Friday, April 27, 2012

Pelajarilah Bahasa Asing

oleh Hasan Al-Jaizy


[Bahasa Asing]

[1] Jangan merasa sudah menjadi master suatu bahasa asing selama bahasa terkait masih asing.

[2] Jangan berpura-pura pintar selagi merasa bodoh. 

[3] Artinya: Ketika bertemu dengan seorang pelajar bahasa asing pemula, jangan terlalu meninggikan kemampuan diri, sehingga terlihat begitu 'master'. Namun ketika bertemu dengan seorang pelajar bahasa asing senior, tingkahnya menjadi berbeda dan 'melunak'.

[4] Bahasa adalah kunci. Kunci adalah alat. Alat adalah sarana. Sarana bukanlah tujuan. Jika begitu adanya, jangan sekedar mempelajari bahasa, tapi jadikan bahasa sebagai alat untuk mentransfer ilmu ke diri sendiri, yang kemudian diterapkan dan disebarkan demi kemajuan manusia.


 Juga untuk pemuda masa kini:

Ingin ketinggalan? Tinggalkanlah pelajaran bahasa asing, terutama English.

Karena sekarang banyak sekali pemudi yang mempelajari bahasa asin, mulai dari English, bahkan Korea [yang entah manfaatnya seberapa besar]. Tapi, at least, kuantitas peserta belajar bahasa asing didominasi oleh wanita. Pengajar juga didominasi wanita. Sekarang, pertanyaannya, ke manakah laki-laki?

Dan wanita: mereka banyak membaca, meskipun novel.

Kami lihat pria-pria banyak yang tampak bertengger hebat ketika nongkrong, ngupi, main gitar dan ngakak bersama.

Jangan heran, kelak emansipasi akan menenggelamkan pria-pria lemah dalam syahwat ilmiah. Lemah dalam syahwat ilmiah menyebabkan impotensi pekerjaan! Camkan biak-biak!


Pembahasan mengenai 'mengapa' orang yang menguasai English tampak lebih keren dibanding yang menguasai Arabic itu membutuhkan perbincangan yang cukup panjang. Menyentuh beberapa sisi, seperti sisi edukasi formal, antropologi, sosial masyarakat dan lain-lain.

Simple-nya: selama Sekularisme dan Demokrasi masih menjadi salah satu root/akar budaya bangsa ini, maka pandangan tersebut takkan berubah. Karena jika dalam satu ranah tercampur antara akar Sekuler dan akar Religius [Islam], maka akar Sekuler akan menang dan mendominasi. 

Penyebabnya adalah secara ZAHIR Sekularism menjanjikan, sementara secara BATIN Sekularism menyakitkan. Berbeda dengan religi, yang secara ZAHIR ia membosankan atau bahkan dianggap menghambat kemajuan, namun secara BATIN ia menyembuhkan dan memajukan.

Dan jika kita pelajari gerakan rumput2 lapangan, manusia sekarang lebih pragmatis dan ingin instan. Yang tampak menjanjikan, diambil. Yang tampak membosankan, ditinggalkan.

Itu penyebab utama mengapa Arabic diremehkan, sementara English diburu.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/375527562488635

No comments:

Post a Comment