oleh Hasan Al-Jaizy
Bahkan air mataku pun tak tega
tak sedia ia menjadi tinta
tuk menulis risalahku ini
tuk ingatkan kembali
betapa manisnya kamu dahulu
betapa rindunya ku padamu masa-masa itu
Aku ingin melihat Bunga
laksana Bunga yang kupernah sua
tiap dulu hari di pematang sawah tengah desa
yang bersih, baik dan penuh canda
Namun Bunga telah tiada
jiwa Bunga seakan adalah mayat di pusara
Tak kutemukan lagi arwah temanku
meski mimpi pun enggan muncul demi aku
Jikalau Bunga tahu
apa yang tiap hari pada Ia ku mengadu
selalu ada bait-bait berisi mohonku
agar Ia kembalikan Bunga padaku
seperti Bunga dahulu...
meski...itu tak mungkin...
Bahkan air mataku pun tak tega
tak sedia ia menjadi tinta
tuk menulis risalahku ini
tuk ingatkan kembali
betapa manisnya kamu dahulu
betapa rindunya ku padamu masa-masa itu
Aku ingin melihat Bunga
laksana Bunga yang kupernah sua
tiap dulu hari di pematang sawah tengah desa
yang bersih, baik dan penuh canda
Namun Bunga telah tiada
jiwa Bunga seakan adalah mayat di pusara
Tak kutemukan lagi arwah temanku
meski mimpi pun enggan muncul demi aku
Jikalau Bunga tahu
apa yang tiap hari pada Ia ku mengadu
selalu ada bait-bait berisi mohonku
agar Ia kembalikan Bunga padaku
seperti Bunga dahulu...
meski...itu tak mungkin...
No comments:
Post a Comment