejaki bersama teman-teman dahulu
III
Bahkan air mataku pun tak tega
tak sedia ia menjadi tinta
tuk menulis risalahku ini
tuk ingatkan kembali
betapa manisnya kamu dahulu
betapa rindunya ku padamu masa-masa itu
Aku ingin melihat Bunga
laksana Bunga yang kupernah sua
tiap dulu hari di pematang sawah tengah desa
yang bersih, baik dan penuh canda
Namun Bunga telah tiada
jiwa Bunga seakan adalah mayat di pusara
Tak kutemukan lagi arwah temanku
meski mimpi pun enggan muncul demi aku
Jikalau Bunga tahu
apa yang tiap hari pada Ia ku mengadu
selalu ada bait-bait berisi mohonku
agar Ia kembalikan Bunga padaku
seperti Bunga dahulu...
meski...itu tak mungkin...
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/364624173578974
I
Dulu kau hanyalah gadis ceria
yang berlarian mengais canda
bersama gadis-gadis lainnya di desa
melempar petikan-petikan bunga kala senja
Dulu kau hanyalah gadis kecil
diomeli ibu lalu bapak datang menyentil
Kau menangis lalu memenjara di kamar
berharap ada peri datang seka mata yang nanar
Dulu kau hanyalah bait-bait syair
yang hiasi cantiknya permai desa berselir
Dulu kau punyai hati halus
Syairmu sepi sesenyap hutan pinus
II
Kini kau hanyalah
pelacur kelas tinggi
melayani om-om yang safar jauh
dengan tarif yang jauh lebih tinggi dari
asamu kala kecil dulu
Kini kau hanyalah
setan wanita yang siap menjadi
primadona di hotel-hotel berbintang
Bau alkohol adalah aroma wajib
yang kau endus sehari-hari
dari nafas mereka
Kini kau hanyalah
anjing betina yang miskin rasa
meski tabunganmu setinggi bukit-bukit
desamu yang pernah kau
jejaki bersama teman-teman dahulu
III
Bahkan air mataku pun tak tega
tak sedia ia menjadi tinta
tuk menulis risalahku ini
tuk ingatkan kembali
betapa manisnya kamu dahulu
betapa rindunya ku padamu masa-masa itu
Aku ingin melihat Bunga
laksana Bunga yang kupernah sua
tiap dulu hari di pematang sawah tengah desa
yang bersih, baik dan penuh canda
Namun Bunga telah tiada
jiwa Bunga seakan adalah mayat di pusara
Tak kutemukan lagi arwah temanku
meski mimpi pun enggan muncul demi aku
Jikalau Bunga tahu
apa yang tiap hari pada Ia ku mengadu
selalu ada bait-bait berisi mohonku
agar Ia kembalikan Bunga padaku
seperti Bunga dahulu...
meski...itu tak mungkin...
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/364624173578974
No comments:
Post a Comment