oleh Hasan Al-Jaizy
Menuai dosa disebabkan 'usap-wajah-setelah-doa', mungkinkah? Mungkin!
Menuai dosa disebabkan 'angkat-tangan-Qunut-Subuh', mungkin? Mungkin!
Menuai dosa disebabkan 'jenggot-tercukur', mungkin? Mungkin!
Menuai dosa disebabkan 'berbeda-guru-ngaji', mungkin? Mungkin!
============================== =====
Cermin layak terambil. Lihatlah dirimu. Apakah karena mereka mengusap wajah setelah doa dan berqunut tiap Subuh, lalu kau perangaikan mereka berbeda? Berapa banyak saudara muslim yang kau SU'UDZAN-kan hanya karena itu? Berapa sering kau 'mempertanyakan' mereka karena kau cap mereka 'pelaku-Bid'ah'? Dan berapa sering kau 'mempertanyakan' diri sendiri, seberapa selamat dirimu dari maksiat dan bid'ah?
Cerita itu ada...
ketika Mas S melihat Mas A jenggotnya terpangkas, serta merta Mas A merubah sikap dan muamalah terhadap Mas A. Seakan Mas A telah melakukan dosa seberat zina, hingga hak-hak senyum dan salam dirajam oleh S. Seakan Mas A bukanlah saudara seiman, hingga tampak raut permusuhan di wajah S.
Cerita itu begitu banyak...
ketika perbedaan guru ngaji menyebabkan perbedaan sikap-muamalah dan pergesekan tak henti-henti. Justru ingin ku bertanya? Sebenarnya Anda mengaji, tujuannya untuk apa? Untuk mencari ilmu, atau mencari golongan?
Tuai Dosa...
Maka, menuai dosa atas nama kebaikan itu sangat bisa. Yaitu ketika seseorang yang 'berilmu' atau merasa 'berilmu', atau baru saja 'berilmu' menjadi sumber fitnah. Yaitu ketika ia tak henti berburuk sangka pada kaum muslimiin. Yaitu ketika ia tak henti memandang hina siapapun selain ia, ustadznya dan majelisnya, dan enggan doakan atau membantu kaum muslimiin, apapun nama perbedaan itu.
Tentu ada...tentu ada macam manusia yang merasa benar, dan tidak merasa perlu dikoreksi, sehingga apapun bentuk nasihat dan koreksi, tak ditanggapi, dan tak diresapi.
Tahukan engkau orang sombong? Yaitu yang tak henti merendahkan, dan tak henti menganggap dirinya lebih tinggi.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/373164239391634
Menuai dosa disebabkan 'usap-wajah-setelah-doa', mungkinkah? Mungkin!
Menuai dosa disebabkan 'angkat-tangan-Qunut-Subuh', mungkin? Mungkin!
Menuai dosa disebabkan 'jenggot-tercukur', mungkin? Mungkin!
Menuai dosa disebabkan 'berbeda-guru-ngaji', mungkin? Mungkin!
==============================
Cermin layak terambil. Lihatlah dirimu. Apakah karena mereka mengusap wajah setelah doa dan berqunut tiap Subuh, lalu kau perangaikan mereka berbeda? Berapa banyak saudara muslim yang kau SU'UDZAN-kan hanya karena itu? Berapa sering kau 'mempertanyakan' mereka karena kau cap mereka 'pelaku-Bid'ah'? Dan berapa sering kau 'mempertanyakan' diri sendiri, seberapa selamat dirimu dari maksiat dan bid'ah?
Cerita itu ada...
ketika Mas S melihat Mas A jenggotnya terpangkas, serta merta Mas A merubah sikap dan muamalah terhadap Mas A. Seakan Mas A telah melakukan dosa seberat zina, hingga hak-hak senyum dan salam dirajam oleh S. Seakan Mas A bukanlah saudara seiman, hingga tampak raut permusuhan di wajah S.
Cerita itu begitu banyak...
ketika perbedaan guru ngaji menyebabkan perbedaan sikap-muamalah dan pergesekan tak henti-henti. Justru ingin ku bertanya? Sebenarnya Anda mengaji, tujuannya untuk apa? Untuk mencari ilmu, atau mencari golongan?
Tuai Dosa...
Maka, menuai dosa atas nama kebaikan itu sangat bisa. Yaitu ketika seseorang yang 'berilmu' atau merasa 'berilmu', atau baru saja 'berilmu' menjadi sumber fitnah. Yaitu ketika ia tak henti berburuk sangka pada kaum muslimiin. Yaitu ketika ia tak henti memandang hina siapapun selain ia, ustadznya dan majelisnya, dan enggan doakan atau membantu kaum muslimiin, apapun nama perbedaan itu.
Tentu ada...tentu ada macam manusia yang merasa benar, dan tidak merasa perlu dikoreksi, sehingga apapun bentuk nasihat dan koreksi, tak ditanggapi, dan tak diresapi.
Tahukan engkau orang sombong? Yaitu yang tak henti merendahkan, dan tak henti menganggap dirinya lebih tinggi.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/373164239391634
No comments:
Post a Comment