oleh Hasan Al-Jaizy
Ibu saya, seorang Pakar Ilmu Kekeluargaan, berkata:
"Nanti kalau sudah jadi bapak beranak, sejak kecil turut gendong, asuh, pelihara, peluk, cium dan sebagainya. Segalak-galak bapak, jika semenjak kecil dekat dengan anak seperti itu, hingga besar si anak akan mengingat."
Cerita tentang seorang ustadz yang masyhur di Indonesia. Ia memiliki banyak anak. Ia adalah seorang bapak yang sangat galak, entah di rumah, entah di medan dakwah. Namun ia justru adalah seorang bapak yang sangat rahim terhadap anak-anaknya. Sejak kecil ia turut mendekati anaknya. Seringkali keluarga diajak tamasya ke suatu tempat; bahkan ia mengharuskan beberapa anak lelakinya untuk bisa mengendarai mobil. Anak-anak lelakinya berjenggot lebat lebat, seperti beliau. Keakraban itu tak terhalang oleh jenggot. [Tidak seperti sebagian ikhwah yang keakrabannya terhalang oleh jenggot]
Kau tahu siapa dia?
Dia adalah Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas -semoga Allah menjaganya dan keluarganya, menjadikan mereka dalam barisan hamba-hamba-Nya yang shalih-
[Silahkan ganti kata 'ia' menjadi 'beliau']
Karena...
Sungguh ada bapak-bapak yang terlalu lelaki. Ego menggunung, ketidakpedulian begitu pekat. Sejak kecilnya anak enggan mengakrabkan diri; segala urusan pemeliharaan diserahkan pada istri. Sejak kecilnya anak, ia acuh tak hendak mengajak tamasya atau sekedar pergi ke tempat-tempat indah bersama keluarga.
Maka, tak heran...
ketika anak sudah besar, kecanggungan terjadi. Anak-anak begitu dekat pada ibunya dan jauh dari bapaknya.
Maka, jadilah bapak-bapak yang bertanggung jawab dan mengasihi.
Calon ibu teruntuknya...
Juga, untuk calon ibu, jadilah ibu yang tidak MANJA dalam segi yang tidak layak baginya untuk bermanja. Betapa banyak sekarang gadis-gadis [masih sekolah atau mahasiswa] yang tidak mampu memasak, gengsi ketika diajak ibunya belajar belanja di pasar biasa, hanya mau ke mall, hanya mau makan di resto [jika makan di luar] atau cafe, hanya ingin berpakaian indah ketika keluar sementara di dalam rumah ia adalah seburuk-buruk makhluk berbentuk...
Gadis-gadis tak terdidik baik seperti di atas...layakkah dididik suami yang baik dan soleh?
Sementara banyak sekali gadis-gadis yang lisannya ucapkan harapan agar mendapat suami yang saleh, dan rupanya diri mereka sendiri keluar rumah sudah mirip pelacur-pelacur hotel bintang lima.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/404618916246166
Ibu saya, seorang Pakar Ilmu Kekeluargaan, berkata:
"Nanti kalau sudah jadi bapak beranak, sejak kecil turut gendong, asuh, pelihara, peluk, cium dan sebagainya. Segalak-galak bapak, jika semenjak kecil dekat dengan anak seperti itu, hingga besar si anak akan mengingat."
Cerita tentang seorang ustadz yang masyhur di Indonesia. Ia memiliki banyak anak. Ia adalah seorang bapak yang sangat galak, entah di rumah, entah di medan dakwah. Namun ia justru adalah seorang bapak yang sangat rahim terhadap anak-anaknya. Sejak kecil ia turut mendekati anaknya. Seringkali keluarga diajak tamasya ke suatu tempat; bahkan ia mengharuskan beberapa anak lelakinya untuk bisa mengendarai mobil. Anak-anak lelakinya berjenggot lebat lebat, seperti beliau. Keakraban itu tak terhalang oleh jenggot. [Tidak seperti sebagian ikhwah yang keakrabannya terhalang oleh jenggot]
Kau tahu siapa dia?
Dia adalah Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas -semoga Allah menjaganya dan keluarganya, menjadikan mereka dalam barisan hamba-hamba-Nya yang shalih-
[Silahkan ganti kata 'ia' menjadi 'beliau']
Karena...
Sungguh ada bapak-bapak yang terlalu lelaki. Ego menggunung, ketidakpedulian begitu pekat. Sejak kecilnya anak enggan mengakrabkan diri; segala urusan pemeliharaan diserahkan pada istri. Sejak kecilnya anak, ia acuh tak hendak mengajak tamasya atau sekedar pergi ke tempat-tempat indah bersama keluarga.
Maka, tak heran...
ketika anak sudah besar, kecanggungan terjadi. Anak-anak begitu dekat pada ibunya dan jauh dari bapaknya.
Maka, jadilah bapak-bapak yang bertanggung jawab dan mengasihi.
Calon ibu teruntuknya...
Juga, untuk calon ibu, jadilah ibu yang tidak MANJA dalam segi yang tidak layak baginya untuk bermanja. Betapa banyak sekarang gadis-gadis [masih sekolah atau mahasiswa] yang tidak mampu memasak, gengsi ketika diajak ibunya belajar belanja di pasar biasa, hanya mau ke mall, hanya mau makan di resto [jika makan di luar] atau cafe, hanya ingin berpakaian indah ketika keluar sementara di dalam rumah ia adalah seburuk-buruk makhluk berbentuk...
Gadis-gadis tak terdidik baik seperti di atas...layakkah dididik suami yang baik dan soleh?
Sementara banyak sekali gadis-gadis yang lisannya ucapkan harapan agar mendapat suami yang saleh, dan rupanya diri mereka sendiri keluar rumah sudah mirip pelacur-pelacur hotel bintang lima.
http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/404618916246166
No comments:
Post a Comment