Friday, June 8, 2012

Aswaja Layak Bersyukur

oleh Hasan Al-Jaizy

Sebagian warga Nahdlah seharusnya bersyukur atas keberadaan Salafi-Wahabi; karena dengan bertubi kritisasi dari SW kepada beberapa pemikiran mereka [terutama berkaitan dengan masalah Heresy], membuat sebagian warga kembali sadar bahwa mereka harus banyak membuka referensi dan turats. Itu adalah suatu gejala positif [sunda: positip]

Hal ini toh diakui beberapa individu hasil didikan An-Nahdlah. Tidak mengakui? Setidaknya, pura-pura lah tidak mengakui.

Begitu juga dengan beberapa warga SW; kritis itu boleh...bagus malah, jika itu ada manfaat yang membangun. Tapi, bibir tetap tersungging senyum dalam keseharian. Perkara ia telah melakukan heretic [selama bukan yang berbau kufur] itu sebaiknya tidak dijadikan topik di setiap detik setiap hari setiap masa. Ada masa-masanya juga kita saling merapat dan berjabat tangan.


Kalau ada yang bilang:
"Bubarkan Nahdlah! Penyebar heretics!"

Justru saya juga bisa katakan:
"Nahdlah itu besar dan andilnya juga besar. Yang ada, pengajianmu yang umurnya masih muda dan belum besar yang justru bakal dibubarkan."

Jika memang titik tengah itu ada, kenapa kita harus memaksakan diri melengsong kanan atau kiri? Bukankah keseimbangan itu ada di tengah? Bukankah fanatisme dan extrimisme itu ada di sisi-sisi?


Tuntutan ilmiah seperti ini setidaknya membangun raghbah, hasrat dan kecemburuan ilmiah dengan membuka kembali kitab2. Meskipun terkadang membuka-buka kitab untuk mencari-cari 'pembenaran', bukan 'kebenaran' atau spesifiknya: 'pembenaran untuk kelompok sendiri' bukan 'kebenaran untuk semua'.

Tapi, sudah patut disyukuri ada gerakan membuka-buka kitab. Karena semakin habis waktu membuka kitab, semakin sedikit waktu untuk berteriak. Semakin sedikit waktu untuk berteriak, semakin minimal pertengkaran yang 'tak-ilmiah'.


http://www.facebook.com/hasaneljaizy/posts/401189786589079

No comments:

Post a Comment