oleh Hasan Al-Jaizy
Status yang paling MEMICU 'riya', 'sum'ah' dan 'ujub' picuan tingkat tinggi adalah status yang kira-kira bermakna:
"Afwan, ana mau menutup akun ini."
"Kira-kira apa pendapat antum sekalian jika ana berhenti dari FB!?"
Meskipun awalnya [mungkin] penulis status tersebut sama sekali tak meniatkan macam2, namun yang terjadi adalah bertaburnya komentar2:
==> "Ya akhii/ukhtii, jangan tinggalkan kami"
==> "Ana kenal antum baik. Mohon bla bla bla"
==> "Antum adalah orang ter[sifat2 terpuji] di FB yang pernah ana kenal"
==> ....dan pujian2 lainnya
Status yang paling MEMICU 'riya', 'sum'ah' dan 'ujub' picuan tingkat tinggi adalah status yang kira-kira bermakna:
"Afwan, ana mau menutup akun ini."
"Kira-kira apa pendapat antum sekalian jika ana berhenti dari FB!?"
Meskipun awalnya [mungkin] penulis status tersebut sama sekali tak meniatkan macam2, namun yang terjadi adalah bertaburnya komentar2:
==> "Ya akhii/ukhtii, jangan tinggalkan kami"
==> "Ana kenal antum baik. Mohon bla bla bla"
==> "Antum adalah orang ter[sifat2 terpuji] di FB yang pernah ana kenal"
==> ....dan pujian2 lainnya
Iya kah???
Ya, itu yang paling memicu; namun bukan satu-satunya pemicu. Karena itulah, selayaknya kita:
jika suka, mengagumi dan senang akan sesuatu yang dijulurkan orang, kalau bisa tahan kalimat-kalimat pujian; terlebih jika dituturkan secara berlebihan. Lebih baik mencukupkan diri pada doa saja, entah di ketidaktahuannya atau di hadapannya.
Karena kalbu berasal dari Arabic: قلب yang maknanya adalah 'berbalik'.
Bisa jadi, orang yang tadinya tulus memberimu, kalbunya akan terfitnah dengan pujian-pujian darimu.
Bisa jadi, kamu yang tadinya mengagumi dan memuji [terlebih jika berlebihan], tiba-tiba berbalik mencela, karena melihat aib dan cela darinya.
Maka, lebih baik doakan bagi orang-orang yang berbuat baik. At least, kalimat Jazzakallahu khaira; karena itu adalah sunnah Nabi. Doakan juga keberkahan baginya, semoga kebaikannya bermanfaat dan istiqamah baginya.
Ya, itu yang paling memicu; namun bukan satu-satunya pemicu. Karena itulah, selayaknya kita:
jika suka, mengagumi dan senang akan sesuatu yang dijulurkan orang, kalau bisa tahan kalimat-kalimat pujian; terlebih jika dituturkan secara berlebihan. Lebih baik mencukupkan diri pada doa saja, entah di ketidaktahuannya atau di hadapannya.
Karena kalbu berasal dari Arabic: قلب yang maknanya adalah 'berbalik'.
Bisa jadi, orang yang tadinya tulus memberimu, kalbunya akan terfitnah dengan pujian-pujian darimu.
Bisa jadi, kamu yang tadinya mengagumi dan memuji [terlebih jika berlebihan], tiba-tiba berbalik mencela, karena melihat aib dan cela darinya.
Maka, lebih baik doakan bagi orang-orang yang berbuat baik. At least, kalimat Jazzakallahu khaira; karena itu adalah sunnah Nabi. Doakan juga keberkahan baginya, semoga kebaikannya bermanfaat dan istiqamah baginya.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/409235195784538
No comments:
Post a Comment