Tuesday, June 19, 2012

Bina

oleh Hasan Al-Jaizy

Seringkali kita berkata atau menulis yang dalam kalimat terkata atau tertulis ada kata: 'Membina'. Sebenarnya apa arti atau makna dari 'membina'? Apakah setiap dari kita memahami kata tersebut dengan baik?

Just simple. Bina berasal dari bahasa Arab, yaitu Binaa' [بِناء] yang artinya adalah 
1. 'bangunan' jika dimaknai dengan objeknya [yang terbangun], atau
2. 'pembangunan' jika dimaknai dengan perbuatannya.

Berarti: Membina adalah membangun.


Beberapa penggunaan kata BINA yang sering kita ucapkan/tulis/baca:

1. "Binaraga". Bina: Membangun. Raga: Badan/Jasad. Berarti: Membangun Badan. Maksud tambahan: Membentuk sebuah badan yang atletis dengan cara tertentu, entah dengan tujuan murni untuk kesehatan atau lainnya.

2. "Membina persatuan." Yaitu membangun persatuan. Karena tiap individu dan kelompok memiliki karakteristik dan perbedaan. Jika tiap2 tak memiliknya, maka tidak mungkin ada individu dan kelompok. Dan membangun persatuan sebenarnya adalah majas; kiasan seperti membangun bangunan. Ia memerlukan langkah, metode dan waktu. Tidak secara pragmatis dan dramatis terjadi dan terbangun begitu saja. Tidak ada kuli dapat membangun 1000 candi dalam semalam, bukan?


3. "Membina umat." Yaitu membangun umat. Yang ini tidak mesti bermakna 'membangun persatuan umat'. Karena terkadang pembangunan umat sekedar dengan suapan teori dan propaganda menurut para tokoh dan pemuka saja; tanpa membuka fikiran dan menyempitkannya. Seperti pemimpin majelis yang berusaha membangun member majelis hanya dengan pandangan sepihak. 

Gambaran positif: Ketika seorang istri melahirkan seorang anak, maka itu adalah langkah awal dalam membina umat. Yang berselang tahun-tahun kemudian jumlah anak bertambah, maka frase 'membina umat' cocok bagi pasutri [pasangan Edi Supono dan Fitri]. Bisa juga dengan 'Membina keluarga'.

Dan lainnya:

"Membina cinta"
"Membina persaudaraan"
"Membina kerjasama"
"Bina Tang"
dll


Ada juga 'membina/membangun' yang konyol.

Yaitu membina benteng cinta bagi orang2 yang kasmaran dalam kepalsuan.

Lihat saja gadis-gadis bermerk ababil itu. Ketika baru ditembak kemarin, hari ini ia tak henti berkata: "Aq ga pernah nemuin cowk seromantis km" "Aq cyng km" "CeMuNgUdH...CeMuNgUdH...ea kAkA"

Lalu berbulan berlalu, ketika si jejaka sudah merasa bosan, atau aib masing2 sudah terketahui, putuslah hubungan. Si ababil berbalik berkata: "Dasar cowok munafik!" "Dasar buaya!" "Gue nyesel pacaran ma loe!"

Ababil di sini mencakup segala umur dan segala jenjang. Bisa saja dari segi umur ia bukan teenager, berumur 20 ke atas tapi masih ngababil dengan kepalsuan. Atau jenjangnya bukan SMP-SMU, melainkan mahasiswa atau SARJANA, tapi mulut dan bahasa SMS nya lebih palsu dari kotoran keledai dibungkus daun pisang.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/405824689458922

No comments:

Post a Comment