Tuesday, June 19, 2012

Baktimu Menawar Berkah

oleh Hasan Al-Jaizy

Risalah penting bagi yang kedua orang tuanya masih hidup. Kalimat yang layak dijadikan bahan renungan dari Syaikh Sa'd Al-Buraik -hafidzahullah-:

وما من عملٍ أسرع من أن يرى الإنسان بركته في الدنيا مثل بر الوالدين، وصلة الرحم

"Tidaklah dari amalan yang BERKAHnya paling cepat terlihat di dunia, seperti berbakti pada kedua orang tua dan menyambung tali rahim."

وما من عملٍ أسرع من أن يرى الإنسان شؤمه وعقوبته في الدنيا مثل: عقوق الوالدين، وقطيعة الرحم

"Tidaklah dari amalan yang HUKUMANnya paling cepat terlihat di dunia, seperti durhaka pada kedua orang tua dan memutus tali rahim."


Seperti:

[1] Seorang anak muda yang berusaha memuliakan kedua orangtuanya, menutupi aib dan menahan emosi atas kekurangan keduanya, bersabar, berusaha berbakti dan ketika ada rizki dari Allah berupa harta, ia sisihkan untuk keduanya. Biarpun kiranya ilmu anak ini tak seberapa banyak, amalan tak seberapa besar, kontribusi pada umat tak semegah anak lain, Allah akan mengangkat derajat anak seperti ini dan memberinya keberkahan dalam hidup. 

Bisa jadi, orang-orang yang sukses perniagaannya dan tampak berkah meski minim ilmu agama, disebabkan bakti mereka pada orang tua.

Bisa jadi, ustadz2 yang kita kagumi, juga para Syaikh, yang dikabarkan dulunya hanyalah orang desa dan buta warna dunia, kini bisa sehebat itu dan jelas terkira berkah ilmunya, disebabkan bakti mereka pada orang tua.


Seperti:

[2] Seorang anak muda bekerja mencari penghasilan, atau bahkan ia menambah kebaikan untuk dirinya dengan mempelajari ilmu agama dan berusaha mendalami, namun ternyata kesehariannya pada orang tua adalah seperti harimau bertemu dengan kijang. Menggarang dan berlisan seperti belati terbang yang siap menebas hati-hati yang mengharap kebaktian. Lalu Allah hinakan ia secepatnya. Yang terperih adalah kegundahan hati, lalu diiringi pengkhianatan teman-temannya, ditambah manusia yang memandangnya jelek meski berilmu; meskipun manusia tak tahu ia menghinakan kedua orang tuanya. Namun Allah memiliki balasan yang perih pedihnya.

Bisa jadi, bertahun-tahun seseorang menimba ilmu agama namun berujung pada NOL, disebabkan oleh kedurhakaannya pada orang tua.

Bisa jadi, orang2 yang tadinya kita kagumi, tiba2 terhinakan begitu saja dalam sekejap, disebabkan kedurhakaannya pada orang tua.

Dan terburuknya adalah jika kesehariannya adalah pengasingan dan kedurhakaan.


Ada sebuah cerita nyata:

Seorang anak laki-laki yang sangat sangat durhaka pada kedua orang tuanya; karena sejak kecil TIDAK DIDIDIK. Tiap hari ia membenci segala yang dilakukan keduanya. Namun ia selalu menguras harta keduanya.

Suatu hari, sebelum ia berangkat pergi dengan motornya [dan betapa adanya sejumlah anak muda yang durhaka pada orang tua karena motor atau HP], ia marah pada ibunya perihal sesuatu yang mungkin saja sepele, hingga terlisankan kalimat: "Anj*ng lo!" lalu berlalu pergi.

Dan tak beberapa lama, sang ibu mendapat kabar anaknya ini kecelakaan di jalan. Yang saya ketahui [dari cerita], kedua telapak kaki anak tersebut patah. Yang tersisa hanya tulang kering yang membuntu...

Cerita nyata...


Dan ayat yang terlalaikan oleh banyak anak:

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً

"Dan Rabb-mu memerintahkanmu agar kamu tidak menyembah kecuali hanya padanya dan berbuat baik kepada kedua orang tua." [Q.S.Al-Isra: 23]

Kalimat dari Syaikh Shalih Al-Maghamsy -hafidzahullah-:

إن برك بأمك أو بأبيك خير لك من ألف محاضرة تحضرها؛ لأن ذلك أمر أوجبه الله

"Jika engkau berbakti kepada ibu atau bapakmu, itu lebih baik bagimu dari SERIBU muhadharah [kajian] yang engkau hadiri; karena berbakti itu adalah perkara yang diwajibkan oleh Allah."


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/405843352790389

No comments:

Post a Comment