Wednesday, April 11, 2012

Hari Ulang Tahun

oleh Hasan Al-Jaizy

Hari Ulang Tahun adalah hari di kala tahun-tahun sebelumnya takkan terulang kembali. Sama seperti hari biasa, yang hari kemarin atau 100 hari sebelumnya, takkan terulang kembali. Lalu, seberapa guna kau rayakan hari yang takkan terulang sebagaimana tahun sebelumnya itu?

Justru jangan bergembira sangat ketika tiba hari bertepatan tanggal lahirmu. 
Bukankah semakin bernafasmu, semakin dekat ajalmu?
Bukankah semakin banyak detikmu, semakin dekat mautmu?
Bukankah kau semakin dekat pada kematianmu?

Lalu, apa yang kau gembirakan? Apa yang kau rayakan?
Sungguh segala bingkisan tak sebanding nilai dengan
bingkisan yang berupa perut membesar dengan janin
Sungguh lilin yang kau tiup dan kue-kue tak lambangkan
cerianya dunia sambut tanggal kelahiran

Tidakkah sedihmu terbuncah kala kau ingat
bahwa maut semakin dekat
sementara amal dan kebaikan masih sedikit
yang terbuat...akankah kau tunggu ajal menghimpit???


APA?

Gembira karena diberi panjang umur?
Bersyukur karena diberi panjang umur?

Atau sekedar 'cari-alasan'? Mudah-mudahan iya.

Bersyukur pada siapa? Pada Tuhan [Allah]? Sejak kapan merayakan ul-tah itu menjadi bentuk rasa syukur? Kecuali kalau traktiran, okelah. Tapi men-traktir teman itu sebagai rasa syukur telah diberi rizki, BUKAN karena telah dipanjangkan umur. Seberapa panjang umur seorang balita? Masih pendek.

Rasa bersyukur yang tepat untuk menghargai umur dan tidak terkesan 'mencari-alasan' adalah BERUSAHA TIDAK MENYIA-NYIAKAN WAKTU. Ini dia yang sulit, bukan? Dan inilah yang sebenarnya dibutuhkan.


Palsu:

--> Mengaku2 berusaha bersyukur karena masih diberi umur, tapi kesehariannya menghabiskan umur tidak pada hal2 yang mengingatkan pada akhirat, atau setidaknya major waktunya untuk hal2 bermanfaat.

--> Mengaku2 bersyukur karena panjang umurnya, tapi merayakan rasa syukur justru dengan macam perayaan yang asalnya adalah adat-tradisi kaum yang tidak bersyukur [kufur-nikmat dan kufur-iman]. ??????

Jika dikatakan: "Tapi, tiap orang ada cara masing2 untuk bersyukur, Bung! Jangan seragamkan secara kaku!"

Jawab: "Dan tiap umat punya cara untuk bersyukur pula. Jika Islam menetapkan umatnya untuk bersyukur dengan cara memanfaatkan waktu, misalnya, ya jangan ignore hal ini dan ikut-ikutan cara dan adat umat agama lain. Jika Islam menetapkan seragam, kenapa kita lebih memilih telanjang!?"


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/363816516993073

No comments:

Post a Comment