oleh Hasan Al-Jaizy
Intinya:
[1] Jangan sengaja 'mengasingkan-diri' kemudian 'merengek' karena merasa terasingkan sembari membawa-bawa hadits 'Beruntunglah orang2 terasing'.
[2] Jangan merasa paling 'nyunnah' sendiri karena mungkin ada yang lebih 'nyunnah' sedangkan kita tak tahu bahwa itu adalah 'sunnah' hingga kita mudah mengingkari sependek fahamnya kita.
[3] Jangan ketika di saat lapang kita mencela pihak yang tak sepaham, namun ketika di masa sempit kita kembali 'merengek' meminta belas kasihan, bantuan, support, hingga sokongan dana.
[4] Istilah 'hizby' itu bersifat relatif; kadang tercela, kadang terpuji. Tergantung dari isi dan tujuan. Jika mencap suatu kelompok 'hizby' secara negatif namun serampangan [baca: men-jarh sekehendaknya], coba lihat cermin, siapa tahu ada bintik 'hizby' di muka sendiri. Tidak kelihatan? Nah, itulah problemnya, cacar di muka tak tampak, cacat orang lain begitu tampak.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/358250750882983
Intinya:
[1] Jangan sengaja 'mengasingkan-diri' kemudian 'merengek' karena merasa terasingkan sembari membawa-bawa hadits 'Beruntunglah orang2 terasing'.
[2] Jangan merasa paling 'nyunnah' sendiri karena mungkin ada yang lebih 'nyunnah' sedangkan kita tak tahu bahwa itu adalah 'sunnah' hingga kita mudah mengingkari sependek fahamnya kita.
[3] Jangan ketika di saat lapang kita mencela pihak yang tak sepaham, namun ketika di masa sempit kita kembali 'merengek' meminta belas kasihan, bantuan, support, hingga sokongan dana.
[4] Istilah 'hizby' itu bersifat relatif; kadang tercela, kadang terpuji. Tergantung dari isi dan tujuan. Jika mencap suatu kelompok 'hizby' secara negatif namun serampangan [baca: men-jarh sekehendaknya], coba lihat cermin, siapa tahu ada bintik 'hizby' di muka sendiri. Tidak kelihatan? Nah, itulah problemnya, cacar di muka tak tampak, cacat orang lain begitu tampak.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/358250750882983
No comments:
Post a Comment