Wednesday, June 6, 2012

Lafadz INNAMA

oleh Hasan Al-Jaizy

Para ulama atau fuqaha membahas juga awal kata dalam hadits yang sangat agung ini, yaitu lafadz 'innamaa'. Mungkin bagi sebagian kita perkara ini remeh, kecil dan tidak perlu dibahas panjang. Namun, bagi ahlu al-ilm dan para researcher, perkara ini tidaklah remeh; karena memiliki kepentingan tersendiri dalam memahami teks-teks ayat atau hadits. Berangkat dari kenyataan bahwa bahasa Arab adalah salah satu alat terpenting dalam memahami nash syar'i [Al-Qur'an dan As-Sunnah] yang tidak bisa berlepas sedikitpun dengannya, maka kami akan memberikan penjelasan tentang lafadz innamaa dengan nukilan-nukilan ilmiah dari kitab2 para ulama.

PERMASALAHAN PERTAMA

Pertanyaan: "Apakah lafadz INNAMA dimaksudkan sebagai AL-HASHR [Pembatasan]?"

Jawaban:
Dasarnya lafadz Innamaa dimaksudkan sebagai hashr [حصر] yaitu pembatasan [limitation]. Ini adalah madzhab Jumhur ulama bahasa dan Ushul Fiqh. Jika ada maksud lain, maka itu adalah untuk mubaalaghah [مبالغة ] yaitu berlebihan [overstatement].

Sebagaimana yang Imam Ar-Raazy katakan:

"Bahwasanya kata 'INNA' [إن ] bermakna itsbat [penetapan / konfirmasi / affirmasi] dan 'MA' bermakna nafy [penafian / peniadaan / denial]. Maka ketika bergabung keduanya [penetapan dan penafian], harus ada yang tetap tinggal salah satu dari keduanya. Maka kita penggabungan keduanya menjadi al-hashr [pembatasan]." [Al-Mahshuul: 1/538]

Ibnu Daqiiq Al-Iid mendefiniskan kata Al-Hashr [pembatasan] dengan:

إثبات الحكم في المذكور ونفيه عما عداه 

"Menetapkan hukum pada apa yang tersebut [dalam kalimat setelahnya] dan menafikan/meniadakan apa yang selainnya." [Ihkaamul Ahkaam: 1/11]


Kemudian:

Kemudian, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimiin menerangkan dengan baik dan gamblang hal ini dengan contoh yang mudah:

"Penerapan metode Al-Hashr [pembatasan] seperti ini:

Kamu mengatakan [زيد قائم] 'zaidun qaaimun' yang artinya 'zaid berdiri', maka tidak terkandung dalam kalimat tersebut makna pembatasan [karena tidak ada alat pembatas, seperti 'innamaa']. 

Namun jika kamu katakan: [إنما زيد قائم] 'INNAMAA zaidun qaaimun' yang artinya 'sesungguhnya Zaid berdiri', maka terkandung makna pembatasan. Difahami bahwa tidaklah ia berbuat apapun KECUALI berdiri." [Syarh Al-Arba'iin An-Nawawiyyah: 10]


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/399210196787038

1 comment: