oleh Hasan Al-Jaizy
Apakah kita tidak MALU?
'Saya sudah lama tahu itu, sejak tahun sekian dan sekian'
'Oh, itu mah pelajaran kita waktu masih ...... sekitar tahun ....'
Apa tidak malu, ketika kita mengatakan hal-hal di atas [tanpa diminta]? Perkataan semacam itu sebenarnya berbau kesombongan dan pamer. Dan rata2 orang sombong dan pamer memang tak kenal malu.
Kita semua tidak perlu cerita BERAPA TAHUN, BERAPA LAMA pembelajaran atau ilmu yang dipelajari, tapi MANA HASIL dari semua itu???
Ini dia...ini dia yang harus diobati dari diri kita semua...semua.
Apakah kita perlu MALU?
Betapa banyak kita melihat sebagian mengikrarkan: 'Di pondok pesantren ini saya belajar kitab ini-itu-ini-itu, saya juga menghafal matan ini nadzom itu, kita dulu menghafal semua hadits di kitab ini-itu.'
Sekarang, mana hasil dari hafalan itu? Mana perkembangan dari itu semua? Tidak ada. Yang ada hanya 'pamer-kenangan'. Nah, apakah kita ga malu?
Sementara ada anak muda, yang baru kenal ilmu tertentu, namun ia tekun dan berusaha mempraktekkan, menganalisa secara mendalam dan MENGEMBANGKANNYA. Dan akhirnya ia LEBIH BAIK dibanding orang yang terasa hebat ketika ia 'pamer-kenangan'!
Ibrah-nya BUKAN kita lulusan mana, atau kuliah di mana, atau anak siapa. Tapi di: apa hasil dari semua itu? Jika cuma itu-itu saja, lalu apa gunanya semua itu?
Sembuhkan
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/399522376755820
Apakah kita tidak MALU?
'Saya sudah lama tahu itu, sejak tahun sekian dan sekian'
'Oh, itu mah pelajaran kita waktu masih ...... sekitar tahun ....'
Apa tidak malu, ketika kita mengatakan hal-hal di atas [tanpa diminta]? Perkataan semacam itu sebenarnya berbau kesombongan dan pamer. Dan rata2 orang sombong dan pamer memang tak kenal malu.
Kita semua tidak perlu cerita BERAPA TAHUN, BERAPA LAMA pembelajaran atau ilmu yang dipelajari, tapi MANA HASIL dari semua itu???
Ini dia...ini dia yang harus diobati dari diri kita semua...semua.
Apakah kita perlu MALU?
Betapa banyak kita melihat sebagian mengikrarkan: 'Di pondok pesantren ini saya belajar kitab ini-itu-ini-itu, saya juga menghafal matan ini nadzom itu, kita dulu menghafal semua hadits di kitab ini-itu.'
Sekarang, mana hasil dari hafalan itu? Mana perkembangan dari itu semua? Tidak ada. Yang ada hanya 'pamer-kenangan'. Nah, apakah kita ga malu?
Sementara ada anak muda, yang baru kenal ilmu tertentu, namun ia tekun dan berusaha mempraktekkan, menganalisa secara mendalam dan MENGEMBANGKANNYA. Dan akhirnya ia LEBIH BAIK dibanding orang yang terasa hebat ketika ia 'pamer-kenangan'!
Ibrah-nya BUKAN kita lulusan mana, atau kuliah di mana, atau anak siapa. Tapi di: apa hasil dari semua itu? Jika cuma itu-itu saja, lalu apa gunanya semua itu?
Sembuhkan
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/399522376755820
No comments:
Post a Comment