oleh Hasan Al-Jaizy
Heran, kan?
Ada orang yang sejak kecil belajar kitab-kitab, sekolah di pesantren, kuliah agama, namun ENGGAN banyak bicara mengenai ustadz2 sebelah, tidak hendak berdiskusi dengan orang tentang siapa fulan siapa fulan. Konsentrasinya hanyalah ILMU dan BAGAIMANA mengembangkan ilmunya.
Saya kenal beberapa teman seperti ini. Tidak peduli mereka ini hasil didikan pondok mana; namun sungguh jelas di hayatnya tertera simbol ilmu.
Contoh di atas saya kagumi dan berharap bisa se-istiqomah dia.
Dibanding beberapa ikhwah yang saya kenal mereka mengklaim berjalan di atas sunnah sementara hobinya ngobrol ngalor-ngidul soal ikhtilaf, perpecahan, majelis seberang dll, giliran wacana ilmiah mereka justru ngorok. Lalu ngelindur sambil berkata: "Manhaj salaf adalah manhaj yang haq"
Indeed it's right. Namun manhaj salaf bukan manhaj ngobrol-ngerumpi-ngegosipin orang, kan? Apalagi kalau ga ada juntrungannya!? Apalagi kalau dia BENAR-BENAR TAHU bahwa secara terus-menerus takkan memberi solusi dan takkan memperbaiki!!!
Ahli Biografi...
Pernah beberapa kali kita coba 'ngikuti' alias 'titeni' beberapa diskusi mereka semacam di atas. Sepertinya mahir dan pintar sekali, maklumat mengenai ustadz2 fulan, akun2 fulan, manhajiyyah fulan, siapa gurunya, apa status2nya yang patut di-copas dan dikritisi....kelihatan mahir sekali. Kita yang sekedar menonton, sejujurnya sangat menyayangkan diri sendiri: mengapa kita menyiakan waktu membaca beginian yang sejatinya adalah 'kosong' dan tak ada akhirnya, sementara ilmu Ushul Fiqh rontok sebagian, ilmu Fiqh berceceran dan perlu dipungut kembali, kitab-kitab lama mulai disarang-laba-laba-kan, plus Al-Qur'an mulai berdebu.
Pembaca saja merasa begitu, kok mereka yang berdiskusi ga merasa? Ya iyalah; kan mereka pelakunya...pemain merasa seru...nyerang tak henti tapi ga gol-gol. Penonton males jadinya. Masih ada jobs and tasks yang kudu diberesin di rumah.
Seperti kata Ust Badrussalam, 'Ya karena negara kita kan orang2nya suka ngegosip. Dan ngegosip ustadz itu lebih enak dibanding ngegosip orang biasa.'
Ngegosip akun ustadz atau akun orang yang kontroversial itu lebih enak dibanding ngegosip akun biasa. Lebih enak lagi kalau ketemu kesalahannya, lalu diperbincangkan di grupnya...dengan nama 'Diskusi'....Omong kosong! Itu kerjaanmu saja yang lagi nyari kerjaan. Diskusikan kesalahan-kesalahanmu saja dulu di atas sejadah.
Diskusi tentang hadits ini dan itu beribu x jauh lebih baik daripada diskusi tentang kesalahan2 fulan atau ustadz fulan. Ngerasa ga ketika kita 'diskusi' tentang kesalahan dia dan dia itu bisa merontokkan banyak ilmu? Ga ngerasa mesti...wong merasa diskusinya berada dalam kebenaran koq. [Orang yang merasa benar, ya ga bakal ngerasa salah jika 'dibenarkan'. Mirip dengan pelaku bid'ah tingkat kabupaten]
Wong bikin makalah sedikit tentang hukum mandi junub aja ga bisa...kok bikin makalah, dokumenter dan biografi orang yang pengen dighibahi malah bisa!?
Go back to your school, buddy...You really become reterded as you had been before you studied.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/406222836085774
Heran, kan?
Ada orang yang sejak kecil belajar kitab-kitab, sekolah di pesantren, kuliah agama, namun ENGGAN banyak bicara mengenai ustadz2 sebelah, tidak hendak berdiskusi dengan orang tentang siapa fulan siapa fulan. Konsentrasinya hanyalah ILMU dan BAGAIMANA mengembangkan ilmunya.
Saya kenal beberapa teman seperti ini. Tidak peduli mereka ini hasil didikan pondok mana; namun sungguh jelas di hayatnya tertera simbol ilmu.
Contoh di atas saya kagumi dan berharap bisa se-istiqomah dia.
Dibanding beberapa ikhwah yang saya kenal mereka mengklaim berjalan di atas sunnah sementara hobinya ngobrol ngalor-ngidul soal ikhtilaf, perpecahan, majelis seberang dll, giliran wacana ilmiah mereka justru ngorok. Lalu ngelindur sambil berkata: "Manhaj salaf adalah manhaj yang haq"
Indeed it's right. Namun manhaj salaf bukan manhaj ngobrol-ngerumpi-ngegosipin orang, kan? Apalagi kalau ga ada juntrungannya!? Apalagi kalau dia BENAR-BENAR TAHU bahwa secara terus-menerus takkan memberi solusi dan takkan memperbaiki!!!
Ahli Biografi...
Pernah beberapa kali kita coba 'ngikuti' alias 'titeni' beberapa diskusi mereka semacam di atas. Sepertinya mahir dan pintar sekali, maklumat mengenai ustadz2 fulan, akun2 fulan, manhajiyyah fulan, siapa gurunya, apa status2nya yang patut di-copas dan dikritisi....kelihatan mahir sekali. Kita yang sekedar menonton, sejujurnya sangat menyayangkan diri sendiri: mengapa kita menyiakan waktu membaca beginian yang sejatinya adalah 'kosong' dan tak ada akhirnya, sementara ilmu Ushul Fiqh rontok sebagian, ilmu Fiqh berceceran dan perlu dipungut kembali, kitab-kitab lama mulai disarang-laba-laba-kan, plus Al-Qur'an mulai berdebu.
Pembaca saja merasa begitu, kok mereka yang berdiskusi ga merasa? Ya iyalah; kan mereka pelakunya...pemain merasa seru...nyerang tak henti tapi ga gol-gol. Penonton males jadinya. Masih ada jobs and tasks yang kudu diberesin di rumah.
Seperti kata Ust Badrussalam, 'Ya karena negara kita kan orang2nya suka ngegosip. Dan ngegosip ustadz itu lebih enak dibanding ngegosip orang biasa.'
Ngegosip akun ustadz atau akun orang yang kontroversial itu lebih enak dibanding ngegosip akun biasa. Lebih enak lagi kalau ketemu kesalahannya, lalu diperbincangkan di grupnya...dengan nama 'Diskusi'....Omong kosong! Itu kerjaanmu saja yang lagi nyari kerjaan. Diskusikan kesalahan-kesalahanmu saja dulu di atas sejadah.
Diskusi tentang hadits ini dan itu beribu x jauh lebih baik daripada diskusi tentang kesalahan2 fulan atau ustadz fulan. Ngerasa ga ketika kita 'diskusi' tentang kesalahan dia dan dia itu bisa merontokkan banyak ilmu? Ga ngerasa mesti...wong merasa diskusinya berada dalam kebenaran koq. [Orang yang merasa benar, ya ga bakal ngerasa salah jika 'dibenarkan'. Mirip dengan pelaku bid'ah tingkat kabupaten]
Wong bikin makalah sedikit tentang hukum mandi junub aja ga bisa...kok bikin makalah, dokumenter dan biografi orang yang pengen dighibahi malah bisa!?
Go back to your school, buddy...You really become reterded as you had been before you studied.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/406222836085774
No comments:
Post a Comment