Wednesday, April 25, 2012

MERABA MEDAN: [1] Bibit Ahlu Jarh wa Tajriih

oleh Hasan Al-Jaizy

Pernah seseorang bertanya: "Aku adalah pemula dalam pencarian ilmu Syar'i. Belum banyak yang kuketahui tentang Islam yang sahih. Lalu ku diundang seorang ikhwan yang ku kenal lebih berilmu dariku untuk menghadiri kajian membahas tentang Sururiyyah, Hizbiyyah, atau istilah2 yang belum terdengar olehku sebelumnya. Apakah aku layak hadirinya?"

Lalu beberapa ikhwan berkata:
'Harus itu, akh! Itu penting! Kita perlu tahu semua itu!'
'Wah, itu wajib untuk masa kini. Karena mereka sangat berbahaya.'


Bibit yang Tumbuh Prematur: KARBIT

Senyum tersimpul...namun sedih terasa. Fatwa-fatwa atau nasihat semacam itu justru menjadi cikal bakal mengapa sekarang tumbuh beberapa pencari ilmu yang cover-nya 'bermanhaj ilmi' namun tingkahnya seperti pencari fitnah dan pengecer ghibah.

Karena sejak awal sudah direkomendasikan untuk ikut membahas masalah fitnah, hizbiyyah, penyimpangan2 internal atau eksternal yang sedianya layak dibahas oleh orang-orang yang sudah punya pegangan dan modal ilmu.

Juga, jangan heran, ketika Anda bekerja di sebuah yayasan, atau Anda bekerja di sebuah lembaga dakwah yang sudah dilabeli 'Hizby', maka Anda adalah hizby dan Anda keluar dari barisan Ahlus Sunnah.

Tingkah model inilah, entah ulama fitan atau thullab karbitan nya, yang beberapa diangkat oleh Syaikh Idahram dalam trilogi bukunya yang melegenda [di dunia dan juga kelak dihitung di akhirat].


Kukira Mereka Sungguh Berilmu...

Kusangka mereka begitu tinggi ilmunya, sehingga bisa mengobral cap siapa ulama Ahlus Sunnah dan siapa yang telah keluar dari barisan Ahlus Sunnah. 

Dan ternyata, memang, sebagian mereka, begitu hebat dalam ilmu Hadits, menerapkan kaedah Jarh wa Tajriih. Tak satupun ulama besar hidup di muka bumi sekarang, melainkan ada pembahasan khusus mengenai legitimasi manhaj. Jika sesuai, ulama tersebut Ahlus Sunnah. Jika menyimpang, apalagi sampai kerjasama dengan yayasan tertentu, maka ia harus dicap sebagai Ulama Hizby dan semacamnya.

Kukira mereka sungguh berilmu...
Mereka memang berilmu...tapi bermanfaatkah ilmunya untuk umat ini?

Bermanfaat? Bukankah mereka justru yang kerap menghancurkan reputasi para ahli ilmu?

No comments:

Post a Comment