oleh Hasan Al-Jaizy
RAKYAT KECIL
Benarkah istilah 'Rakyat Kecil' itu pantas ada? Jika ada, apa makna, pengertian dan batasannya? Jika ada, kenapa tidak ada istilah 'Rakyat Besar'?
Atau, istilah 'Rakyat Kecil' asalnya hanyalah istilah yang diada-adakan oleh orang-orang yang merasa merakyat dan membumi, sekaligus berusaha membela hak-hak rakyat?
Kecil itu dipandang dari segi apakah?
--> Jika ditimbang secara sosial, apakah ustadz dan tokoh daerah yang miskin layak termasuk rakyat kecil?
--> Jika ditimbang secara psikologis, apakah orang gila namun berharta layak termasuk rakyat kecil?
--> Jika ditimbang secara biologis, apakah siapapun keturunan ningrat, meskipun melarat, tidak termasuk rakyat kecil?
--> Jika ditimbang secara struktural kenegaraan/kemasyarakatan, apakah setiap yang menjabat sudah pasti bukan rakyat kecil, meskipun Pak RT?
--> Jika ditimbang secara edukasi, apakah mahasiswa UI bukan termasuk rakyat kecil dan mahasiswa UNTHUMU sudah pasti rakyat kecil?
Baiklah, jangan terlalu strict dalam masalah nama dan istilah. Tapi, ini sekedar mencolek ingatan bahwa orang Indonesia seringkali memakai sebuah istilah atau frase sedangkan mereka sendiri kesulitan memaknai dan membatasi maknanya.
Sekarang, bagaimana jika kita katakan:
"Sebenarnya rakyat kecil itu tidak ada. Kita semua besar. Besar dalam artian: berpotensi. Kita semua, dari pelajar, mahasiswa, bahkan hingga pemulung. Kita semua berhak menjadi besar, namun itulah kita karena merasa kecil-kecil saja. Kecil karena kita tak melihat bahwa tiap kita punya potensi besar. Kecil karena kita tidak pede dengan milik sendiri.
Jika pada diri sendiri saja tidak percaya, bagaimana mungkin percaya pada orang lain!?"
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/365130110195047
RAKYAT KECIL
Benarkah istilah 'Rakyat Kecil' itu pantas ada? Jika ada, apa makna, pengertian dan batasannya? Jika ada, kenapa tidak ada istilah 'Rakyat Besar'?
Atau, istilah 'Rakyat Kecil' asalnya hanyalah istilah yang diada-adakan oleh orang-orang yang merasa merakyat dan membumi, sekaligus berusaha membela hak-hak rakyat?
Kecil itu dipandang dari segi apakah?
--> Jika ditimbang secara sosial, apakah ustadz dan tokoh daerah yang miskin layak termasuk rakyat kecil?
--> Jika ditimbang secara psikologis, apakah orang gila namun berharta layak termasuk rakyat kecil?
--> Jika ditimbang secara biologis, apakah siapapun keturunan ningrat, meskipun melarat, tidak termasuk rakyat kecil?
--> Jika ditimbang secara struktural kenegaraan/kemasyarakatan, apakah setiap yang menjabat sudah pasti bukan rakyat kecil, meskipun Pak RT?
--> Jika ditimbang secara edukasi, apakah mahasiswa UI bukan termasuk rakyat kecil dan mahasiswa UNTHUMU sudah pasti rakyat kecil?
Baiklah, jangan terlalu strict dalam masalah nama dan istilah. Tapi, ini sekedar mencolek ingatan bahwa orang Indonesia seringkali memakai sebuah istilah atau frase sedangkan mereka sendiri kesulitan memaknai dan membatasi maknanya.
Sekarang, bagaimana jika kita katakan:
"Sebenarnya rakyat kecil itu tidak ada. Kita semua besar. Besar dalam artian: berpotensi. Kita semua, dari pelajar, mahasiswa, bahkan hingga pemulung. Kita semua berhak menjadi besar, namun itulah kita karena merasa kecil-kecil saja. Kecil karena kita tak melihat bahwa tiap kita punya potensi besar. Kecil karena kita tidak pede dengan milik sendiri.
Jika pada diri sendiri saja tidak percaya, bagaimana mungkin percaya pada orang lain!?"
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/365130110195047
No comments:
Post a Comment