oleh Hasan Al-Jaizy
Ketika kita berusaha dakwah di Facebook, mereka sebut: "Ustadz Pesbuk"
Ketika kita berusaha dakwah di Twitter, mereka sebut: "Dai Twitter"
Ketika kita berusaha belajar agama di Internet, mereka sebut: "Murid Syaikh Google"
Ketika kita menjadi guru di sekolahan, mereka sebut: "Pak Guru!" [maksud mengejek]
Bagi mereka, ilmu agama cuma boleh dibicarakan dan dipelajari di masjid, mushalla dan pesantren. Mereka tak henti merangkai stempel-stempel bagi orang yang berusaha menyeru pada kebaikan, sementara mereka sendiri kerjanya apa? Dunia.
Jikalau ternyata mereka adalah pemimpin2 majelis, dosen2 atau apalah namanya, namun mengejek sejadi-jadinya, rupanya kesombongan adalah lalapan mentah sehari-hari.
Keledai tak pernah tahu dirinya dianggap bodoh oleh banyak orang; meskipun ia adalah pemimpin pasukan keledai.
Ketika kita berusaha dakwah di Facebook, mereka sebut: "Ustadz Pesbuk"
Ketika kita berusaha dakwah di Twitter, mereka sebut: "Dai Twitter"
Ketika kita berusaha belajar agama di Internet, mereka sebut: "Murid Syaikh Google"
Ketika kita menjadi guru di sekolahan, mereka sebut: "Pak Guru!" [maksud mengejek]
Bagi mereka, ilmu agama cuma boleh dibicarakan dan dipelajari di masjid, mushalla dan pesantren. Mereka tak henti merangkai stempel-stempel bagi orang yang berusaha menyeru pada kebaikan, sementara mereka sendiri kerjanya apa? Dunia.
Jikalau ternyata mereka adalah pemimpin2 majelis, dosen2 atau apalah namanya, namun mengejek sejadi-jadinya, rupanya kesombongan adalah lalapan mentah sehari-hari.
Keledai tak pernah tahu dirinya dianggap bodoh oleh banyak orang; meskipun ia adalah pemimpin pasukan keledai.
No comments:
Post a Comment